Karina terlihat antusias pergi ke sekolah baru, dia sampai tak menyadari pertengkaran orangtua nya yang dimulai dari subuh dini hari itu. Gadis itu baru saja mengganti gaya rambutnya, sedikit pendek, sekitaran sebahu lah.
Meraih dua roti untuk diletakkan di atas pan panas, dia ga tau seberapa lama dia bisa sekolah disana. Semoga sedikit lebih lama, dia ga yakin sih. Tapi biarlah dia senang dengan pikirannya, sudah lama Karina menjadi mandiri. Tak ada yang menanyakan ini itu, hanya dia yang waras dirumah itu. Sedikit beruntung karena ga punya adik dan jadi anak tunggal, kalau ada pasti dia juga kebingungan.
Mengoleskan selai kacang diatas roti panas itu, dia sedikit terjengkat karena bunyi keras dari kaca yang pecah. Kali sebuah vas bunga, pelipis Papa berdarah, dan Mama ditampar. Bulatan dari vas bunga itu menggelinding di kakinya, gadis itu menghela.
Karina bangkit, dia ga selera lagi. Membuang rotinya yang belum ia gigit sama sekali, waktu nya pergi sekolah.
Karina melihat gadis itu yang murung, dia beralih. Dia di letakkan di Gedung C, duduk di bangku seseorang yang tak lama berhenti dari sekolah. Membosankan, dia pikir akan dapat teman. Tapi tak ada yang heran dengan dirinya.
Karina menghela lelah, matanya menelisik jendela. Duduk di dekat jendela ternyata ga terlalu menganggu pelajaran, dulu dia selalu beralasan kalau duduk di dekat jendela itu bisa kena panas, mengganggu dan sebagainya. Tapi ternyata biasa saja, guru nya keluar.
Karina menumpu dagu, atensinya teralihkan dengan sesuatu yang berisik di bawah. Karina bertemu lagi dengan gadis itu, bersama seekor kucing. Tak lama gadis itu mengalihkan pandangan ke atas, tepat ke tempat Karina. Ada keterkejutan di matanya, lama mereka bertatapan tanpa ekspresi. Gadis itu segera pergi setelah kucingnya diberi makan.
Karina tersadar dengan kelakuannya, kelakuan yang sejak dulu ia lakukan saat masih berteman dengan gadis itu. Memasukkan kembali ponselnya. "Padahal cuacanya lagi bagus, kalau di foto dari sini kan bagus" Gumamnya, kebodohan saat itu masih teringat. Hah sudahlah.
Istirahat pertama, katanya wajib makan makanan kantin. Dan Karina senang karena dia ga perlu bayar, dia bisa minta dilebihkan atau dikurangkan. Sepertinya dia menyukai sekolah ini.
"Kali ini kita buat sesuatu yang langsung mengarah ke Sunoo, biar semua orang benci dia karena bully yang dia buat"
"Suruh buka pas istirahat makan aja, kan banyak orang tuh"
Karina menghentikan pergerakan nya, mendengar hal aneh dari arah belakang.
"Kalian mau ngapain sih?"
Karina menghentikan acara menguping nya setelah suara bariton itu menghampiri mereka, istirahat selanjutnya Karina pergi ke halaman sekolah. Dia bertemu dengan gadis itu dengan gadis lain, melihat tawanya yang menggema karena temannya bercanda.
Karina ingat dulu dia pernah ada di posisi itu, bisa lihat tawa Sunoo dari dekat, bahkan berbagi tawa. Sunoo masih tetap sama, ya :')
***
Waktunya pulang, Sunoo menunggu Heeseung dan Jungwon di halte depan sekolah. Dia ga tau kenapa harus disuruh ganti roknya sama celana olahraga, di suruh Ayah. Dia nurut aja, meski ga tau untuk apa.
Tak lama beberapa orang mendekat, Sunoo terkejut karena mendapatkan dua ciuman di masing-masing pipinya. Dia tau itu Jungwon dan Heeseung, dia mau ngelap bekas ciuman mereka tapi tangannya di cekal keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
School 3000 (TERBIT) √
Mystère / ThrillerTersedia di shoope: Radar Buku Indonesia BukuBeken Chocovan Salenovel14 faniicshop_Bookstore Masih bisa di co yaaa💋 3 murid yang sering memecahkan masalah di sekolah, mereka bukan bagian dari OSIS atau sejenisnya. Tapi jika ada murid yang sedang da...