18. Bohongi hati

998 170 52
                                    

Jungkook kembali ke rumah pribadinya, menatap nanar kekacauan dikamar putrinya. Jungwon dan Heeseung menjelaskan apa yang terjadi, mungkin Jungkook masih bisa menahan sakitnya saat bertemu Jieun, tapi Sunoo tidak.

Berjongkok meraih foto dalam pigura pecah itu, selama ini putrinya menyimpan barang kenangan ini. Namun kini semua di rusak, Sunoo-nya sangat merasa kacau.

Jungkook menghapus air mata yang keluar, mendial nomor Jaemin dan menelponnya.

"Iya kak?"

"Jaem, apa Sunoo masih nangis"

"Udah enggak kok, anaknya lagi tidur sekarang dikamar aku. Maaf aku bilang gini, tapi Kakak jangan kesini dulu. Aku rasa Sunoo butuh bener bener sendiri"

"Iya aku ngerti, yang terpenting Sunoo udah ga nangis lagi" Jungkook meraih tong sampah tak jauh dari tempatnya, membersihkan kekacauan dikamar itu.

"Oh iya, Sunoo potong rambut sendiri Kak. Jadi aku rapiin, sekedar mau kasih tau kamu biar ga kaget"

Mata Jungkook langsung mengarah pada helaian rambut di lantai itu, beruntung tak ada darah yang dia temukan. Mendadak Jungkook merasa menyesal telah menyusahkan Jaemin, terlebih tentang pertemuan mereka terakhir kali.

"Jaem" Panggilnya lembut.

"Iya?"

"Maaf dan makasih"

Tut-

Sambungan itu dengan cepat diputus sepihak oleh Jaemin yng sedari tadi menahan turunnya air mata, kembali pada Sunoo yang sudah terlelap. Mengusak sayang pucuk kepala itu, ayah dan anak-

-keduanya belum selesai dengan orang di masalalu.
.
.
.
.
Jaeyun mengunci diri sejak semalam, setelah bunda keluar dari kamarnya hingga pagi ini Jaeyun masih betah berada di kamar. Dia dengar ketika Papa masuk dan bilang akan pergi bersama bunda, entah kemana. Mengecup keningnya dan kembali menutup pintu kamar Jaeyun.

Gadis itu lagi galau parah, kepikiran Sunoo mulu. Menatap fotonya bersama Sunoo, dia sudah bilang akan bantu bunda memperbaiki hubungannya dengan Sunoo. Tapi Jaeyun ga tau Sunoo dimana sekarang, dia masih belum dapat kabar.

Ting Tong!

Suara bel itu membuat Jaeyun tersentak, siapa pagi pagi bertamu dengan tanpa ada siapapun dirumah. Hanya Jaeyun, gadis itu selalu mendadak takut dengan tamu. Kayak deh degan aja kalo ada yang mencet bel rumahnya, dia dengan piyama dress itu berjalan pelan menuruni tangga.

Dengan ragu membuka pintunya.

"Hai cantik" Sapa seseorang dibalik boneka panda yang cukup besar menutupi wajahnya.

Jaeyun tersenyum. "Kok ga bilang kalau mau kesini"

Heeseung menampilkan dirinya, mengulas senyum tampan. "Tadi Om Taehyung bilang kamu sendiri di rumah, jadi aku main aja kesini" Heeseung menyentuh pipi Jaeyun, pasti habis nangis. Keliatan banget mata sembab dan merah itu. "Ini- aku ga dikasih masuk nih?"

"Lupa, ayo masuk" Menggandeng tangan itu. "Bonekanya buat aku kah?"

"He'em, kamu suka kan?"

"Suka suka aja, makasih ya"

"Kamu udah sarapan?"

Pertanyaan itu langsung dijawab oleh suara perut Jaeyun, duh jadi malu.

"Hemm ketahuan belum sarapan, ga ada waktu buat keluar jadi aku masakin aja ya" Heeseung membuka pintu kulkas itu. "Coba kita lihat apa yang bisa aku masak"

"Emang kamu bisa masak apa aja?"

"Cuman telor ceplok sih, kemarin baru belajar bikin dadar. Semoga kamu suka"

School 3000 (TERBIT) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang