Prolog

32.6K 967 2
                                    

Aghni Alfarizqia masih setia memelototi microwave berisi beberapa Almond Croissant. Barangkali disajikan hangus lebih nikmat sehingga ia masih berdiri dengan tatapan kosong seperti itu.

"Woii. Di cariin noh sama calon suami" Suara cempreng milik Merra, sahabatnya itu membuyarkan lamunannya.

"Apaansih! Gak liat Lo? Dapur cuma untuk chef dan karyawan" dih, Merra menatap jengah ke arah sahabatnya yang sok hebat itu.

"Lagian elo masak pake ngelamun. Noh hangus Kue Lo" omaigattttt, Qia segera mematikan microwave nya.

"Hadi di depan nyariin elo" cicit Merra lagi. Bukannya pergi, tuh manusia malah duduk santui sambil mencicipi Beberapa potong kue di atas meja.

"Bilang sama dia gue sibuk!"

"Yakin Lo? Mana tahu tuh anak mau ngelamar" ugh, ayolah! Hadi? Melamar? Mimpi saja terus sampai air laut warnanya tiedy!

"Gak yakin gue"

"Cieelah yang ngarep. Kalau Lo gak mau kabari ya. Gue juga mau" oh tidak! Jangan harap Qia bakalan setuju. Sedangkan perjuangan dia sejak zaman SMA hingga Hadi menjadi dosen, saja tidak menjamin titik terang. Jangan harap ia melepaskan nya kepada Merra, si perempuan tomboi ini.

"Ogah!"

"Muna Lo. Bilang aja masih ngarep. Udah buruan. Udah jamuran dia nunggu tuh"

Qia melepas apronnya lalu beranjak keluar. Tidak lupa, menjitak kepala sahabatnya terlebih dahulu.

Sebelum mendekati meja pojok tempat Hadi duduk, Qia menarik nafas panjang.

Hadi. Satu-satunya cowok yang ia kagumi sejak memasuki SMA, mereka sudah beda tiga tahun, tetapi dipertemukan sebagai alumni dan siswa dalam sebuah ekstra kulikuler. Hadi juga salah satu cowok dan alumni yang memiliki banyak fans. Mungkin karena banyak fans, ia jadi mengabaikan perasaan Qia.

Sialan! Bisa-bisanya Qia tertarik dengan dosen muda yang satu ini.

"Udah lama mas?" Tanya Qia saat sampai di meja Hadi, memilih duduk di depannya, sambil melirik sekilas beberapa tumpukan tugas mahasiswi dan Vanilla ice serta Case Cake yang masih belum tersentuh.

"Gak juga" gak juga Hadi, pasti sudah satu dasawarsa bagi Qia.

"Banyak bener tugas kamu. Sayang sekali aku gabisa bantu" celetuk Qia. Hadi melihatnya sambil tersenyum manis.

"Enggak apa. Kamu duduk diem di sini aja udah ngebantu mas" dan tolong jelaskan, maksud Hadi ini apa? Jangan suka baperin anak orang dong. Tanggung jawab Loh! Batin Qia lagi.
Yasudahlah. Mau bagaimana lagi? Sifat Hadi dan kejomblan akut Qia memaksanya menerima keadaan ini bertahun-tahun. Dasar Hadi!

°°°

Setelah satu jam duduk enggak jelas menemani Hadi sampai-sampai ia mengantuk, barulah ia bernafas lega saat Hadi mengajaknya keluar.

"Qi, di cafe lagi banyak kerjaan gak? Keluar yuk"

Qia mendongak, Hadi sudah menyusun barangnya yang berserakan tadi.

Banyak banget Mas, "enggak kok" nah kan, kalau soal jalan, Qia emang gapernaah sejalan nih sama pikiran.

"Temenin Mas beli cincin ya" tidak! Jangan bilang Hadi mau ngelamar. Ini serius kan?

"Untuk siapa Mas?" Terserah deh, suara antusias bercampur heboh Qia sudah tidak bisa di cegah lagi.

Hadi sudah menyeruput habis Vanilla ice nya, menjinjing tas berisi beberapa berkas lalu meraih tangan Qia.

"Teman Mas, Sarah. Minggu depan mau nikahan, minta hadiah cincin"

Apa? Sarah si cabe itu? Huhh, bisa-bisanya minta hadiah cincin sama calon suami orang. Dasar cabe! Wajah Qia langsung cemberut.

"Udah yuk. Ntar kesorean"
Hadi jalan lebih dulu menuju mobil, sementara Qia masih di depan kasir, menatap pada Alvin sang karyawan, juga keempat sahabatnya yang menatap penuh minat sejak tadi.

"Vin, gue keluar bentar ya. Titip cafe"

"Cieelah mau kemana tuh?" Celetuk Ditta yang masih mengenakan seragam dokternya.

"Mau beli cincin"

"Lo mau nikah Qi?" Tanya Serra kaget, oh tidak! Jangan bilang Qia bakalan Sold Out lebih dulu daripada dirinya yang udah pacaran 8 tahun, kalau cicilan rumah udah lunas. Fiks. Gaterima!

"Iya dong" cicit Qia ambigu, sebelum pergi dari sana. Siapa juga yang gak mau nikah? Sementara ketiga sahabatnya sudah berteriak teriak histeris dari dalam cafe. Dasar tiga cabe.

_____

Langkat, 1 September 2021

Thanks For Vote.
Aku sayang kalian 💋

Suamiable (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang