"Tan, cobain deh" Lula menyodorkan satu sendok makanannya pada Qia. Udang! Astaga, dia alergi udang. Tapi yang dilakukannya malah membuka mulut dan menerima suapan Lula.
"Enak Tan?"
"Qi, Lo kan alergi udang!" Suara Ditta membuat Bima menatap sejenak.
"Sesekali gak masalah kok. Enak kok La"
Bocah kecil itu tersenyum bahagia, "mau lagi Tan?" Sekali lagi, ia menyodorkan sesendok udang goreng tepung pada Lula. Ditta sudah melotot. Tapi saat Qia hendak menerimanya, saat itu juga dengan kasarnya Bima menepis sendok tersebut hingga jatuh menimbulkan bunyi.
"LULA! JANGAN DIPAKSA!"
Gadis kecil itu langsung menangis tersedu-sedu.
"Bapak apa-apaan sih?" Kata Qia dengan suara tinggi. Sudah habis kesabarannya sejak tadi. Ia saja kaget apalagi Lula! Sekarang Qia malah ragu, apakah Bima adalah Papinya.
Qia bangkit dari kursinya, masih menggendong Lula."Guys, gue cabut ya. Tolong bayarin punya gue!"
Omaigat!!! 'jangan tinggalin kami tahi kambing!' suara hati ketiga sahabatnya meronta-ronta.
Yang benar saja, mana ada manusia yang bersedia duduk dengan Bima, galaknya ya ampun. Merra menginjak kaki Serra. Ketiganya tersenyum kecut."La, udah dong nangisnya" Qia duduk di bangku dekat Hypermart, menepuk-nepuk pelan bahu Lula.
"Papi gak cayang Lula Tan"
"Eh siapa bilang? Sayang kok"
"Tapi Papi bentak Lula!"
Huh, dasar laler hitam. Anak kecil saja tahu kalau itu sebuah bentakan.
"Papi tuh cuma kaget. Papi sayang sama kamu. Buktinya papi nih tadi chat, suruh beli ice cream"
Lula menghapus air matanya, "Tante gak bohong kan?"
"Gak dong. Udah yuk beli Ice cream. Kamu mau rasa apa?"
Qia bangkit, beruntung Lula minta turun dari gendongan. Sejak tadi sebenarnya punggungnya sudah pegal.
"Strawberry Tan"
"Oke" mereka segera menuju outlet ice cream. Untung saja Lula mudah di bujuk.
°grub rumpi no secret 💋°
'eh, tahi kambing. Elo dimana? Bisa-bisanya Lo ninggalin kami bareng Pak duda!' Merra sudah merepet di dalam grup.
'hehe. Sorry ya guys. Gue masih di mall kok. Maklum guys, jiwa ke ibuan gue keluar'
'dih najis!' Serra.
'sekarang gue ke sana ya. Lula udah gak nangis'
'gakperlu. Kami semua udah cabut. Pak duda udah bayarin makan kita semua 🤤' kali ini Ditta berceloteh.
'eh dia punya nama ya 😡'
'om duda! Bodo amat 🤪' Serra si mulut lemes nih nyebelin banget sih.
Qia memasukan ponselnya dalam tas saat Ice cream sudah selesai di buat.
Sementara Bima, celingak-celinguk mencari keberadaan Qia dan Alula. Bisa-bisanya Lula lebih suka mengikuti orang asing daripada Papinya. Terbersit perasaan bersalah di hati kecilnya.Saat itu juga, ia menemukan wajah ceria Lula dalam pangkuan Qia. Qia yang menciumi kedua pipi gembul putri kecilnya, juga Lula yang asik dengan ice cream nya. Ia pun melangkah ke sana.
"La, ikut Papi yuk" baik Qia dan Lula pun serentak menoleh. Tapi Lula menunduk lagi, takut kalau Papi nya bakalan marah lagi.
"Papi minta maaf ya La"
"Papi enggak cayang Lula kan? Ngaku" eh, Qia menatap Lula yang berceloteh, semburat sedih jelas di wajah anak kecil tersebut.
"Siapa bilang begitu La? Buktinya Papi kamu nyuruh Tante buat beliin ice cream ini." Bohong Qia. Bima terlihat kaget.
"Tapi Papi bentak Lula Tante"
"Itu bukan bentakan La. Sini deh Tante bisikin" Qia maju lalu berbisik di telinga Lula, membuat Bima bergidik tidak mengerti dengan interaksi keduanya.
"Tante, geliii" cicit Lula sambil tertawa. Untuk beberapa detik Bima terpesona dengan Qia. Apa yang sudah di ucapkan nya sampai Lula tertawa lepas seperti ini.
"Okedeh. Lula maafin Papi. Lula cayang Papi"
Hah. Lega sekali. Bima segera menggendong Lula saat itu juga.
"Kalau begitu balik yuk"
"Oke. Ayo Tan"
Eh, Qia? No! Mana mungkin lelaki galak ini mau memberikannya tebangan.
"Gak usah La, tante naik taxi"
"Bisa gak nurut aja?" Eh, ini gak salah dengar kan?
"Ini kemauan Lula ya bukan saya. Jangan ge-er!" Dih, yang ge-er siapa coba?
Qia berjalan di belakang kedua bapak beranak itu. Sementara Bima sengaja memperlambat jalannya agar Qia bisa menyusulnya. Tapi dari tadi yang ia lihat adalah gerakan tangan Qia yang beberapa kali mengusap pipinya tidak nyaman.
°°°
Langkat, 17 Oktober 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiable (End)
RomanceAghni Alfarizqia tidak pernah punya mimpi harus jatuh cinta pada lelaki yang sudah pernah menikah. Tetapi saat pertama kali bertemu Bima, di suatu sore dengan segala sikap jutek dan dinginnya, Qia malah setengah mati memuja. Lalu mampukah Qia-peremp...