34

8.6K 640 13
                                    

Lagi! Harusnya Qia jangan terlalu banyak berharap pada Bima, karena malam ini, makan malam mereka bertiga di susul dengan kemunculan Risa.

Perempuan itu bela belain nyusul sendiri, buat apa coba?
Dasar Qia bego. Buat apalagi kalau gak untuk kencan dengan Bima.

Wajah Qia sejak tadi tersenyum, sebisanya, semaksimal mungkin. Tapi tetap aja hatinya ngebatin banget. Kesal luar biasa.

"Kamu makan apa Qi?"

"Terserah!" Jawab Qia jutek, melirik malas ka arah buku menu, lalu kembali sibuk dengan rambut Alula yang berantakan minta di kepang dua.

"Di sini gak ada makanan terserah"

Bimaaaaaa. Harusnya Lo tahu kalau Qia lagi dongkol. Qia melirik jutek.

"Mbak Risa aja tanyain Mas. Aku ntar kalau lapar pesan sendiri" kata Qia lagi, tersenyum simpul pada Risa.

Risa yang di tatap malah bergelayut mesra dengan Bima. Membuat mata Qia pedas, rasanya ingin menangis.
Bima melirik Qia bingung.

Kenapa sih? Tadi perasaan happy aja. Dasar perempuan.

"Kalau gitu kita pesan seafood aja ya"

Risa mengangguk setuju.
Harusnya Bima ingat kalau Qia alergi terhadap makanan ini. Ia menarik nafas berat.

***

"Kan Mami gak bisa makan udang Mi" cicit Alula pada akhirnya. Bima melirik Alula, nah tuh! Alula aja ingat masa bapaknya enggak.

"Gak apa La, lagian Mami gak makan kok"

"Mas pesan yang lain mau?"

Ha? Sejak kapan panggilan mereka seakrab itu? Risa melirik ke arah Qia enggak suka. Bagian mana yang ia lewatkan?

"Gak perlu. Lagian saya mau balik ke kamar lebih dulu. Ntar Lula nyusul aja ya"

"Kok gitu Mi?"

"Mami capek kayaknya La. Boleh kan?"

"Yaudah deh" pinter. Qia mencium kedua pipi gembul Alula sebelum ngeloyor pergi. Masa bodoh ia bersikap kekanakan kali ini. Daripada hatinya dongkol melihat kelakuan Risa? Pilih mana coba?

"Kayaknya Qia gak suka deh aku di sini" kata Risa setelah kepergian Qia.

"Lagipula kamu gak perlu repot-repot nyusul aku cuma karena antar laporan" Bima jadi jengah sendiri melihat kelakuan Risa.

"Aku cuma mau jadi sekertaris yang profesional"

"Gak tahu waktu sama aja!"

"Kamu kok jadi salahin aku Bim?"

"Lula nyusul Mami aja deh kalau gitu. Papi sama tante belantem mulu"

"Eh jangan dong La. Kan belum selesai makan nya"

"Gak! Gapelu. Lula gak suka di sini tanpa Mami" Lula menepis tangan Bima dan ngeloyor pergi. Bima melirik Risa berang.
Ini semua gara-gara kelakuan Risa.

***

"Nanti bujuk Mami untuk makan ya La" pesan Bima yang sudah berdiri di depan pintu kamar Qia. Lula mengangguk paham.

"Oke Pi. Pi, sebenalnya Lula gak suka sama Tante Lisa. Galak dan suka ngatul"

"Eh, gak boleh berbicara gitu dong La"

"Benel-benel gak suka Lula Pi. Lagian Mami pasti cembulu"

Eh? Cemburu? Tahu darimana anak kecil tentang cemburu?

"Maksudnya kamu La?"

"Tapi lahasia ya?"

Bima mengangguk cepat,

"sebenalnya Kata Mami, Mami cuka deg deg dekat Papi. Itu suka yakan Pi? Kata Oma itu namanya cuka. Cinta. Kalau ada olang lain yang deketin, telus malah, itu namanya cembulu. Belalti Mami cembulu Pi. Masa gitu aja gak tau sih Pi" kata Alula dengen wajah juteknya.

Bima terkesima sesaat. Anaknya sudah seperti orang dewasa aja?
Tapi apa benar? Qia cemburu? Cinta? Suka?

Wajah Bima jadi merah padam.

"Oke deh Pi. Lula masuk dulu ya. Bye" katanya sambil mengecup pipi Bima, sementara Bima masih mencerna semua ucapan anaknya itu.

Huh dasar Lula.

Di suruh jaga rahasia malah bocor. Sekarang gimana? Qia udah mondar mandir enggak jelas di dalam kamar karena menguping pembicaraan Lula dan Papi nya.

"Loh, Mami kok belum tidul?"

"Alulaaaaaaaaa, sekarang Mami jadi pusingggggggg La." Cicit Qia akhirnya. Lula bergidik geli.

Kenapa sih orang-orang dewasa pada ribet?

***

Langkat, 10 Mei 2022.

Semoga kelar di part 40 ya 🤍

(Vote saran dong pembaca tersayang, setelah suamiable, judul apalagi yang harus di tamat kan lebih dulu? Cek profil ku ya 🙏
The secret of Champagne, Without You atau the silly engagement?)

Suamiable (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang