Sebuah kejutan bagi Qia, karena ternyata acara BBQ kali ini juga di hadiri Ansal, Risa, Zayn, Randy daaannnn Bima!
Catat! Bima!!
"Elo mau tetap di mobil atau turun?" Teriak Merra galak. Dari tadi ia sudah kesal di buat Qia yang ugal-ugalan nyetir mobil. Membuat ketiga sahabat itu berteriak-teriak heboh di dalam mobil.
Siapa suruh memaksa Qia nyetir dalam kondisi galau?
"Luan aja deh!"
"Dihh, mentang-mentang ada Bima, salah tingkah terussss" seru Ditta lagi.
Duh, ini nih sialnya kalau gak curhat dari awal sama ketiga makhluk absurd ini. Qia meringis.
"Apaan sih. Benci gue sama dia. Jangan sebut nama dia deh!"
"Owww jadi lagi berantem toh"
Qia memilih diam. Kalau di panjangin obrolan unfaedah ini bisa bocor mulut ketiga perempuan ini.
"Tau ah. Turun deh gue!" Kata Qia lagi. Mengambil beberapa tas berisi makanan dan turun dari sana.
"Selamat datang adik-adikk cantik kuu. Terutama ini yang paling cantik dan cerewet" Hadi menyambut mereka dengan heboh, mendekati Qia dan memeluknya gemas. Membuat Ansal melotot gak terima.
"Woii adek gue main sosor aja Lo!"
"Mau banget sih Qi di peluk Hadi? Hahaha" cicit Zayn lagi.
Randy turut terkikik geli, kecuali satu orang yang sejak tadi memilih diam sambil mengaduk-aduk kopinya dengan malas.
"Gue kan ganteng. Btw masuk gih ke dalam. Kamar nya udah mas siapkan untuk kalian berempat" oke. Keempat nya mengangguk setuju dan masuk ke dalam kamar untuk sekedar meletakkan barang-barang bawaan.
***
Hari sudah senja ketika mereka memutuskan untuk memulai acara BBQ an, Zayn dan Randy yang heboh membersihkan halaman belakang villa, sementara yang lain menyiapkan alat panggang.
NnQia sendiri sedang menata beberapa minuman kaleng dan beberapa botol bir yang di paksa Merra untuk ia bawa. Katanya biar mabok. Hahah. Memangnya bisa?
"Ekhem qi" suara Risa yang memanggil nya pelan membuat Qia menatap perempuan itu sejenak.
"Saya bantu tata ya"
"Eh? Silahkan mbak. Aku biar bantu yang lain siapkan daging kalau gitu"
"Qi, saya mau ngobrol sama kamu sebentar"
"Ha?" Ngobrolin apa? Qia menatap Risa lagi.
"Saya mau minta maaf karena udah ngerusak acara Liburan kamu dan Lula tempo lalu"
"Gak kok mbak. Gak ngerusak apapun. Justru dengan kehadiran Mbak, saya jadi paham posisi semestinya saya di mana" kata Qia lagi. Berusaha menetralisir sesak di dadanya tiap kali mengingat kejadian waktu itu.
"Kamu jangan salah paham Qia. Saya yang suka sama Bima sejak kuliah dulu, tapi sampai sekarang pun saya gak bisa mengambil hatinya"
"Itu terserah kalian aja Mbak. Saya gak ikut-ikutan" kata Qia lagi.
Memangnya untuk apa ia tahu soal hubungan mereka?
"Dulu Bima memilih sahabat saya, sekarang lagi-lagi ia memilih orang lain dan bukan saya. Selamat ya Qia. Bima suka sama kamu. Saya yakin itu"
"Jangan bercanda Mbak. Mana mungkin seorang Bima menyukai perempuan seperti saya. Ceroboh, kekanakan dan gak bisa menjaga Lula" katanya miris.
"Mbak, lebih baik kita selesaikan aja obrolan ini sebelum yang lain dengar. Saya pamit ya mbak" tanpa menunggu respon Risa, Qia berbalik dan terburu-buru menuju kearah tiga sahabat nya.
"Elo ngobrol apa sih sama tuh nyai? Serius banget" celetuk Merra sewot.
Membuat ketiga sahabatnya tergelak. Bisa bisa nya Risa di samain dengan nyai nyai.
"Udah jangan di pikirin" balas Qia lagi.
Sementara tanpa Qia sadari, sejak tadi Bima mendengar percakapan nya. Membuat Bima mengepal kan tangannya kuat. Pasti Qia membencinya. Pasti!
***
Langkat, 07 Juni 2022
Emang paling bener Qia jadi dengan Hadi kayaknya nih ✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiable (End)
RomanceAghni Alfarizqia tidak pernah punya mimpi harus jatuh cinta pada lelaki yang sudah pernah menikah. Tetapi saat pertama kali bertemu Bima, di suatu sore dengan segala sikap jutek dan dinginnya, Qia malah setengah mati memuja. Lalu mampukah Qia-peremp...