"Akhirnya kamu datang juga" Qia yang baru sampai langsung mendapatkan pelukan dari Karin, ia tersenyum ramah, sekaligus memamerkan pancake durian yang ia bawa dari cafe.
"Maaf ya tante Qia lama. Tadi tuh di cafe lagi ngadon kue"
"Gak masalah. Yang penting kamu datang. Masuk yuk. Lula di dapur tuh udah nungguin" dengan ramah, Karin membawa Qia masuk ke dalam rumah, langsung menuju dapur.
"Hai Mamiiiiii" Lula memeluk Qia erat begitu tahu Qia sudah sampai, Qia sedikit membungkuk lalu menggendong tubuh tambunnya.
"La, kamu kok udah berat La? Kamu makan banyak pasti nih ya" ucap Qia sambil menciumi seluruh wajah Alula. Alula malah nyengir sambil mengalungkan tangannya ke leher Qia.
"Kalo begitu ayo kita diet Mi" ajaknya antusias, Karin sambil mengambil piring untuk pancake malah tersenyum manis.
"Tahu darimana diet buat kurus?? Gausah deh. Cantik kok kamu begini. Menggemaskan"
"Aku sayang Mami" katanya sambil merebahkan kepalanya di dada Qia. Qia memeluknya gemas.
Kasihan Alula, ia memang membutuhkan perempuan pengganti ibunya. Qia adalah orang yang tepat. Itu doa Karin sejak ia pertama kali melihat keakraban keduanya.
"Duhh, mau belajar masak atau manja-manjaan ini?" Suara Karin membuat Lula menoleh cepat, lalu tersenyum pada Oma nya.
"Yuk Mi ajalin Lula masak" katanya lagi, Qia mengangguk lalu mendudukkan Lula di kursi dekat Pantry.
Menu utama yang akan dibuat hari ini adalah Rendang Padang juga Dendeng sapi. Karin yang sibuk mencuci daging di westafle melirik Qia yang asik meracik segala jenis perbumbuan.
"Bima itu paling seneng makan daging tahu Qi" ucap Karin selagi mencuci dagingnya. Oh ya? Qia menatap Karin sejenak.
"Kalau begitu kita buat yang paling enak ya Tante"
"First time dong dia makan buatan kamu. Soalnya Kalau rendang kami sering beli. Tante gak ingat bumbunya" katanya lagi, membuat Qia tersenyum lebar.
"Buatan tante juga kok ini"
"La, kalau kamu punya Mami mau gak?" Karin tiba-tiba bertanya pada Lula yang masih asyik duduk di kursi dengan ipad nya. Tadi aja katanya mau bantu, sekarang malah asyik sendiri. Dasar Alula.
"Kan udah ada Mami Qia, Oma"
"Tapi kan ini bukan Mami beneran La"
Lula berkaca-kaca, "Mami Qia Mami Lula kok. Iyakan Mi?"
"Mami Qia harus nikah dulu sama Papi kamu baru jadi Mami beneran!"
Hampir aja pisau memotong bawang mengiris jari Qia. Kenapa sih harus berdebar kencang begini? Qia yakin wajahnya semerah tomat.
Ia menatap Karin sejenak, bukannya memberi jawaban, Karin malah mondar-mandir mengambil piring di rak.
"Kalau begitu nanti Lula bilang Papi!" Putus Lula penuh semangat.
"Eh jangan La" Qia berseru selagi Lula bersiap turun dari kursinya, entah apa yang bakal di lakukan bocah kecilnya itu.
Tiba-tiba Bima muncul di sana, dengan wajah datar dan sulit di artikan.
"Mi, aku bawa Lula ke depan ya"
"Eh, kamu kok cepat banget pulang Bim? Tahu aja kami masak enak!" Seru Karin lagi, sementara Lula sudah masuk dalam gendongannya. Dan Qia malah memilih diam sambil meracik sedikit lagi bumbu.
"Di depan ada Risa. Aku bawa Lula ya" katanya sambil ngeloyor pergi.
Risa???? Astaganaga. Qia merasakan sakit dekat ulu hatinya. Ia meringis pelan. Bodohnya dia yang mengharapkan suatu hubungan dalam hal ini.
"Qi kamu gak apa?" Karin berucap pelan, melirik Qia yang sejak tadi menarik nafas berat.
"Tan, udah di catat belum bumbunya?" Kata Qia mengalihkan, Karin tersadar dan segera mengambil buku resepnya.
Gak tahu aja kalau Qia setengah mati menahan rasa untuk tidak nangis bombay sambil memeluk bantal. Qia benar-benar butuh pulang dan nangis sepuasnya kali ini.
***
Langkat, 29 Desember 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiable (End)
RomanceAghni Alfarizqia tidak pernah punya mimpi harus jatuh cinta pada lelaki yang sudah pernah menikah. Tetapi saat pertama kali bertemu Bima, di suatu sore dengan segala sikap jutek dan dinginnya, Qia malah setengah mati memuja. Lalu mampukah Qia-peremp...