"Ini Mas udah mau sampe, pokoknya jangan pergi kalau gak sama Mas. Titik!" Telepon di putus sepihak.
Nah ternyata, setelah setahun resmi dinikahi Bima Alvarendra, makin hari Qia makin paham kalau penyakit posesif suaminya itu sering kambuh.
Hahaha. Akhirnya Qia pasrah sambil mengusap perutnya yang membuncit. Kata Bima itu Karyanya yang paling keren kelak, ada ada aja ya.
"Sayangggg, Mas pulang" Bima masuk sambil menenteng rujak seperti biasa, menu yang wajib ia bawa setiap hari.
Qia menghampirinya, langsung mengambil plastik tentengan Bima, lalu mencomot buah di dalamnya.
"Hah! Enak bangetttt" kata Qia lagi, tersenyum menatap suaminya
"Mas kok gak di peluk sih?"
"Ogah! Yuk Mas buruan, Ntar Lula ngambek kalau kita telat" Qia malah ngeloyor pergi dan masuk mobil. Bima menarik nafas panjang, ini sih derita Bima namanya!
"Sayang masa sih kamu selalu mual kalau dekat aku? Udah dua bulan loh ini!" Bima sewot sendiri sambil nyetir, sementara Qia asyik dengan rujaknya.
"Tanya aja deh sama anaknya Mas. Lagian kamu, siapa suruh hamilin aku?"
HA??? Bima melotot.
"Tapi kan kamu juga mau sayang, jago lagi" Bima tersenyum jail.
"Mas! Mesum banget sih! Aku naik ojek aja deh kalau gini"
Bima bungkam! Belum apa-apa jagoannya itu udah ngerebut Mami nya hadehh.
***
Hari ini Alula mengikuti lomba bernyanyi di TK nya, sebagai seorang Mami yang super heboh kalau anaknya lomba, Qia juga enggak lupa nyiapin hadiah untuk Lula. Ia yakin anaknya menang dan benar aja. Juara satu berhasil di raih Alula.
"Anak Mami emang hebat" puji Qia sambil memeluk Alula antusias.
"Ini berkat Mami yang selalu ajarin lula nyanyi"
"Kalau Papi La?" Bima menimbrung lagi.
"Papi sih penyanyi kamar mandi yakan Mi"
Hahaha. Qia terkikik geli, anak dan bapak ini emang paling sering gak akur. Bima yang jail dan Lula yang mandiri, adalah dua kepribadian yang berbanding terbalik kalau di lihat dulu.
"Piala nya aku persembahkan untuk adek dalam perut Mami, cepat keluar ya adek nya kakak" Lula tiba-tiba mengusap perut buncit Qia dan menciumnya. Qia jadi terharu.
"Makasih Kakak. Adek seneng pasti" kata Qia sambil menerima piala pemberian Alula.
"Karena kamu udah berhasil dapat juara, Ntar Mami kasih hadiah lagi deh. Kamu maunya apa?"
"Beneran Mi?" Lula berbinar, lalu memeluk Qia, padahal ini aja Qia sudah membawakannya sepatu roda yang udah lama dia inginkan.
"Beneran dong. Tapi siang ini kita harus ke rumah Oma sama Opa dulu ya, Mau ambil baju nikahan untuk acara Om Ansal"
Lula mengangguk setuju, "Oke deh Mi"
"Mas, Hayuk kita gerak Mas. Ntar keburu sore" Qia bangkit dari duduknya, lalu menenteng tas Alula, sementara bayi mungil nya yang sudah membesar itu segera melompat ke dalam gendongan Papi nya.
"Giliran minta gendong aja kamu baik" cicit Bima lagi. Lula nyegir kuda.
***
"Huekk. Huekkkk. Hueekkkkk" Qia memuntahkan isi perutnya saat mobil baru aja terparkir di halaman rumah Maminya.
Sementara Bima berdiri cemas di depan pintu toilet, merasa bersalah karena udah buat Qia jadi seperti ini.
"Kamu apain adek gue Bim?" Celetuk Ansal heboh saat melihat kedua pasutri itu berlarian ke arah toilet.
"Gak gue apa-apain kok" cicit Bima kalem.
"Pasti Lo sosor kan? Udah tahu ponakan gue dalam perut alergi sama elo. Dasar Bima kang sosor" cicit Ansal lagi lalu ngeloyor pergi, Bima tersenyum kecut, lebih baik deh jadi kang sosor ketimbang kang banting.
Habisnya Qia terlalu gemes. Terlalu nyaman untuk disosor, dipeluk dan di cium. Haduh jadi masa iya dia harus jauh-jauhan sama istrinya sih??
Anaknya nyebelin banget sih? Astaghfirullah. Bima beristighfar.
"Sayang, kamu udah gak apa-apa kan? Mas bantu ya?" Tawar Bima lagi.
"Diem! Jangan dekat!" Kata Qia lagi di sisa mualnya, lalu tiba-tiba ia jongkok dan menangis tersedu-sedu.
"Kamu gak ngerasain kan Mas jadi aku? Aku tuh capek. Aku gak bohong kalau aku mual di peluk kamu. Ini kamu malah cium cium aku segala. Hiks hiks" Qia menutup matanya yang sudah banjir air mata.
Jujur ia sadar ini terlalu berlebihan, tapi ini semua bukan keinginannya!
"Mas minta maaf sayang, Mas khilaf. Apa yang sakit, kita ke dokter ya"
Qia menatap Bima jengah, selalu khilaf alasannya.
"Kamu jangan nangis lagi ya. Nanti adek bayinya ikutan sedih"
"Kamu yang buat anak aku jadi sedih!" Kata Qia histeris. Menatap Bima kesal, karena selalu saja Bima membuat hal yang sama dalam dua bulan ini.
"Maafin Papi ya Nak, kamu kelihatannya sebel banget sama Papi sampe peluk Mami kamu pun enggak boleh" Bima menunduk, kali ini jurus merayu nya membuat Qia muak.
"Minggir! Aku mau lewat!" Belum sempat Bima menyingkir, Qia sudah menubruk bahu Bima dengan galak, lalu ngeloyor pergi.
"Ya Allah, dosa apaasih gue sama bocah dalam perut itu!" Bima menjambak rambutnya frustasi tapi tetap membuntuti Qia yang menuju ruang keluarga.
"Udah baikan pasutri kita?" Mami menyambut Qia yang duduk di sebelahnya dengan wajah jutek, sementara Bima memilih duduk dekat Ansal, takut-takut Qia bakal nge-reog lagi.
"Maafin Ya Mi, suasananya jadi gak nyaman" kata Bima lagi, lalu mendapat pelototan dari Ansal.
"Awas Lo ulangin ya, gue pecat lo di kantor!" Dih, Bima menonjok lengan Abang ipar sekaligus sahabatnya itu, siapa sih di sini yang bos!
Ente kadang-kadang ente!
"Namanya juga bawaan bayi, gak apa kok" kata Mami Nia lagi.
"Nah ini baju buat ponakan Om yang paling cantik," kata Ansal lagi sambil menyerahkan paperbag berisi perlengkapan Alula buat besok. Isinya baju, bando dan lengkap dengan sepatu.
"Terimakasih Om Lula yang paling ganteng" Alula segera memeluk Ansal.
"Gantengan Om atau Papi?"
Pertanyaan macam apa itu? Bima menatap Ansal garang.
"Om dong!" Dan jawaban macam apa itu? Bima cuma bisa pasrah saat keluarga kecilnya malah ngacangin dia kali ini. Haha.
Semua tertawa mendengar jawaban Lula, kecuali Bima yang tersenyum kecut di pojokan.
***
Langkat, 08 Oktober 2022
![](https://img.wattpad.com/cover/283643454-288-k462121.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiable (End)
RomanceAghni Alfarizqia tidak pernah punya mimpi harus jatuh cinta pada lelaki yang sudah pernah menikah. Tetapi saat pertama kali bertemu Bima, di suatu sore dengan segala sikap jutek dan dinginnya, Qia malah setengah mati memuja. Lalu mampukah Qia-peremp...