Epilog

14.3K 517 4
                                    

Pukul 3 dini hari, Qia terbangun dari tidurnya, melirik Bima yang tidur di sebelahnya namun di tengah-tengah mereka penuh dengan bantal sebagai pembatas.

Kata Qia supaya Bima gak nyuri kesempatan saat ia tidur. Tapi pagi ini, ia pandangi wajah Bima yang tertidur pulas.

"Maafin aku ya Mas, dua bulan ini udah galak banget sama kamu" kata Qia lagi, sambil berbisik pelan supaya suaminya itu tidak terbangun.

Tiba-tiba Qia rindu pelukan Bima, lalu ia singkirkan bantal yang menjadi penghalang dan memeluk suaminya erat.

"Wangi banget kamu Mas" katanya lagi sambil menghirup aroma Bima yang sangat maskulin.

"Rasanya tenang banget" cicitnya lagi, mengelus pelan pipi Bima. Berharap Bima enggak terbangun, tapi tindakan nya itu sukses membangunkan tidur Bima.

"Sayang!" Kata Bima setengah kaget. Bagaimana gak kaget, tiba-tiba Qia sudah memeluknya kencang di pagi buta seperti ini.

"Hehe. Maaf ya Mas, kamu jadi kebangunan" cicit Qia sambil menatap Bima.

"Kamu udah enggak mual lagi sayang?"

Qia menggeleng. Ia juga bingung.

"Seriusan?"

Qia mengangguk lagi, sambil tersipu malu.

"Alhamdulillah. Akhirnya anak Papi udah bisa di ajak kompromi" katanya lega.

"Sekarang aku malah mau tidur sambil kamu peluk Mas"

Bima menatap Qia lagi, lalu segera mengubah posisinya. Membuat Qia berada dalam Kungkunganya yang bertumpu pada tangannya. Lalu tersenyum jail.

"Jangankan meluk kamu sambil tiduran Sayang, muasin kamu aja aku siap!" Lalu Bima menciumi perut Qia dengan gemes.

Qia bergidik horor, kenapa sih suaminya se mesum ini??

"Mesum banget sih kamu Mas? Gak malu apa sama anak kita? Aku baca sebuah buku loh, katanya anak dalam perut bisa denger ucapan orang orang di sekelilingnya. Aku gak mau ya anak kita ketularan mesum kayak kamu!"

Bima nyengir lagi, "kan cuma sama Maminya doang" Bima melanjutkan aksinya. Membuat Qia menarik nafas kesal.

"Mas,"

"Hmmm" jawab Bima yang masih asyik memeluk Qia sambil menepuk-nepuk pelan lengan Qia.

"Aku pengen sesuatu."

Perasaan Bima mendadak gak enak.

"Kepengen apa sayang?"

"Tapi kamu jangan marah ya"

Makin gak enak kann. Bima menatap mata Qia.

"Mana bisa Mas marah sama kamu. Sebutin kepengen apa kamu cinta?"

"Beneran?" Kata Qia ragu.

Bima mengangguk.

"Besok pas nikahan Ansal, aku pengen banget kamu pakai kostum badut!"

"APA?" Bima berteriak histeris.

"Aku udah sewain kostumnya, aku simpan di dalam lemari. Besok siap akad kamu pakai ya Mas. Bentar doang kok" cicit Qia pelan, sebelum kena amuk, ia segera memeluk Bima lagi.

"Ya Mas? Aku kepingin banget Mas" kata Qia lagi.

Haduhhh.

Bima berkunang-kunang, gak bisa membayangkan harinya besok bakal seberat apa.

***

Setelah beberapa kali berfoto ria dengan Ansal dan Pingkan yang resmi jadi pasangan suami istri, juga pada keluarga besar Pingkan, serta kedatangan Mami Karin dan Papi Rendra, akhirnya Qia berbinar saat suaminya itu mengenakan kostum badut.

Suamiable (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang