14

9.2K 602 0
                                    

Merra, Ditta dan Serra yang cekikikan enggak jelas seketika terdiam melihat sosok Bima yang muncul bersama dengan Qia.

Di ujung tangga, Bima yang berhenti berjalan membuat Qia menubruk tubuhnya.

"Kamu ngapain ngekorin saya?"
Apaansih? Ini kan cafe gue!

"Saya juga mau turun ya. Enak aja. Lagian kenapa berhenti sih?"

"Tuh temen kamu yang hobi ngerumpi pada melotot"

Qia menoleh ke arah tiga sahabatnya yang nyengir-nyengir enggak jelas, "biarin dong. Sirik aja" omel Qia lalu masuk ke area pantry nya.

"La, jadi mau ice cream yang mana? Tante traktir hari ini"

"Saya masih mampu bayar ya!"

Ya ampun. Nyebelin banget sih, "mau yang stlobeli tan"

"Oke" Qia bersiap membuat kan satu cup besar Ice cream untuk Lula,

"Mbak, biar aku aja" Alvin tiba-tiba menyambar scup ice cream yang dipegang Qia.

"Tuh di cariin" Qia melirik ke arah pintu, Hadi berdirinya di sana dengan senyum sumringahnya.

"La, minta sama Om Alvin ya. Tante ke depan dulu"

°°°

Ketiga sahabat Qia sudah berdebar saat melihat Hadi masuk. Oke. Drama keluarga segera di mulai. Batin mereka yang masih setia duduk manis di tempatnya.

"Eh mas. Kok balik lagi? Pameran nya udah selesai?"

Hadi menatap Qia sejenak, bukannya menjawab Hadi malah memeluknya gemes, "eh mas?" Qia yang mendapat perlakuan begitu sontak malu dan salah tingkah.

"Bentar Qia. Mas tuh lagu emosi nih. Habisnya kamu baru sampe udah main kabur aja"

Qia menengadah, "hehem biasalah Mas. Masalah internal" masalah keluarga maksud Qia. Wkwkwk.

"Ekhem" suara deheman Bima menghentikan pelukan Hadi.
"Eh, kamu Bim?"

Qia mengernyitkan dahinya, "nemenin Lula beli ice cream" jawab Bima singkat.

"Makin cantik ya Lula. Kamu apa kabar? Ayo dong kita ngobrol dulu" Qia yang berdiri di antara mereka masih menatap penuh tanya.

"Baik. Eh, aku gak bisa kalau sekarang. Lain waktu ya Di. Lagian aku gak mau ganggu waktu kalian"

Oh No! Jangan biarkan terjadi kesalahpahaman di sini, Qia siap memprotes, tapi Hadi malah menariknya lagi, "ok deh kalau begitu."

"Tante Lula pulang ya"

"Hati hati sayang" Qia melambai.
Hati hati duo kesayangan! Itu maksud Qia.

°°°

"Tatapan mata Pak duda gak seneng banget lihat Hadi tadi. Seriusan gue" Serra terlihat berapi-api mendeskripsikan tampang Bima tadi sore.

"Masa sih? Berarti itu cemburu dong" Qia menyimpulkan dengan bangga sambil melipat kedua tangannya di dada.

"Belum tentu juga sih" sahut Serra lagi. Nih anak kenapa sih? Udah buat Qia semangat jadi lesu lagi. Qia jadi uring-uringan gak jelas kan.

"Intinya Pak duda bakal salah paham dan mundur teratur" perkataan to the point Merra semakin membuat Qia lesu.

"Masa sih? Gak mungkin dong dia bakalan mundur buat dapetin aku"
Dihhh. Penyakit ge-er Qia kambuh lagi.

"Maju juga belum Qi" celetuk Ditta, di susul tawa ketiganya.

Bukannya memberi solusi, ketiganya malah cengar-cengir melihat kelakuan Qia.

°°°

Langkat, 17 Oktober 2021

Suamiable (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang