"Akhirnya!" Seru Karin sambil mencicipi dua menu buatan mereka, meski lebih banyak Qia yang turut serta.
"Gimana tan?" Tanya Qia lagi. Menunggu penilaian Karin rasanya tuh seperti ikut Master Chef.
"Enak bangettttt!"
"Alhamdulillah" kata Qia akhirnya, sambil meneguk segelas air putih di depannya.
"Kamu wajib makan malam di sini, ya Qia"
Qia diam sejenak, ia sebenarnya ingin. Tapi kehadiran perempuan bernama Risa merusak moodnya sejak tadi."Duh Tan, kalii ini Qia beneran gak bisa Tan"
Karin tampak kecewa, "loh kenapa? Kamu loh yang masak ini semua"
"Maaf ya tante, Qia udah ada janji bareng teman lebih dulu Tan. Next time, Qia janji" Qia menggenggam tangan Karin, membuat perempuan paruh baya itu luluh pada akhirnya.
"Minggu depan pokoknya kamu wajib kosongkan jadwal ya" katanya lagi, Qia mengangguk sambil tersenyum.
"Kalau begitu Qia balik dulu ya tan"
"Loh kok buru-buru sih?? Tante mau ajak kamu tour keliling rumah loh Qia."
"Duh Tan, Qia beneran gak bisa" katanya kalem. Sebenarnya enggak enak banget menghindari ajakan Tante Karin. Tapi beneran, mood Qia sangat enggak bagus. Mana udah sore, tapi sepertinya suara-suara perempuan di ruang tamu masih aja terdengar. Siapa lagi kalau bukan Risa. Huh!
"Yasudah. Biar tante suruh Bima antar kamu"
"Eh, jangan Tan. Qia bawa mobil sendiri kok" yang bener aja. Mana Sudi Qia di antar Bima. Eh, maksudnya belum Sudi. Gatau deh beberapa hari kedepan bagaimana.
"Kamu berantem sama Bima ya?"
Ya Ampun. Ketahuan banget ya juteknya Qia saat menyinggung soal Bima? "Gak lah tan, mana mungkin"
Karin memicingkan matanya, "kalau begitu yuk tante antar sampe depan"
Qia mengangguk setuju, mengambil tasnya lalu berjalan mengikuti langkah Karin.Saat memasuki ruang tamu, Qia sempat melirik beberapa detik perempuan itu. Mungkin itu Risa.
"Miii mau kemana?" Lula berlari menuju Qia, minta di gendong. Qia dengan sigap membungkuk lalu menggendong Lula.
"Hai Tante" perempuan bernama Risa itu berdiri dan menyalami Karin.
"Kamu udah lama datang Ris?" Tanya Karin pada Risa, berbasa-basi meskipun ia sudah tahu sejak tadi.
"La, kita ke depan yuk" sebelum seseorang menyadari kepergiannya, Qia langsung ngeloyor pergi menuju teras bersama Alula. Mana Sudi dia berkenalan dengan perempuan bernama Risa itu.
"Mi, kenapa gak makan malam di sini?"
"Ada keperluan La di Cafe. Kamu jangan nakal-nakal ya sama Oma. Jangan minta gendong juga, kamu tuh berat Alula. Hehe. Biar Mami aja yang gendong begini. Ok?" Alula cemberut lalu tersenyum sumringah, memeluk leher Qia erat. Mereka berdua bahkan belum menyadari kehadiran Bima di sana, bersama tante Karin juga Perempuan itu, siapa sih? Dari tadi nongol Mulu.
"Ris, kenalin ini Qia" kata Karin memperkenalkan Qia pada Risa. Perempuan itu mengamati Qia, lalu mengulurkan tangannya.
"Hai. Saya Risa"
"Qia Mbak" kata Qia lagi, menerima uluran tangan Risa.
"Ini Mami Lula tante" celetuk Lula, yang sukses membuat Risa sedikit melotot. Kenapa? Enggak nyangka kan Lo? Batin Qia.
"Lula, ingat pesan tadi ya!"
"Siap Mi"
"Tante, Qia pamit kalau begitu" kata Qia lagi, mencium kedua pipi Lula lalu menurunkan bocah kecilnya. Menyalami Karin.
"Gak minta antar aja sama Bima Qi?"
"Gausah Tante. Assalamualaikum" katanya pada akhirnya, memeluk Karin sesaat, tersenyum tipis para Risa lalu ngeloyor pergi.
Mau bagaimana lagi? Hatinya udah terlanjur dongkol sore ini.
***
Langkat, 29 Desember 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiable (End)
RomanceAghni Alfarizqia tidak pernah punya mimpi harus jatuh cinta pada lelaki yang sudah pernah menikah. Tetapi saat pertama kali bertemu Bima, di suatu sore dengan segala sikap jutek dan dinginnya, Qia malah setengah mati memuja. Lalu mampukah Qia-peremp...