Bukannya bantu meredakan rasa gugup dan takut Qia, Bima malah berlaku kurang ajar dengan membiarkannya masuk ke rumah sendirian.
Qia menarik nafasnya dalam, menghembuskan nya perlahan lalu menyusul langkah Bima.
"Pak tungguin" celetuk Qia pada akhirnya.tetap saja Bima melangkah lebih cepat.
"Eh Qia udah sampe ternyata" lebih dulu Karin meraih tangan Qia dan memberikannya satu senyuman.
"Tante. Qia mau minta maaf ya kalau cup cake durian buatan Qia buat hipertensi tante naik" cicit Qia pada akhirnya.
Karin mengernyitkan dahinya, "loh kata siapa? Tante sehat kok, malah cup cake durian kamu paling top. Bima sampe ambil lima" Bima melotot garang ke arah sang Mami.
Bisa-bisanya Maminya membicarakan hal ini di depan Qia. Bisa besar kepala nih anak.
"Tapi Pak Bima bilang begitu"
Karin tersenyum lagi, "berarti penyakit jail Bima kambuh lagi. Selamat ya, kamu sukses di jailin. Hehe"Omaigat. Bisa-bisanya Qia dikerjain seperti itu, awas saja kamu Bima Alvarendra!
"Tante tuh ngajak kamu ke sini, karena Ntar malam ada arisan keluarga. Tante mau di ajarin dong Qi buat opor ayam, ketupat dan ayam Kalasan Qi. Kita ke dapur yuk. Kamu pasti haus akibat bahan takut saat menuju kemari" tangan Qia sudah ditarik pelan oleh Karin untuk menuju dapur.
"Nih minum dulu ya. Maaf ya Tante merepotkan"
"Makasih tante, gak kok. Qia malah seneng masak bareng Tante. Tapi, Alula mana ya tan?"
"Jam segini biasanya dia main di tepi kolam renang Qi"
Qia mengernyitkan dahinya, memangnya aman buat anak seusia Lula bermain sendiri di pinggiran kolam? Belum sempat mengutarakan isi kepalanya, mereka sudah dikejutkan dengan suara keras air kolam renang.
Seketika Qia melirik ke arah pintu dapur yang menghadap langsung ke kolam. Lula sudah tercebur di dalamnya.
"Tante!! Itu Lula!" Katanya sambil berlari cepat, melirik sekilas bajunya lalu nekat menceburkan dirinya.
Dalam waktu singkat, semua penghuni rumah sudah berkumpul di tepi kolam, melihat aksi penyelamatan Qia terhadap Alula.
Satu lagi, jangan lupakan Bima yang ikut menceburkan diri, berenang tepat di belakang Qia. Dan ya, Qia berhasil membawa Lula ke tepi lalu menggotongnya naik.
"Huwaaaaaaa. Mamiiiiiii" tangisan Alula pecah dan dengan cepat ia membenamkan wajahnya di dada Qia, mengalungkan tangannya erat pada leher Qia.
"Cup cup. Kamu selamat. Untung tante juara renang" kata Qia sambil mencium kedua pipi Alula. Bocah kecil itu masih sesenggukan di dalam pelukan Qia.
"Kalau sampai terjadi apa-apa dengan anak saya, saya pecat kalian semua!" Suara berat milik Bima membuat para pekerja di sana menunduk kaku.
"La, maafin Oma ya, Oma Lupa kalau kamu belum bisa renang" Karin datang mengusap kepala cucunya.
"Qia makasih ya nak. Tante gak tahu kalau kamu gak datang tepat waktu"
"Sama-sama tante"
Karin mencari keberadaan Bima, anaknya itu sudah menghilang sejak mengeluarkan ultimatumnya, saat itu juga Bima muncul dengan handuk di tangannya.
"Kamu bisa ganti pakaian di kamar saya. Lula tolong antarkan tante Qia. Kamu juga bersihkan diri" Qia terpelongo sesaat. Masih tidak menyangka perlakuan Bima yang cukup peduli juga.
"Iya Qi, buruan ntar masuk angin" karena paksaan keduanya, akhirnya Qia dengan Alula dalam gendongannya pergi menuju kamar yang dimaksud.
Pandangan pertama saat memasuki kamar jatuh pada foto dengan frame cukup besar, dipajang pada dinding di atas ranjang. Foto pernikahan Bima dan istrinya, ibu Alula.
"Mami, makasih udah tolongin Alula ya"
"Sama-sama. Eh, kita mandi yuk"
Selesai mandi dan mengganti pakaian dengan entah pakaian siapa, yang sudah di siapkan di atas ranjang, Qia dan Alula malah cekikikan di dalam kamar selagi menyisir rambut.
"La, jadi itu Mami kamu? Cantik banget ya. Bola matanya mirip kamu. Rambutnya juga"
"Kata Oma, lesung pipinya juga"
Qia mengamati foto itu lagi, benar. Airin mempunyai dua lesung pipi, persis seperti Alula.°°°
Langkat, 18 Oktober 2021

KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiable (End)
Roman d'amourAghni Alfarizqia tidak pernah punya mimpi harus jatuh cinta pada lelaki yang sudah pernah menikah. Tetapi saat pertama kali bertemu Bima, di suatu sore dengan segala sikap jutek dan dinginnya, Qia malah setengah mati memuja. Lalu mampukah Qia-peremp...