Sudah hampir dua Minggu sejak pertemuan Qia dan Bima, malam ini ia malah bertemu dengan Bima lagi, di sebuah restoran.
Qia bersama Hadi, Bima malah terlihat santai dan bergembira dengan perempuan yang ia tahu bernama Risa.
Huh! dari awal, memangnya apa yang ia harapkan dari hubungan ini? Astaga. Bahkan ia bergidik geli menyebutkan kata 'hubungan' atas pertemuan ia dan Bima.
Pasalnya, ia yang ketahuan sekali mengejar lelaki itu, dan Bima jelas menghindarinya, hubungan yang gak lebih dari sekedar menitipkan Lula ke rumahnya, sebagai adik dari sahabatnya.
"Are you okay?" Hadi merangkul pundak Qia, mengajaknya untuk segera duduk di meja yang sebelumnya sudah ia pesan. Qia mengangguk pelan, sesekali matanya menangkap wajah Bima, lelaki itu sepertinya belum menyadari keberadaannya.
"Kalau kamu gak enak badan, kita balik aja gimana?"
"Aku baik-baik aja kok Mas" yang benar saja. Udah jauh-jauh datang, berdandan dan malah memilih pulang. Bagaimanapun, malam ini Qia harus makan sebanyak-banyaknya. Karena sakit hati dan menangis sepulang dari sini, ia butuh tenaga lebih!
"Wajah kamu pucat" Hadi! Harusnya Elo peka kalau dari awal gue gak mau elo ajak dinner. Gue mau pulang! Tapi gue butuh makan! Qia mengumpat dalam hati.
"Kamu mau ngomong apasih Mas? Sampe bawa aku sejauh ini, dinner pula. Biasanya juga di cafe" efek dari mood yang memburuk, Qia malah nyerocos panjang lebar pada Hadi.
"Aku mau lanjut S3 di Belanda"
"Terus?" Qia menatap horor ke arah Hadi, kalau diperhatikan sejak tadi, lelaki di depannya itu terus-menerus tampak gelisah.
"Anggap aja ini salah perpisahan" really? Gak nyangka malah Hadi bakalan ngomong seperti itu. Bukannya berharap, tadinya Qia fikir Hadi bakalan mengungkapkan isi hatinya, hemm. Dasar! Terus aja elo ngehalu wahai Qia!
"Ya ampun. Jadi terharu, kamu harus cepat pulang Mas"
Hadi menggenggam tangan Qia, kali ini lebih erat, "belum juga pergi kamu malah nyuruh cepat pulang" huwaaa! Seharusnya Qia senang, sifat beku, dingin, cuek Hadi sudah mulai berubah sejak beberapa bulan belakangan ini, tapi ya tetap aja, seperti di awal. Qia enggak boleh banyak berharap pada siapapun.
"Makin hari kamu makin sweet ya Mas. Pulang pasti bawa calon istri bule"
"Kalo saya maunya kamu?"
"Jangan ngaco kamu!" Qia tertawa kecil, mengibaskan tangannya ke arah Hadi sebagai respon dari tubuhnya, Hadi memilih diam.
Gak tahu aja kalau sejak tadi, seseorang tak jauh dari sana menatap mereka intens. Bima merasakan sensasi gila saat melihat tawa Qia, perempuan labil yang seminggu ini enggak ia lihat. Masih seminggu, tapi tampaknya begitu bahagia dengan teman lamanya.
°°°
Langkat, 01 Februari 2022
#yang mau baca quote galau bisa follow Ig: armitasahputriquotes
Tiktok: Armita Sahputri
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiable (End)
RomanceAghni Alfarizqia tidak pernah punya mimpi harus jatuh cinta pada lelaki yang sudah pernah menikah. Tetapi saat pertama kali bertemu Bima, di suatu sore dengan segala sikap jutek dan dinginnya, Qia malah setengah mati memuja. Lalu mampukah Qia-peremp...