Hari sudah mulai sore saat Qia memutuskan kembali ke cafe. Siang tadi, Lula sudah dijemput oleh Ansal di city ice, bocah umur tiga tahun itu dengan gemesnya mengecup kedua pipi Qia lalu melambaikan tangannya sebelum pergi.
Tadi, setelah Lula menceritakan kalau Maminya sudah di surga, mendadak Qia menatap sendu kepadanya. Kasihan Lula.
"Mbak sore ini aku izin pulang cepat ya" suara Alvin memecahkan lamunannya.
"Loh, balas dendam kamu ya"
"Hehem iya dong. Aku mau makan malam bareng Mbak Merra"
Ha? Apa? Merra?
"Seriusan? Wah, jangan jadi gigolo dong Vin. Emang gaji di cafe aku gak cukup apa?" Omel Qia pada Alvin.
"Apaansih Mbak? Gak gitu juga ya. Gini gini aku masih doyan anak SMA"
Nah gitu dong. Masa iya, Alvin yang masih 19 tahun doyan Merra yang umur 25.
"Lah terus ngapain pergi bareng Merra?"
"Abang aku mau kenalan sama Mbak Merra"
What? Gamungkin nih. Pasti Merra yang keganjenan fiks.
"Yakin mau punya kakak ipar gesrek kayak Merra? Kalau aku sih ogah" kata Qia sembarangan. Dasar Qia.
"Akusih gayakin. Hehe. Tapi kayaknya abang aku udah jatuh hati" dih, belum tahu dia kelakuan gak masuk akal Merra.
"Terserah deh. Cepat pulang sana. Ntar kena macet, Jakarta gitu loh" Alvin mengangguk lalu buru-buru melepaskan apronnya.
"Jaga cafe ya Mbak. Bye" katanya lagi saat sudah mencapai pintu. Emang nih Alvin, urusan pulang cepat aja, paling gercep.
Saat Alvin sudah mulai menghilang dengan motornya, Qia buru-buru membuka WhatsApp. Bisa-bisanya Merra sok polos merahasiakan ini, dengan karyawannya pula.
°grub rumpi no secret 💋°
'bisa-bisanya si lakik mau dinner bareng Abangnya Alvin @merra si cabe'
'Ha? Seriusan? Wahh berita hot sih ini' tulis Serra
'omaigattt. Pake gaun Ra, jangan lo pake baju main kungfu' Ditta menimpali
'ckck. Jangan lupa pake Bra yang ketat Lo @merra si cabe'
'berisik kalian yaaaa. Tunggu aja gue Yang bakalan kawin lebih dulu' dih najis.
Jodoh gue, kapan sih datangnya?
Qia masih akan mengetik, ketika suara deheman dari seseorang di depannya membuatnya terlonjak kaget.
"Selamat sore, selamat datang di vintage cafe. Mau pesan apa?"
Pria di depannya malah menunduk, terlihat tidak peduli sambil mengetik sesuatu di ponselnya, tanpa menoleh sedikitpun, "one hot black americano size large not sugar"
Ha? Qia hampir gelagapan saat lelaki itu mengucapkannya dengan satu tarikan nafas.
"Bisa tolong di ulang pesanannya?"
Lelaki itu menoleh sejenak, demi apapun. Qia hampir saja terkapar akibat ketampanan yang meluber itu.
"Berapa nilai mendengar pelajaran bahasa Indonesia kamu?" Jawaban mengejek dari pembeli kurang ajar ini membuat Qia melotot marah.
Tolong jangan kaitkan dengan pelajaran. Qia yakin dia akan terpelongo saat melihat seluruh rapor sd sampai kuliah Qia yang sempurna tanpa cacat.
"Oke, saya ulang, one hot blac..."
"Udah gak perlu. Saya ingat kok" umpat Qia sambil berlalu dari sana, menuju mesin pembuat kopi.
Berlama-lama dengan lelaki sinis ini membuatnya gerah.
"Silahkan duduk sambil menunggu pesanan" celetuk Qia lagi.
"Tidak perlu!" Dih, kok nyolot sih?
Masi untung ya Qia berbaik hati mempersilahkannya duduk. Dasar brengsek.
Rasanya Qia malas bertanya kalau cup coffee nya ditulis atas nama siapa, akhirnya laler hitam bertengger dengan manis di cup tersebut.
"Pesanan siap. Semuanya 50 Ribu" cicit Qia yang sudah berpindah di balik mesin kasir.
Lelaki itu menerima coffee lalu memberikan selembar uang seratus.
"Kembalian 50 Ribu" kata Qia lagi, tetapi lelaki itu malah mengangkat tangannya sedikit."Buat anda aja. Lumayan untuk tambahan ke dokter THT" katanya sambil berlalu.
Apa??????
Qia sudah siap menyumpah serapahi lelaki itu, tetapi mobil BMW hitam metalik yang Qia yakini miliknya sudah melaju pergi.
Dasar laler hitam!
Untung ganteng.
_____
Langkat, 6 September 2021
TfV
Aku sayang kalian 💋
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiable (End)
RomanceAghni Alfarizqia tidak pernah punya mimpi harus jatuh cinta pada lelaki yang sudah pernah menikah. Tetapi saat pertama kali bertemu Bima, di suatu sore dengan segala sikap jutek dan dinginnya, Qia malah setengah mati memuja. Lalu mampukah Qia-peremp...