Siang ini Qia the gang sudah sepakat menghabiskan jam makan siang di mal. Kebetulan Ditta sedang tidak ada pasien, dan juga Serra karyawan kantor dapat izin makan siang satu jam.
Kalau Merra jangan ditanya. Guru olahraga tomboi satu itu emang paling hoby keluyuran, berasa sekolah milik bapaknya. Dasar."Lama banget sih Lo" sembur Serra saat Qia baru sampai, menduduki dirinya di sofa City Ice. Cuaca Jakarta panas bener sih. Gerah.
"Sorry deh, tadi gue bantuin Alvin dulu, cafe lagi banyak pembeli" kata Qia pada akhirnya.
Kalau di pikir-pikir, ia emang harus menambah karyawan agaknya. Kasihan Alvin yang selalu mengomel kalau pembeli datang membludak."Udah pesen yuk. Gue gabisa lama-lama" timpal Ditta pada akhirnya, menyodorkan buku menu pada ketiga temennya.
"Btw, Gimana semalam acara beli cincinnya?" Merra menatap Qia antusias. Qia memicingkan matanya, tatapan jail Merra ini amat sangat menggangu.
"Jelas dong gue di beliin cincin" hahahah. Qia ngehalu lagi deh.
"Yakin Lo? Tukang cincinnya temen gue loh"
astaganaga. Kelakuan jail Merra ini memang enggak pernah berubah, wajah Qia jadi merah padam. Nyebelin.
"Udah deh Qi. Sampe kapan pun, Hadi enggak bakalan serius sama elo. Mau gue cariin tubang?" Sergah Serra, berhasil mendapat pelototan tajam dari Qia dan tawa jenaka ketiga sahabatnya itu.
"Tua Bangka? Parah Lo Ra. Siapa? Bapak elo?" Sambung Ditta.
"Emak tiri dong Lo Qi" sembur Merra lagi.
Apaansih? Gak lucu. Wajah Qia sudah cemberut tidak terima.
"Ntar gue tabok pake undangan jangan bengong Lo semua ya" katanya lagi, sambil menyeruput orange juice yang baru tiba. Huffffff.
Sedang asyik tertawa ria, Mami Nia masuk dan berdiri mengejutkan Qia.
"Qia, kamu Mami telpon kok gak ngangkat sih?" Qia menoleh, menatap kaget pada sang Mami yang terlihat ngos-ngosan.
Lebih kaget lagi saat melihat bocah kecil itu. Kok ada dia sih? Tadi malam ada, pas sarapan ngilang, tahu-tahu udah gandengan lagi sama Mami.
Omong-omong, cocok juga nih Mami jadi Oma. Duh, gasabar ngasih cucu. Batin Qia ngehalu.
"Qi. Kok bengong sih?" Kata Mami Nia sewot.
"Ah? Apa Mi? Habisnya Mami tiba-tiba datang, bawa nih tuyul. Kan aku kaget"
"Husss mulut kamu lemes banget sih. Mami mau nitip Lula nih, barusan Mami dapat telpon dari tante Ambar, di suruh ke Bandung ada arisan keluarga. Lupa Mami"
Apaansih Mi? Lula itu siapa lagi coba?
"Lula apa sih Mi? Boneka? Barang? Apa Mi?"
"Ya ampun Qia. Lula itu ya ini" Mami Nia menunjuk Lula yang sudah berpindah dalam pangkuannya.
"Lah, kok aku sih Mi? Mami Papi nya kemana emang?"
"Ntar Mami kasih tahu. Pokoknya Mami nitip ya, Papi nya rekan kantor Abang kamu. Ok"
Tidak! Enak aja! Qia bukan day care ya!
"Lula, Oma pergi dulu ya. Kamu bareng empat tante cantik ini mau ya"
Duh, Mami Emang harus di kasih cucu nih. Batin Qia.
Lula melirik keempat tante yang dimaksud Mami Nia. Seperti nya ia bocah penutur, terbukti saat ia mengangguk dan berpindah duduk di pangkuan Qia. Omaigattttt.
"Cara aku ngembaliin nih anak bagaimana Mi?" Teriak Qia lagi, udah berasa di hutan deh kalau anak dan mami ini lagi ngobrol.
"Ntar malam Papinya jemput. Bye" belum sempat Qia berceloteh, Mami Nia sudah melenggang keluar Restoran. Ya ampun.
"Lula mau makan ice cream?" Tanya Qia pada akhirnya.
Kalau diperhatikan lebih dekat, Lula benar-benar imut dengan sepasang lesung pipi dan mata Hansel nya.
"Boleh Tan? Kata Oma Ema sakit gigi ntal" so cute. Wajah menunduk Lula membuat Qia segera mencomot pipi gembul nya.
"Boleh kok, dikit tapi ya. Oh ya, kenalin temen Tante nih"
Lula menatap satu persatu, Ditta lebih dulu mencomot pipi gembul Lula,
"kenalin La, Tante Ditta. Tante Dokter loh La" dih, bukannya kagum, Lula malah sembunyi dibalik tubuh Qia.
"Doktel seling suntik lula kalau sakit. Takut ih" hahaha. Merra terkikik geli.
"Rasain Lo. Takut nih bocah. La, kalau aku Tante Merra, Tante jago renang loh La. Ntar Tante ajarin mau?"
Lula mengangguk kagum, "oke Tante Mella"
"Merra La"
"Mella!" Astaghfirullah. Serra dan Ditta terkikik geli.
"Haruskah gue ngenalin diri sebagai kuli guys?" Tanya Serra pada akhirnya.
"Oh, sudah pasti. Kenalin La, ini Tante Serra, Kuli La. Hahahaha" cerocosan Merra dan tawanya menggelar, membuat Lula tersenyum sumringah.
Oke. Setelah perkenalan enggak jelasnya, barulah Lula mencomot sedikit demi sedikit ice cream yang tersaji.
_____
Langkat, 6 September 2021
TFV
Aku sayang kalian 💋
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiable (End)
RomanceAghni Alfarizqia tidak pernah punya mimpi harus jatuh cinta pada lelaki yang sudah pernah menikah. Tetapi saat pertama kali bertemu Bima, di suatu sore dengan segala sikap jutek dan dinginnya, Qia malah setengah mati memuja. Lalu mampukah Qia-peremp...