"Semenjak bergaul sama Tante rese itu kamu kok banyak maunya sih La!" Teriakan Bima menggema di ruang keluarga rumah alvarendra membuat Alula memeluk erat Oma nya.
"Dateng dateng main bentak, maksud kamu apa Ha?" Karin balik meneriaki Bima dengan galak. Bima cemberut lalu duduk di sofa.
"Mi, kenapa mendadak mau liburan sih? Ini kan gak weekend?" Jelas aja Bima berteriak heboh. Pasalnya Mami nya sudah heboh menelponnya sejak pagi, katanya Lula merengek minta ke pantai. Yang benar saja! Ini masih hari Jumat!
"Sore ini Mami mau ke Bandung, jadi gantian kamu jaga Alula. Bawa ke pantai gih. Ambil cuti dua hari ini." Kata Karin lagi, sementara Bima sudah melotot di tempat.
"Apa? Jangan melotot gitu! Katanya kamu bos! Percuma dong" hadeh, emang paling ribet kalau sudah berurusan dengan Mami nya.
"Gak bisa Mi, Bima betul betul sibuk"
"Sekali ini aja Bim, lagian Mami juga udah ngabarin Qia untuk nemenin Lula"
"Apa????" Kali ini Bima benar-benar gak bisa mentolerir aksi Mami nya.
Gak! Siapa yang sudi pergi liburan bareng Qia? Perempuan labil yang tadi pagi jutek nya minta ampun.
"Pi, lula yang ajak Mami" sahut Alula tercekat. Menatap Alula yang takut-takut menampakkan wajahnya, membuat Bima frustasi sendiri.
Kelakuan nenek dan cucunya ini membuat Bima kalang kabut.
Akhirnya ia ngeloyor pergi, percuma! Di ajak berdebat pun ia akan tetap kalah."Mau kemana? Segera beresin pakaian kamu dan jemput Qia. Pakaian Lula udah siap" teriak Karin.
Kan benar! Sudah bisa dipastikan semuanya memang sudah direncanakan dengan baik.
***
"Katanya tadi badmood sekarang udah nyengir lagi. Lo tuh bipolar banget sih nyet!" Merra nyerocos enggak jelas sambil mengunyah keripik yang berhasil ia bawa ke kamar lengkap dengan toples toples nya.
"Bodo amat! Amat aja enggak bodo!" Cicit Qia santai, sambil merapikan beberapa pasang baju yang akan ia bawa.
Haha. Sebenarnya benar kata Merra, sejak pagi tadi Qia uring uringan gak jelas karena ulah Ansal, tapi sejak tante Karin menelepon dan sedikit memohon untuk menemani Lula kepantai, mana bisa ia tolak. Apalagi berangkat dengan Bima. Dosa menolak rezeki. Itulah prinsip hidup Qia.
"Gausah pake dandan segala. Kaya badut Ancol!" Teriak Merra heboh. Oh rese banget sih? Udah bolos jam kerja malah ngebacot.
"Lo tuh kalau gangguin mending balik gih sana"
"Dih, mentang mentang"
"Apa??" Qia melotot, tapi buru-buru tersadar kala bunyi clakson di halaman rumah nya. Siapa lagi kalau bukan Bima.
"Udah di jemput tuh sama Om duda"
"Heh!" Qia melotot, Merra balik nyengir.
"Gue pamit ya Ra. Elo jangan lupa kunci rumah gue. Ntar di sangka maling sama Mami gue" teriak Qia heboh.
Dasar Qia. Mana mungkin Merra pergi sebelum makanan seisi freezer enggak habis? Okelah. Di tinggal sendiri di rumah Qia membuat Merra seperti pembantu kehilangan majikan. Ia pun menuju dapur. Waktunya makan!
***
"Yang suruh kamu duduk di belakang siapa?"
Hah? Baru juga ketemu, Bima malah ngebuat suasana jadi horor. Ini sebenarnya mau berlibur atau nonton rumah hantu sih?
"Kenapa masih di sana? Cepat pindah" Lagi. Bima memerintah dengan seenak jidatnya, dan tololnya Qia malah menurut. Bima tersenyum kecil.
"Udah. Puas?" Celetuk Qia lagi. Memalingkan wajahnya sesaat untuk memakai safety belt.
"Papi emang jail Mi" celetuk Lula yang duduk di kursi belakang, lengkap dengan sebotol susu dan beberapa permainan.
"Iya nih La. Oh ya, kamu belum peluk Mami La" kata Qia lagi. Berusaha mengabaikan pelototan enggak jelas Bima.
"Alula pengen peluk, pangku lula boleh?"
Siapa yang gak gemes melihat tubuh tambun Alula coba?
"Nanti tante pegal dong La"
Lula menatap sang papi, sedikit sedih lalu berucap lagi," iya deh. Ntar Mami pegel"
"Gak kok. Kalau Mami pegal ntar Lula Mami pindahkan ke belakang."
"Holeeeee!" Alula mengabaikan Omelan Sang papi dan sudah berpindah di pangkuan Qia.
***
Langkat, 10 Mei 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiable (End)
RomanceAghni Alfarizqia tidak pernah punya mimpi harus jatuh cinta pada lelaki yang sudah pernah menikah. Tetapi saat pertama kali bertemu Bima, di suatu sore dengan segala sikap jutek dan dinginnya, Qia malah setengah mati memuja. Lalu mampukah Qia-peremp...