43

8.3K 504 10
                                    

  "Saya terima nikahnya Aghni Alfarizqia binti Alfariz Mukhtar dengan mas kawin 50 gram emas di bayar tunai"

Teriakan SAH para saksi membuat Qia menitikkan air matanya lagi, hari ini tepat satu bulan setelah proses lamaran, akhirnya ia resmi menyandang status istri.

Ia pandang wajah Bima yang tersenyum simpul sambil mengulurkan tangan untuk ia kecup.

"Ntar malam siap-siap kamu ya" bisik Bima tepat di telinganya. Membuat tangis nya reda dan malah melotot galak, membuat Bima nyengir kuda.

Tampaknya di detik pertama menjadi suami, Bima udah mengeluarkan tingkah jailnya. Membuat Qia malu bercampur takut. Apa apaansih tua cabul itu?

"Terimakasih ya Mami sudah mau menjadi Mami Lula yang seutuhnya" sweet banget! Qia memeluk dan menciumi kedua pipi bocah kecil nya itu.

Tidak menyangka pertemuan pertemuan mereka berakhir menjadi status ibu dan anak.

"Sama-sama Lula, Mami juga senang punya anak kayak Lula" katanya lagi.

Setelah acara ijab Kabul, kedua mempelai duduk di atas pelaminan sambil berfoto ria bersama tamu yang datang. Qia tidak henti-hentinya tersenyum, memandangi semua tamu yang hadir dengan wajah bahagia.

"Bahagia kan nikah sama saya?"

"Bahagia dong, asal gak di jailin" cicit Qia lagi.

Bima terkekeh lagi, sekarang ia tahu kalau Qia yang mudah sewot Sangat cocok untuk ia yang jail.

"Selamat ya Bestie. Akhirnya nikah juga sama laki-laki galak kesayangan elo" teriak Serra yang sudah naik si atas pelaminan bersama dengan Merra dan Ditta.

"Terimakasih ya Bestie aku yang bodoh. Kalian cepat nyusul ya biar anak gue ada kawan main" kata Qia, sementara Bima menatap jutek ketiganya.

Bisa-bisanya mereka bilang ia laki-laki galak, dasar!

"Selamat ya Mas Bima. Dijaga loh sahabat kami ini yam soalnya spesies langka" kata Merra lagi, membuat Qia melotot galak.

"Siap, saya jagain deh. Biar enggak langka, Ntar saya buat juga spesies yang mirip sama dia. Yakan sayang?"

Qia melotot lagi, "apaansih mas! Gatal!"

Ketiga sahabat itu terbahak-bahak, "kalau begitu kado kami emang paling tepat Qia, ntar malam di pakai ya"Ditta menyerahkan kotak yang di bungkus kado kepada Qia.

"Jangan aneh-aneh dong guys"

Ketiganya tertawa lagi.

"Selamat ya Qia, Bima" Hadi turut naik memberi ucapan.

"Selamat ya Qia, Bima. Semoga jadi keluarga yang Sakinah mawadah warahmah"

"Makasih ya Mas Hadi, Mbak Risa"

"Makasih ya Hadi, Bima"

"Kalian kapan nih nyusul? Segera ya biar Lula ada teman mainnya" kata Bima lagi.

"Doain aja deh, Kita gak buru-buru soalnya Bima masih lanjut sekolah" kata Risa lagi sambil tersenyum, sementara ketiga sahabat Qia menjawab serentak, "aamiin"

Setelah berfoto akhirnya mereka pun turun dari pelaminan.

"Oke fiks! Serra dan Ditta, segera penuhi kemenangan gue" dasar kamvret! Dari tadi mulut nya udah sewot akibat hubungan Hadi dan Risa.

***

Setelah acara selesai, Qia dan Bima memutuskan pulang ke rumah Bima, membawa Lula yang sudah ketiduran sejak di mobil tadi.

"Mas, gak apa Lula tidur sendiri begini?" Tanya Qia lagi, sambil membuka pelan gaun Lula, mengganti nya dengan piyama tidur.

"Selalu begitu kok"

"Oke deh, kamu kalau mau mandi Luan aja gih" kata Qia lagi, membuat Bima mengangguk lalu masuk ke kamar utama.

Qia memandangi Alula yang sudah tidur nyenyak, lumayan lama, menaikan selimut lalu mengecup kening Lula.

Sementara Bima yang dari tadi memandang aksi Qia turut tersenyum manis.

"Mas, tolong bukain dong. Gak sampe" kata Qia sambil memutar tubuhnya membelakangi Bima, pelan Bima membuka kancing gaun Qia dari belakang.

"Nanti pakai baju yang udah aku siapin ya sayang" kata Bima lagi. Suaranya yang kalem, membuat Qia meremang.

"Mas kok belum tidur?" Kata Qia setelah keluar dari kamar mandi. Menatap Bima yang masih memainkan ponselnya.

"Sini deh" kata Bima lagi, menepuk kasur di sebelahnya. Qia merinding lagi, okeee! Tenang Qia suami elo gak gigit!

Bima menggenggam tangan Qia erat, "Terimakasih ya Qia. Sudah bersedia menjadi istri saya, menjadi ibu buat Lula. Semoga kedepannya kita menjadi suami istri yang seterusnya saling mencintai"

Qia menatap Bima penuh haru, "aku yang harusnya berterima kasih karena kamu mau mencintai aku, meyakinkan aku yang labil ini bahwa bisa menjadi istri kamu, doakan aku ya Mas, mampu memikul tanggung jawabku terhadap kamu dan Alula, juga anak kita kelak"

Bima memeluk Qia saat itu juga, "ngomongin soal anak, kamu kok gak pakai baju yang aku siapin sih?" Bima tersadar bahwa baju sexy yang ia belikan kemarin malah belum di pakai.

"Ogah ih. Malu"

"Gak ada yang liat kok, kecuali aku sih" kata Bima sambil nyengir kuda.

"Ntar kamu menang banyak aku gak mau" kata Qia lagi sambil terbahak, membuat Bima cemberut.

Cup! Lagi, Bima mencuri ciuman Qia. Kali ini nekat menekan lebih lama. Membuat Qia memukul dada Bima pelan.

"Kayaknya Lula udah minta adik Sayang" bisik Bima tepat di telinga Qia, membuat Qia meremang.

"Kasih tahu Lula ya Sayang, kalau adiknya di pending dulu soalnya Mamanya lagi haid"

Bima melotot "HA?? APAAA?"

Qia tersenyum kemenangan, "hehe. Emangnya enak?" Kata Qia lagi sambil tertawa lepas.

***

Langkat, 23 September 2022

Suamiable (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang