"Kalau kepala saya geger otak kamu bisa ganti?" 50 kali sudah Bima bertanya soal kepalanya yang tidak sengaja dipukul oleh Qia.
Catat! TIDAK SENGAJA! Qia mendengus sebal sambil memasang seat belt nya.
"Jadi mau anterin saya atau enggak? Dari tadi ya, bapak nyerocos Mulu. Panas telinga saya"
Bima mendelik horor, udah salah nyolot!"Kamu tuh nyebelin ya ternyata"
"Memangnya bapak ramah tamah? Begitu?"
"Kalau saya mau, saya bisa turunkan kamu di jalan nanti ya"
"Siapa takut! Saya bisa pesan taxi" ya ampun, sama sekali enggak bermaksud memancing keributan. Tapi di dieamin nih bapak melunjak!
"Tenang aja. Saya enggak sejahat itu. Anggap saja ini rasa terimakasih saya karena kamu sudah menyelamatkan Alula" setelah itu Bima diam, menyadari terlalu banyak berbicara sejak tadi.
Tapi perempuan di sebelahnya malah menatap nya lama, "jangan natap saya kayak mau nagih hutang ya!" Peringat Bima lagi. Qia mendengus lagi.
Karena malas berdebat dengan lelaki tampan bermulut cetus itu, akhirnya Qia memejamkan matanya sambil memeluk Lula yang entah sejak kapan sudah ketiduran di pangkuannya.
Bima enggak bermaksud melirik perempuan yang berada di sebelahnya, tetapi tetap saja ujung-ujungnya ia melirik. Lagi dan lagi.
Bisa ia pastikan perempuan itu tidak tidur sama sekali, huhh Kenapa dia jadi kepikiran sih? Bukan apa. Dia cuma enggak mau saja kalau perempuan penggosip yang sudah merebut hati anak dan kedua orangtuanya ini besar kepala.
Catat! Ia tidak mudah segampang itu di taklukkan. Astaga. Memangnya yang mau menaklukan dia siapa? Sadar Bima. Sadar.
"Ngapain bapak natap saya kayak begitu?"
Huwaaa. Bima terlonjak kaget, kan sudah ia duga. Menyesal rasanya mencuri curi melirik ke arah perempuan ini.
"Di jidat kamu ada nyamuk"
Hah? Memangnya Qia percaya?"Gausah ngeles. Saya tahu saya cantik" ya ampun, Bima jadi bergidik horor menatap perempuan yang sudah sok kecantikan ini.
Ya walaupun Bima gak bisa menampik apa yang disebutkannya barusan. Ya! Qia memang cantik dan imut.
Hah? TIDAK! INI BUKAN BIMA!
"Rupanya tingkat narsis kamu tinggi juga ya. Persis seperti abangmu"
Qia cuma nyengir kuda saat nama Ansal di bawa. Bima aja yang enggak tahu kalau tingkat narsis Ansal lebih tinggi sekabupaten. Huh.
°°°
Langkat, 7 Desember 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiable (End)
RomansaAghni Alfarizqia tidak pernah punya mimpi harus jatuh cinta pada lelaki yang sudah pernah menikah. Tetapi saat pertama kali bertemu Bima, di suatu sore dengan segala sikap jutek dan dinginnya, Qia malah setengah mati memuja. Lalu mampukah Qia-peremp...