Qia menatap horor pada bocah perempuan yang duduk di sofa ruang tamu sambil memeluk boneka tanpa mata.
Wajahnya yang imut turut tersenyum saat menatap Qia. Anak siapa sih?"Mamiiiiii anakmu paling cantik pulangg"
Nia dan Aufa yang berada di dapur saling bertatapan. Kebiasaan menjerit-jerit Qia emang gak pernah berubah ih.
"Bisa diem gak?" Omel Ansal, abangnya yang baru keluar dari toilet dapur.
"Bodoamat. Mi, tuyul siapa tuh di depan?"
"Hus, kebiasaan kamu ya. Anak cantik begitu di bilang tuyul" omel Mami Nia, yang sedang asyik menggoreng nugget. Aufa cekikikan.
"Jawab dulu. Anak siapa?"
"Anak gue. Kenapa?" Tanya Ansal galak.
Dih, emang suka ngehalu nih abangnya.
"Oh, semenjak putus dari Pinkan, Lo malah memproduksi bayi ya?" Qia mengumpat sambil mencomot nugget yang baru saja di angkat.
"Awww. Panas Mi" cicitnya spontan. Aufa dan Ansal terkekeh lagi.
"Durhaka Lo tuh sama gue. Abang keren begini Lo fitnah"
"Dih, siapa suruh Lo ngehalu"
"Qi, kamu pulang bareng siapa?"
"Hadi Mi"
Ansal yang sedang minum, tersedak. Kenapa sih? Penghuni rumah memang suka kaget setiap kali nama Hadi disebut.
"Sihiiiiy. Udah punya rasa Lo ya sama temen gue?" Tanya Ansal yang kebetulan teman satu kelas SMA dan kuliah S1 bareng Hadi.
"Apaansih!"
"Yaelah, ngaku aja kali" kali ini Aufa turut menimpali.
Qia jadi jengah Sendiri. Ini semua gara-gara Hadi nih. Sering main ke rumah, jalan bareng, tapi enggak pernah nyatain perasaan. Membuat Qia bingung sendiri.
"Udah jangan ribut. Ansal, nih kasih Lula" Mami Nia menyodorkan sepiring Nugget dan jus Alpukat.
"Lula siapa Mi?" Tanya Qia lagi.
"Kepo kamu. Ya anak yang di depan itu"
Qia manggut-manggut. "Oh tuyul itu ya Mi" katanya lagi, membuat Mami Nia melotot dengan galak.
"Anak siapa sih Mi?" Tanya Qia lagi.
"Anak temen gue. Bapaknya keren tahu!"
Dih, Qia menatap horor pada abangnya itu. Apaansih. Yang ditanya anaknya bukan bapak nya.
"Gak selera gue" cicit Qia ngasal.
"Huh, awas aja Lo terpesona"
Qia makin menatap horor Ansal, "dih, ogah. Om Om mesum pasti. Kayak Elo" kata Qia pada akhirnya.
Membuat Aufa dan Mami Nia turut terbahak. Apaansih Mi?
"Lah, Abang keren begini Lo bilang Om? Gue doain dapet Om beneran!" Kata Ansal lagi sambil berlalu pergi, kasihan Lula sudah lama menunggu.
Qia menatap jengkel kepergian abangnya itu. Bisa-bisanya Ansal mendoakan hal buruk tentang dirinya.
Huhh, dasar anak lajang jamuran. Daripada kena Omelan, Qia buru-buru pergi menuju kamarnya sambil bernyanyi kecil.
"Ada aja kelakuan kakak kamu ya" gumam Mami Nia pada Aufa, gadis itu mengangkat bahu, lalu memilih pergi.
Berlama-lama duduk di dapur dengan sang Mami, bisa-bisa kena kuliah tujuh menit. Huffffff.
_____
Langkat, 1 September 2021
TFV
Aku sayang kalian 💋
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiable (End)
RomanceAghni Alfarizqia tidak pernah punya mimpi harus jatuh cinta pada lelaki yang sudah pernah menikah. Tetapi saat pertama kali bertemu Bima, di suatu sore dengan segala sikap jutek dan dinginnya, Qia malah setengah mati memuja. Lalu mampukah Qia-peremp...