54. Wedding Day (end)

1.5K 64 8
                                    

Sorry for typo
Happy reading:)

"Alvaro Argi Naruna bin Harun Nasution saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri saya Adeva Afsheen Myesha binti almarhum Damian Adam dengan maskawin berupa uang tunai 100 juta dan seperangkat alat sholat dibayar tunai"

"Saya terima nikah dan kawinnya Adeva Afsheen Myesha binti Damian Adam dengan maskawinnya yang tersebut dibayar tunai"

"Saksi sah?"

"Sah!"

"Alhamdulillah"

***

Pesta pernikahan Deva dan Varo baru saja berakhir. Dan kini mereka tiba di kamar hotel.

"Cape?" Tanya Varo sembari menggenggam tangan Deva

"Iya lumayan, kaki aku pegel banget" jawab Deva

"Yaudah, kamu mandi dulu aja nanti aku pijetin kakinya"

Deva mengangguk pelan lalu berjalan menuju kamar mandi.

"Varo, tolong dong"

"Iya?" Varo berjalan ke arah Deva yang berada di depan pintu kamar mandi

"Bantu tarik resleting gaunnya" ujar Deva sembari berbalik badan

"O-oh oke" perlahan Varo menarik resleting itu kebawah, menampakkan punggung mulus istrinya.

"Udah? Makasih" Deva segera masuk kembali ke dalam kamar mandi dan mengunci pintu dari dalam membuat Varo menghembuskan nafas panjangnya.

Tak berselang lama Deva selesai dan keluar dari kamar mandi.

"Udah, kamu gantian gih mandi" ujar Deva seraya memilih pakaian untuk digunakan.

"Iya" jawab Varo tapi ia tidak beranjak dari posisinya.

"Dev"

"Hm?"

"Sini deh, aku pijetin kakinya. Katanya sakit"

"Iya nanti ya, aku pake baju dulu"

"Gausahlah, itu kan udah pake handuk juga"

Deva menurut lalu duduk di sebelah suaminya.

Varo mulai memijat kaki Deva perlahan. Namun semakin lama tangannya semakin naik ke arah paha.

"Varo" panggil Deva

"Ya?"

"Yang sakit cuma pergelangan kaki"

"Oh ya? Aku sampe atas sakit semua"

Deva terkekeh pelan mendengar jawaban suaminya itu.

"Nanti gantian, aku yang pijetin"

Varo mendekatkan wajahnya kearah Deva

"Aku suka wangi kamu"

Deva tersenyum malu mendengar penuturan Varo. "Makasih"

Varo menangkup pipi Deva dan semakin mendekatkan wajahnya. Jantung Deva berdegup kencang melihat wajah Varo yang semakin dekat. Ia menutup matanya perlahan. Varo semakin maju dan mengikis jarak antara mereka. Perlahan bibir mereka bertemu.

....

Oke, adegan selanjutnya bisa dibayangkan sendiri, makasi🙏

***

08.30

Sepasang suami istri masih berada di bawah selimut hotel yang hangat.

Suara dering ponsel membangunkan Alvaro.

"Halo, siapa?" Varo menerima panggilan itu sambil masih menutup matanya.

"Waduh belum bangun juga ni pengantin baru"

Suara yang terdengar familiar di telinga Varo

"Ngapain sih lo nelpon gua pagi-pagi gini? Ganggu tau ga" ujar Varo

"HAHAHAHA, gimana semalem?"

"Kepo, makanya nikah" 

"Anjing"

"Dahlah, ganggu aja lo" Varo memutus sambungan telpon

"Siapa?" Tanya Deva

"Eh udah bangun, keganggu ya? Maaf"

Deva menggeleng "engga, emang itu siapa?"

"Biasalah, anak-anak"

"Oh, ngapain nelpon?"

"Engga, gapapa. Bobo lagi" Varo memeluk tubuh Deva

"Ga ah, aku mau mandi, ini udah siang. Kamu ga laper apa?" Deva berusaha melepas pelukan suaminya itu.

"Iya laper" jawabnya

"Yaudah, awas aku mau mandi"

Varo melepas pelukannya.

Deva menarik selimut untuk menutup tubuhnya lalu berjalan pelan menuju kamar mandi.

Varo terkekeh pelan melihat istrinya itu. Ia memilih kembali tidur.

*ting

Satu pesan masuk ke ponsel Deva

+4049******
"Happy wedding, samawa ya. Bahagia terus, gue sayang lo☺️😜

***

Maaf ga ngefeel. Aku tidak ada pengalaman wkwkwk🙏

Tunggu ya, nanti ada 2 extra part

Jangan lupa vomment 🖤

Bye👋

@Nia1404

Follow Instagram
@niaaliyasari

DEVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang