Sorry for typo
Happy reading:)Deva memoles tipis lipbalm ke bibirnya, ia tersenyum manis di depan cermin.
"Deva buruan!" suara bayu yang ada di bawah terdengar membuat deva buru-buru mengambil sling bag nya lalu turun kebawah.
"Udah yuk" deva keluar dari rumahnya.
Hari ini varo akan pergi ke Jerman untuk melanjutkan kuliahnya.
Bayu mengantar deva ke rumah varo.
"Pagi cantik" sapa varo yang sedang duduk di teras rumah.
"Pagi" jawab deva lalu ikut duduk di sebelah pacarnya
"Eh ada deva" asya keluar rumah bersama dengan amel
"Bunda" deva bersalaman dengan bunda varo.
"Ayo berangkat" harun keluar dari rumah dan mengunci pintu.
"Deva, ikut mobil ayah ya" ujar varo seraya menggenggam tangan deva.
Deva dan Varo duduk di kursi penumpang baris kedua, Asya dan Harun duduk di depan, Amel duduk dibelakang sendirian dan Bayu membawa motornya. Elga dan Kevin juga ikut mengantar, mereka naik motor.
Tak ada pembicaraan antara deva dan varo dalam perjalanan mereka menuju bandara. Deva hanya menyandarkan kepalanya di bahu varo dan varo merangkul pundak deva.
Beberapa menit kemudian mereka sudah sampai.
Varo berpamitan pada kedua orang tuanya dan amel. Lalu pada kedua sahabatnya. Kemudian barulah ia pamit pada deva.
"Aku...pergi ya, kamu jangan nakal" ujar varo seraya mengelus pelan kepala deva.
Deva menunduk menahan tangisnya "i-iya"
"Kenapa nunduk? Sini liat" varo menangkup pipi deva.
"Ih kok pacar aku nangis?"
"Nggak kok" deva menggeleng
Varo terkekeh pelan lalu menarik deva ke pelukannya.
"Jangan nangis sayang, nanti cantiknya ilang" bisik varo pelan di telinga deva.
Deva melerai pelukannya "kamu juga jangan nakal ya disana" ujar deva
Varo mengangguk "iya sayangku cintaku"
"Yaudah sana pergi" ujar deva
Varo menghampiri bayu yang menyibukkan diri dengan ponselnya, dia lagi nahan diri biar ga teriak pas liat adegan uwu-uwu deva sama varo.
"Bay titip deva sama lo. Jagain" ujar varo menepuk pundak bayu
"Aelah cewe lo mana nurut sama gue" jawab bayu
"Varo!!"
Semuanya langsung menoleh saat mendengar suara teriakan. Glen, April dan Zoya berlari mendekat.
"Anjir lo pergi ga bilang-bilang" ujar glen
"Udah ngomong di grup, lu yang ga baca" jawab varo
"Untung april kasih tau gue" ujar glen
"Yaudah ya, gue pamit mau berangkat. Assalamualaikum" varo menarik kopernya.
"Waalaikumsalam" jawab semuanya kompak.
Tiba-tiba varo berputar balik, "siapa tuh lari-lari?" ujar varo menunjuk ke sembarang arah membuat orang-orang langsung menoleh ke arah yang ditunjuk olehnya.
Sedangkan varo cepat-cepat menangkup pipi deva dan menyambar bibir gadis itu
"Man- astagfirullah" bayu yang paling cepat sadar dan mengucap istighfar melihat pemandangan di depannya.
Varo menyudahi ciumannya lalu memeluk deva erat "ikut aku aja yuk dev" ujarnya
"Haduh anak ini" ujar asya geleng-geleng kepala.
Deva tertawa pelan dalam pelukan pacarnya. Varo ini sebucin itu ya.
Akhirnya dengan berat hati varo melepas pelukannya. "Dadahhh" cowok itu melambaikan tangannya dan pergi
"Dahhh" mereka membalas lambaian tangan varo hingga cowok itu tak terlihat lagi.
"Udah yuk pulang" ajak asya
"Deva, ayo mau mampir ke rumah nggak?"
"Eh gausah bunda, lain kali aja. Deva ada urusan" jawab deva sopan
"Hmm yaudah kalo gitu bunda duluan ya" asya, harun dan amel pulang
"Dahh kak deva" amel melambaikan tangannya
"Dahhh" jawab deva
"Nyok pulang" bayu merangkul deva yang terlihat loyo dan tak bersemangat.
"Semangat dong! Nanti malem kita balapan terus dugem mumpung ga ada cowo lo" ujar glen antusias
"Oke jemput gue ya" jawab deva
"Siap! Nah gitu semangat"
Mereka akhirnya pulang kerumah masing-masing kecuali bayu yang mengantar deva pulang sekalian main.
***
Deva kaget melihat bayu dan glen yang benar-benar datang menjemputnya malam ini.
"Anjir kirain becanda" ujar deva, gadis itu bahkan sudah memakai pakaian tidurnya.
"Ya seriuslah" jawab bayu
"Ayo buruan elah" sahut glen
"Bentar gue ganti baju dulu" deva masuk ke kamarnya lagi untuk mengganti pakaian.
Tak lama berselang, gadis itu keluar "skuy"
Deva tiba di area balap liar.
"Helo brother" sang lawan mendatangi deva.
"Dia cewek" bayu mengingatkan
"Halah laki dia mah"
Deva tertawa pelan mendengarnya. Banyak orang yang tidak mengakui deva sebagai wanita termasuk laki-laki dihadapannya ini.
Dia Satria, teman SMP nya dulu yang sekarang jadi lawan balap motor setianya.
Mereka bertos. Tak terlihat seperti lawan karna memang dari dulu deva tak pernah menganggapnya seperti dulu. Ini hanya untuk bersenang-senang. Deva mau memperluas pertemanannya bukan mencari musuh.
"Yo mulai yo" bayu mulai memberi aba-aba.
Deva siap di garis start bersama satria. Para penonton sudah berbaris rapi.
Pertandingan usai dengan deva sebagai pemenangnya. Sorakan heboh terdengar dari anak The Jack.
"Udah gue bilang, dia bukan cewek" ujar satria lalu menyodorkan uang taruhannya pada deva.
"Gas ke bar sekarang!" ujar deva
"Ayo sat gabung" ajak bayu
"Let's go!"
Malam itu deva benar-benar merasakan kebebasannya seperti dulu.
***
Pencet bintangnya sayangku, gratis kok ga bayar -Alvaro
Jangan lupa vomment 🖤
Bye👋
@Nia1404
Follow Instagram
@niaaliyasari
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVARO
Teen FictionAdeva Afsheen Myesha dan Alvaro Argi Naruna dipertemukan dalam ajang balap motor liar. Ini adalah awal mula dari kisah keduanya. Deva si ketua The Jack yang terkenal selalu bikin onar dimana-mana dan Varo, ketua The Angel yang tampan dan baik hati t...