44. Duka

1.3K 81 10
                                    

Sorry for typo
Happy reading:)

"Bi, deva mau kerumah Bayu" Deva menuruni anak tangga seraya pamit pada bi sum

"Non kan belum makan siang" jawab bi sum

"Nanti aja bi, deva mau bantuin Bayu sama Tante Vio panen mangga. Bibi jangan pulang dulu, nanti Deva bawain mangganya buat bibi ya" ujar Deva seraya memakai jaketnya.

"Oh yaudah, hati-hati ya non"

Deva melajukan motornya menuju rumah Bayu. Setibanya disana ia melihat Bayu dan Glen yang sedang duduk di teras rumah.

"Mana mangganya?" Tanya Deva

"Manjat aja belom" jawab Glen

"Dih kirain udah tinggal makan" Deva ikut duduk di lantai keramik itu.

"Yok Glen bantuin" Bayu berjalan menuju pohon mangga yang tak jauh dari sana.

Bayu yang mengambil buahnya dan Glen yang menangkap di bawah. Deva bagian kasih intruksi doang.

"Itu sebelah kiri, kiri hey kiri itu mah kanan. Gabisa bedain apa?" Deva kesal sendiri mengarahkan bayu

"Bacot ah dev, lu kira mudah apa" jawab Bayu tak mau kalah

"Cemen, gitu doang ngeluh!" Jawab Deva

"Ya Allah kuatkan hamba" ujar Bayu berusaha sabar

"Dah habis nih" Bayu segera melompat turun dari atas sana.

Deva membantu Bayu membersihkan daun dan kotoran-kotoran yang ada di kepala dan baju Bayu. Sedangkan Glen membawa semua mangga itu ke dalam rumah.

"Aduh gatel digigitin semut" Bayu menggaruk-garuk pergelangan tangannya.

"Jangan digaruk" Deva menarik tangan Bayu

Tante Vio yang sedari tadi menonton tersenyum sambil menggeleng kecil, Deva dan Bayu masih sama seperti dulu. Suka bertengkar namun keduanya saling menyayangi.

"Nih pisau, kupas mangga-mangganya" Bayu menyodorkan dua pisau kepada Glen dan Deva yang sedang menciumi mangga, wanginya enak.

Mereka berdua mulai sibuk mengupasi kulit mangga sedangkan Bayu mengoleskan salep di tangannya.

"Aww" Deva meringis kecil saat tangannya tak sengaja tersayat pisau.

"Ck, ngupas mangga aja kena pisau segala" Bayu berdecak sebal lalu segera masuk untuk mengambil handsaplas

"Sini gue pakein" Bayu menarik jari telunjuk deva yang terluka lalu membalutkan handsaplas.

"Sakit?" Tanya Glen perhatian

Deva tidak menjawab, ia malah memperhatikan luka kecil yang telah tertutup handsaplas itu.

"Woi kok bengong?!" Glen menepuk bahu Deva pelan

Deva hanya menggeleng kecil

"Nih cobain, manis" Glen menyodorkan sepotong mangga yang sudah siap untuk dimakan.

Deva memakan mangga itu pelan, ia tiba-tiba tidak nafsu makan buah mangga.

"Kenapa sih Dev?" Tanya Bayu yang menyadari perubahan sikap deva

"Gatau, kek ada ganjel di hati gue" jawab Deva pelan

"Dih, pasti mikirin Varo" saut Bayu

"Ni anak jadi bucin amat ya" tambah Glen

"Nggak, bukan Varo!" Jawab Deva

"Deva, ini Friska nelponin kamu nih" ujar tante vio seraya menyerahkan ponsel deva yang tadi diletakkan di sofa.

DEVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang