17. Cemburu

5K 153 0
                                    

Sorry for typo
Happy reading:)

"Nah ini dia yang kemarin ketauan dating!"
"Dev, lo kemarin jalan sama Varo?"
"Lo udah jadian ya sama Varo? Kapan?"

Deva baru saja sampai dikelas, tapi sudah disembur dengan pertanyaan-pertanyaan dari temannya.

"Nggak pacaran" jawab Deva santai

"Tapi kemarin--"

"Cuma jalan biasa"

Ucapan April terpotong oleh Deva.

Deva bangkit dari tempat duduknya, ia juga membawa tasnya.

"Lah mau kemana?" Tanya Zoya

Deva tak menjawab

"Eh Dev, Lo mau kemana?" Tanya Glen yang berpapasan dengan Deva.

"Ke kelas Bayu" jawab Deva santai

"Ngapain?" Tanya Glen lagi

"Mau ngajakin dia bolos" jawab Deva

"Kenapa nggak ngajakin gue aja? Kan kita sekelas" Glen tak terima kalau dirinya tak diajak bolos untuk kedua kalinya. Cukup kemarin saja.

"Lo nggak diajak juga udah ikutan" ujar Deva

"Hehe iya ya" jawab Glen sambil tertawa pelan.

Hingga mereka berhenti di depan kelas 12 IPS 5, kelas Bayu.

Deva melambaikan tangan pada Bayu yang sedang asik ngobrol sama Zaki.

Mereka berdua datang nyamperin Deva. "Eh lo mau kemana pagi-pagi gini bawa tas?" Tanya bayu bingung.

"Bolos yuk bay, mumpung pager depan belum ditutup" ajak deva.

"Nah setuju nih gue" jawab Bayu, ia menepuk pundak zaki agar cowok itu ikut.

Berujung Deva, Glen, Bayu dan Zaki bolos berempat.

***

Mereka berempat sekarang lagi duduk-duduk di markas.

"Lo tadi kenapa Dev?" Tanya Glen.

"Gapapa" jawab deva singkat.

"Yaelah kok lo jadi kek cewe ngambek sama doi sih" ujar Bayu kesal sendiri

"Suka-suka gue lah" jawab Deva, gadis itu membuka plastik cemilan dan memakannya.

"Nanti balik ke sekolah lagi nggak?" Tanya Zaki.

"Iya pas jamnya pulang sekolah, gue pengen minjem bukunya april sekalian" jawab Deva.

"Oh oke deh" jawab Zaki.

"Mabar skuy" ajak Bayu

"Kuy kuy" Zaki mulai mengeluarkan ponselnya begitupula dengan Glen.

"Ayo dev, ikutan gak?" Tanya Bayu

"Gak" jawab Deva santai.

Deva memilih tidur di sofa daripada meladeni tiga cowok ini.

***

"Deva bangun, Dev, heh bangun, eh buset kebo, devaaa bangunnnn" Glen terus-terusan menepuk pipi Deva. Gadis itu tertidur di sofa markas.

"Ehh apaansi?" Deva akhirnya bangun.

"Udah jam 3, katanya mau minjem buku April, ayo" ajak Glen.

"Hmm" Deva hanya bergumam, ia mengulurkan tangan ke atas bermaksud meminta bantuan Glen untuk berdiri.

Glen membantu Deva berdiri. Gadis itu menguncir ulang rambutnya yang sedikit berantakan. "Ayo" ajaknya.

Mereka berempat mengendarai motor kembali ke sekolah, mereka berhenti di depan gerbang.

Banyak siswa-siswi yang berbondong-bondong keluar dari sekolah. Mata gadis itu menyorot seorang laki-laki yang mengendarai motornya keluar sekolah dengan seorang gadis di jok belakang.

Deva tahu siapa laki-laki itu, dia Alvaro dan perempuan itu sepertinya Deva mengenalinya.

Deva terus melihat mereka dari kejauhan, hingga ia sadar. Itu Friska! Mereka kok bisa pulang bareng? batin Deva.

"Dev, itu April" ujar Bayu sambil menunjuk April yang sedang berdiri di depan gerbang.

Deva mengangguk lalu ia menghampiri April.

"April" panggil Deva.

"Eh Dev, ngapain?" Tanya April.

"Gue mau pinjem buku matematik lo" ujar Deva.

"Oh oke bentar" jawab Friska lalu mulai menggeledah tasnya.

"Nih" ujar Friska sembari menyodorkan buku pada Deva.

"Eh pril, gue mau nanya deh. Itu si Varo kok pulang bareng Friska ya?" Tanya Deva.

"Friska? Adek kelas itu?"

"Iya! Kok bisa sih?" Tanya Deva bingung.

April mengangkat bahunya, "emangnya kenapa kalo mereka pulang bareng?, Jangan-jangan lo cemburu ya? Lo suka sama Varo kan? Jujur ajalah gapapa"

"Hah? Hahaha nggak lah anjir. Gue cuma kepo aja" elak Deva.

"Yaudahlah, gue mau pulang" ujar Deva, ia takut nanti April menggodanya lagi.

April hanya mengangguk, mereka saling melambaikan tangan sebelum Deva pergi.

***

Motor Deva melaju cepat menuju rumah, ia yakin Varo pasti mengantar Friska pulang kerumah.

Deva menghentikan motornya di depan rumah, namun tidak ada motor Varo disana. Bahkan saat ia masuk ke dalam rumah, bi sum bilang Friska belum pulang. Deva jadi bingung mereka kemana sebenarnya. Gadis itu jadi kesal sendiri.

Hingga pukul 7 malam, akhirnya suara motor Varo terdengar. Deva segera turun kebawah, tapi tidak membuka pintu. Ia hanya mengintip lewat jendela.

Dan benar, itu Varo dan Friska. Deva menghembuskan nafas kesal. Saat pintu hendak dibuka, Deva buru-buru duduk di sofa dan pura-pura sibuk dengan ponselnya.

"Assalamualaikum" Friska masuk ke dalam rumah.

Deva melirik sinis "waalaikumsalam" jawabnya ketus lalu hendak naik ke kamarnya lagi.

"Eh deva tunggu"

Deva menoleh ke belakang melihat Alvaro. "Apa?"

"Eum ga jadi deh, lo mau tidur ya?"

"Iya"

"Oh yaudah deh, good nigth ya. Gue pamit pulang"

"Silahkan"

Varo memutar tubuhnya dan berjalan keluar. Deva melirik Friska yang sedang senyum sendiri.

"Heh kunci pintu sana! Udah malem" ujar deva sedikit berteriak.

Friska menuruti keinginan deva, ia mengunci pintu lalu masuk ke kamar.

***

Pendek ya chapter ini:(

Jangan lupa vomment 🖤

Bye👋

@Nia1404

Follow Instagram
@niaaliyasari

DEVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang