7. Drop Out

6.2K 250 4
                                    

Sorry for typo
Happy reading:)

Deva dan anggota The Jack yang ikut tawuran tadi sudah dikembalikan ke sekolah oleh polisi setelah diintrogasi.

"KALIAN INI BIKIN MALU SEKOLAH AJA" teriak pak kepala sekolah.

Deva dan teman-temannya hanya diam di hadapan kepala sekolah itu.

"BERAPA KALI SAYA BILANG! BERHENTI BUAT ULAH. KALIAN SUDAH KELAS 12. KALAU TIDAK LULUS BAGAIMANA?!"

"Maaf pak, tapi kami cuma membela teman kami" jawab Deva membuat teman-temannya langsung menatapnya.

Deva memang pantas dijadikan leader, berani, hebat, dan tegas.

"Membela apa memangnya?!"

"Temen saya, Axel. Diserang sama mereka. Jadi kami serang balik" jawab Deva.

"Deva! Masalah seperti itu dapat diselesaikan baik-baik. Tidak perlu tawuran!"

Deva tidak menjawab lagi.

Kepala sekolah itu menghela nafas kasar lalu mengambil ponselnya. "Tulis nomor telpon orang tuamu" ujar kepala sekolah sembari memberikan ponselnya.

Deva meraih ponsel itu.

Ojik menyenggol lengan Deva "mau nelpon siapa? Nyokap Bayu?" Tanya ojik sedikit berbisik.

"Nggak, gue mau nelpon bokap gue. Mamanya Bayu juga pasti lagi repot ngurusin Bayu di Kartika" jawab Deva.

Deva mengetik 12 digit angka lalu memberikan ponsel itu pada kepala sekolah.

"Halo selamat siang, dengan orang tuanya Adeva Afsheen Myesha kelas 12 IPS 5?"

"Iya, saya papanya. Ini siapa ya?"

"Saya kepala sekolah SMA Nusa Bangsa"

"Oh iya, ada apa ya pak?"

"Tolong bapak kesini. Saya mau bicara"

"Oh baik-baik, kalau begitu saya tutup telponnya"

Sambungannya terputus.

"Pak, masa orang tua saya sendiri yang ditelpon" ujar Deva.

"Karna kamu ketuanya. Mereka semua biar saya urus sendiri. Sekarang yang lain keluar" ujar kepala sekolah.

Semuanya berdiri dan meninggalkan ruangan kepala sekolah.

Deva bersandar pada tempat duduknya sambil menatap jengah kepala sekolahnya.

Hih gue bunuh juga lo, lama-lama batin deva.

Tak lama setelah itu. Pak Damian, ayah Deva datang.

"Permisi" ujar Damian.

"Silahkan pak" jawab kepala sekolah.

Deva menatap papanya sambil tersenyum manis. Papa Deva membalas senyum putrinya lalu mengelus puncak kepala Deva.

Kepala sekolah yang melihat itu bingung sendiri "ini orang tuanya Deva nggak tau kelakuan anaknya selama ini apa" batin kepala sekolah itu.

"Ada apa ya pak?" Tanya pak Damian.

Kepala sekolah berdehem sebelum memulai pembicaraan.

"Begini pak. Deva, putri bapak ini tadi diciduk polisi karna ikut tawuran antar sekolah"

"HAH!" pak Damian tersentak kaget lalu ia menatap Deva.

Deva yang ditatap oleh ayahnya itu hanya menunduk sambil memainkan ujung pakaiannya.

DEVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang