Met pagi, jan lup vote dan komen ya😾
.
.
DONI mengelus punggung tangan Gita yang di infus, dia bisa bernapas lega setelah tau Gita tak terluka parah, hanya saja dia sedikit terkena runtuhan kayu nya.
Dan bisa pulang malam ini juga.
"A-aku..kira..hiks..k-kamu..hiks..huhuuuuu..hiks..aku takut..hiks.." isaknya sesenggukan.
Gita terkekeh pelan, dia mengelus pipi gembul Doni lembut. "Aku gak papa kok, udah ah jangan nangis." bujuk Gita.
Doni mengangguk, dia memeluk Gita perlahan dan mendusel dilehernya, dia sangat takut..entah kenapa membayangkan Gita pergi dari hidupnya..sangat..mengerikan.
Doni tak mampu hanya sekedar membayangkannya.
"Jangan terluka lagi..hiks..aku takut.." lirihnya parau.
Gita hanya tersenyum menanggapi lirihan Doni, tidak ada yang tau apa kejadian di depan, Gita tak bisa menjanjikan sesuatu yang mustahil.
Dia kembali teringat, tentang kejadian siang tadi.
Awalnya baik-baik saja, sampai akhirnya suara ledakan terjadi dan bangunan mulai runtuh.
Gita berusaha lari bersama Erdo tapi Erdo santai-santai saja.
Tak mau ambil pusing, Gita menyelamatkan dirinya sendiri dan berujung tertimpa kayu.
Erdo, tak ditemukan keberadaannya.
Diduga gedung itu sengaja diledakan, itu semua rencana Erdo. Dia sengaja memancing Gita agar ikut kesana dan berusaha membunuhnya.
Emang gila tuh orang kayaknya.
"Gita.."
"Iya sayang?."
"Besok mau ikut nanjak gak? Sama temen aku yang lain."
"Ke Gunung?."
"Heem."
"Gunung mana?."
"Sinabung."
"Alamak, jauh banget sampai ke pulau lain."
Doni tertawa pelan. "Gunung sekitaran sini udah semua kami tanjak, tinggal yang diluar pulau." jawabnya santai.
Gita mengangguk sebagai jawaban. "Yaudah, panggil Dokter biar aku pulang. Kita harus nyiapin barang-barang."
Yes, rencana Doni agar Gita ikut ke Gunung berhasil!.
....
Mereka berangkat dari rumah Vino, mereka kudu minta izin sama mami Vino agar Vino diizinin pergi.
Gita harus turun tangan nih, namanya juga dia yang paling dewasa diantara yang lainnya.
"Tante, ngizinin Vino ikut gak? Tenang aja tante, ada Gita. Nanti kalau dia nakal Gita jewer telinganya." ujar Gita sopan.
Mami Vino diam, dia menelisik penampilan Gita yang termasuk lebih sopan daripada Diara.
Gita memakai baju training dan celana olahraga, lebih sopan ketimbang Diara yang pakai tank top dilapis cardigan dan celana pendek selutut.
"Tante percayakan Vino sama kamu Gita, tolong awasi dia selama di Gunung ya." pesan Mami Vino.
Gita mengangguk. "Mami, Vino minta uang jajan." pinta Vino sembari bergelayut manja dilengan maminya.
Mami Vino mendelik, dia merogoh kantung dasternya dan meraih beberapa lembar uang 100 ribu.
"Nih, dikantung mami cuma segini. Kalau mau lebih ambil di ATM." cetus Mami seraya memberikan uang 1 juta 500 pada Vino.
Cuma segitu yang maminya taruh dikantung daster, kalau di dompet sama ATM beda lagi.
Vino menerima uang itu dengan gembira. "Yeaayy makasih mamiii." segera dia mencium pipi mami kesayangannya itu.
Lumayan buat beli chiki-chiki di indomaret, buat persiapan dijalan juga. Di dompet Vino sudah nyiapin uang 10 Juta, uang ini cuma untuk jajan.
Setelah berpamitan, mereka naik ke mobil Avanza milik Jeje. Sengaja, karena bisa muat banyak.
Yang nyetir supir, karena mereka harus naik pesawat dan mobil ini bakalan dibawa pulang lagi.
Perjalanan menuju Pulau Sumatera harus menempuh waktu 1 jam, mereka akan turun di Kuala Namu dan mengendarai mobil menuju Brastagi.
Kira-kira, mereka akan sampai pukul 9 malam di Brastagi, harus menginap di Penatapan dulu baru paginya mereka lanjut ke kaki gunung Sinabung.
"Diara~"
Diara melirik Arsa yang sibuk mendusel dilehernya, mereka duduk berempat dikursi paling belakang.
Diara, Arsa, Jeje dan Xeno.
Jeje, Xeno mupeng liat kemesraan Diara dan Arsa. "Kalian, saat di Gunung nanti ingat ya, jangan nana ninu." peringat Gita.
Dia tau hubungan Diara dan Arsa sudah terlampau jauh, bahaya kalau mereka nana ninu di Gunung.
"Iya kak! Kak nanti kita satu tenda ya." Diara selalu semangat jika berbicara dengan Gita, dia mendorong kepala Arsa agar menjauh dari bahunya.
Diara mendekatkan dirinya pada bangku yang Gita duduki.
Gita tertawa pelan, dia merasa punya adik perempuan saat bersama Diara.
"Iya Diara, nanti kita satu tenda." jawabnya.
Arsa melipat tangannya di dada melihat antusias Diara saat bersama Gita, saingan terberatnya adalah Gita tuh.
"Udalah, ngapain lo iri. Toh juga Diara cuma anggep Gita sebagai kakaknya, dia anak tunggal jadi gatau rasanya punya saudara." cetus Jeje.
Arsa diam, kan..dia merasa egois sekarang.
Arsa hanya mau Diara menjadi miliknya, dia gamau Diara dekat dengan siapapun, bahkan dengan Gita sekalipun.
"Jangan egois, Arsa." ingatnya pada dirinya sendiri.
Dia harus menyenangi, apapun yang Diara senangi.
Kalau dia egois lagi, nanti Diara bakal ninggalin dia.
Tidak, Arsa tak mau itu terjadi.
Bersambung😾
Lihatlah, sekali aku ingatin soal vote, dichapter itu banyak yg vote, tapi di chapter berikutnya mulai turun lagi.
Kenapa sih kalian, kok gitu banget sama Ryn:(
KAMU SEDANG MEMBACA
Preman Manja [End]
Teen FictionPreman kok masih minum susu di dot, preman apaan. Tapi emang itu rahasianya, Doni adalah preman yang dikenal selalu bermasalah di Sekolah, selalu mencari masalah bersama ke 5 temannya. Dan Doni, harus menikah muda karena kenakalannya yang sudah kele...
![Preman Manja [End]](https://img.wattpad.com/cover/283019287-64-k794589.jpg)