Haii yang pada minta sequel mah maap yeu, kayaknya cuma bisa kasih chapter bonus aja hehehe
Met baca💪😾
.
.PAGI di hari Minggu biasanya Gita sibuk membangunkan ke 3 anak dan suami nya, mereka tuh harus jalan sehat dulu di taman komplek.
Jam sudah menunjukan pukul setengah 6 pagi, jadi saatnya Gita membangunkan mereka.
Pertama kamar si bungsu, Gibran.
Yang tercengeng dan termanja di rumah, Gita masuk perlahan, kamarnya gelap tapi ada lampu kerlap-kerlip bintang gitu.
Gibran lagi tidur dengan damainya, dengan hanya menggunakan piyama tanpa celana.
"Gibran, bangun nak, sholat subuh dulu yuk." panggilan yang Gita berikan itu amaaaat lembut, gabisa keras kalau sama Gibran.
Hatinya selembut sutra.
"Eungh..mami.." gumamnya serak sembari mengucek matanya pelan.
Gita mengulum senyumnya, Gibran manis banget, imut lagi. Mirip Doni kalau bangun tidur dianya.
"Iya, bangun yuk. Nah kamu ngompol Gib, semalam minum susunya berapa botol?"
Gibran melamun sebentar, kemudian merentangkan kedua tangannya pada Gita.
"2 botol aja Mami..eum..gendong~" manjanya.
Bersyukur tubuh Gibran itu kurus, jadi Gita masih sanggup buat gendong ni bungsu satu. "Mandi ya, kan ada air hangat di shower." ujar Gita.
Gibran mengangguk saja, dia menelusup diceruk leher Gita dan tidur lagi.
"Eum..mami cantik..Gib cayang mami." racaunya masih setengah sadar.
Gita terkekeh pelan, ada-ada aja emang kesayangan Gita ini.
Setelah selesai dengan Gibran, kini Gita beralih ke kamar Gadi dan Dio, keduanya tidur di kamar yang sama.
Ranjang mereka itu ranjang bertingkat.
Dio ada dikasur atas sementara Gadi dikasur bawah.
Gita menekan saklar lampu dan memperlihatkan isi kamar keduanya yang berantakan, bekas tisu dan bekas plastik makanan berceceran.
Laptop yang terbuka, pasti semalam mereka habis nonton film sedih lagi nih makannya banyak tisu.
"Ck, Gadi, Dio, bangun!" ujar Gita lumayan kuat.
Keduanya diam, tapi kemudian bangun secara bersamaan dan terduduk dikasur, efek ikatan batin mereka kuat bro.
"Ya mami." jawab Gadi yang langsung tersadar. Suara maminya itu bagaikan suatu kepastian ditelinga Gadi.
"Yaa ibunda Ratu.." gumam Dio yang masih merem melek.
Gadi turun dari kasurnya dan berjalan mendekati Gita, dengan lembut dia mencium pipi maminya itu.
Kebiasaan dari kecil, tak bisa hilang bahkan tak akan pernah hilang.
"Pagi mami." sapa Gadi lembut.
Gita mengangguk, Gadi benar-benar mirip Alm. Adi, Gita jadi sedikir was-was.
"Habis mandi sholat subuh ya."
"Iya/siap ibunda ratu."
Baru setelahnya Gita keluar dari kamar mereka dan berjalan menuju kamarnya sendiri.
Bangunin suami manjanya ini akan butuh waktu lumayan lama, jadi Gita kudu bersiap-siap dulu.
...
Satu keluarga itu menjadi pusat perhatian di komplek perumahan, bagaimana tidak, mereka sangat tampan dan Gita sendiri masih sangat cantik.
Dia masih terlihat seperti umur 23 padahal umurnya udah 42 tahun, sementara Doni udah umur 38 tahun.
Gadi, Gibran dan Dio dengan sigap menatap tajam pria-pria yang berani menatap mami cantik mereka, sementara Doni tentunya merengkuh pinggang sang istri.
"Apa lo! Jangan liat-liat mami gue!" sentak Dio garang, matanya sampai melotot.
Sementara Gibra. "JANGAN LIATIN MAMINYA GIBRAN! HEH! TUH MATA MAU GIBRAN COLOK HAH!?" amuknya keras.
Dan Gadi, dia mah kalem yakan.
"Mata lo njing, gausah liatin bidadari gue!" sinis Gadi dingin.
Gita menepuk dahinya pelan, gini amat ya punya pawang galak. "Beb, nambah anak kuy." bisik Doni.
Gita lantas mendelik. "Gila kamu." cetusnya.
"Iih, Jeje udah nambah anak lagi, mana cewek lagi." gerutu Doni.
"Wajar, kan dia masih 38 tahun, sama kayak Diara."
"Iya sih."
Doni mengeratkan pelukannya di pinggang Gita, memandang tajam pada siapapun yang berani memandang istrinya.
Gita memang ratu di rumah, dia sangat dijaga dan dilayani oleh para anggota keluarganya.
Yah tak heran, dulu Gita sudah mati-matian membesarkan triplets dan sekarang dia tinggal menanti dan menunggu hasilnya.
"Mami Gib mau bubur ayaaaam."
"Heh! Gue mau makan bakso!"
"Iih, bang Gadi ngalah dong sama Gibran!"
"Gak ada, gue mau bakso!"
"Heh, udalah kalian ini."
"HUAAAAAAA MAMIII BANG GADI JAHAAAT!!"
Gita terkekeh pelan, manis banget emang anak-anaknya ini.
Sekian😾
KAMU SEDANG MEMBACA
Preman Manja [End]
Roman pour AdolescentsPreman kok masih minum susu di dot, preman apaan. Tapi emang itu rahasianya, Doni adalah preman yang dikenal selalu bermasalah di Sekolah, selalu mencari masalah bersama ke 5 temannya. Dan Doni, harus menikah muda karena kenakalannya yang sudah kele...