Pagi, jangan buat mood aku jelek dengan kalian banyak gak vote, awali pagimu dengan yang baik jadi TOLONG ya vote dulu.
.
.
OPERASI selama 6 jam itu akhirnya selesai, mereka hampir gagal karena Gita tiba-tiba terbangun dan merintih kuat kesakitan.
Untungnya langsung disuntikan bius kembali, bius pertama efeknya hilang dan membuat pasien secara naluri sadar karena rasa sakit.
Di kamar inap yang diisi Doni dan Gita, sudah ada orang tua mereka, keluarga dan Teman.
Bahkan Erdo bajingan itu juga ada disana.
Kenapa Gita dan Doni dibiarkan satu kamar? Karena genggaman tangan Doni pada Gita tak terlepas selama operasi dan sampai sekarang.
Jam sudah menunjukan pukul 7 pagi WIB.
Jeje baru saja keluar dari kamar mandi, dia kan tidur di rumah sakit, di kamarnya Adi yang jaraknya cuma 2 kamar dari sini.
Kamar mereka berurutan. Kamar Adi, Vino, baru Gita dan Doni.
"No one wants your opinion..heumm..fak yu..fak yu very-very muchh." Jeje terdiam, dia mengedarkan pandangan keseluruh ruangan.
Hey, tak ada siapapun disini yang sadar kecuali Jeje. Gita dan Doni masih dalam pengaruh bius.
"Apa, disini ada roh jahat?." gumam Jeje, soalnya sekarang musuh terbesar Jeje yang kedua adalah roh jahat.
Roh yang selalu berusaha mencari celah agar bisa memasuki tubuh Jeje paksa, roh-roh jahat yang taunya cuma buat onar aja.
Suara nyanyian tadi hilang, kini kamar hening kembali. "Apaan sih, setan kok bisa tau lagu tik tok." dumel Jeje heran.
Cowok Madura itu kemudian duduk dikursi besi yang ada disebelah ranjang Gita, mengambil pir yang ada di nakas lalu mengupasnya.
Jeje diam saja, sebenarnya dalam hati dia sedang membaca ayat kursi dan beberapa surah lainnya.
Jeje agak gelisah, pasalnya saat Gita dan Doni sadar, apa yang Doni harapkan tak terjadi.
"Kasian si anjing, rencananya gagal maning." Jeje turut prihatin pada hati Doni nantinya.
Karena penderitaannya akan segera dimulai.
.....
Benar kan apa kata Jeje, setelah Gita dan Doni sadar, bukan adegan romantis yang mereka dapat.
Melainkan tangisan memekakan telinga dari Doni yang mereka terima.
"HUAAAAAAAA MAMI MASIH MAAARAAAAHHH HUAAAAA..hiks..ADUH SAKIT-ADUUHH!!." dia terus ribut sendiri sembari menyentuh bekas jahitannya.
Xeno menggeram kesal, dia menggeplak kepala Doni kuat.
bugh!
"Tolol sia! Jangan teriak-teriak goblok, bekasnya masih basah!" marah Xeno gak bercanda.
Doni sesenggukan, dia meratapi Gita yang sedang makan disuapi sama Jeje, mereka udah seperti kakak adik saja sekarang, wiii~.
"Mamiiiii..hiks.." rengek Doni lagi.
Gita tak acuh, dia tak menatap Doni sama sekali dan menikmati santapannya siang itu.
"Makan dulu monyet!" seru Arsa yang capek megangin nampan makanan, dia disuruh Gita untuk suapin Doni.
Harusnya dia gamau tapi Diara juga ikut menyuruhnya, jadi ya mau gamau harus ngikut apa kata calon istri yakan.
"Gamauuu makan kalau bukan mami yang suaaaap!..hiks..mamiiiii hueeeeeeeeee." rengekan Doni membuat Xeno dan Arsa kesal.
Ingin rasanya mereka ajak baku hantam si Doni, tapi lagi sakit pula anak itu, ck.
"Berisik! Cepetan makan lo perkedel tempe!"
"Gaamauuu iiih, maunya mami yang suaaap!!."
"Doni! Jangan kayak bekantan kenapa lo, sebel banget gue ah!."
"Huaaaaa mamiiiii..hiks..mamiiiiiii."
"BERISIK LO SETAN!."
Asli, kamar itu berisik dengan ocehan mereka, Adi dan Vino hanya tertawa saja melihat interaksi teman-teman mereka.
Adi merasa bersalah pada Gita, karena ulah orang tuanya Gita sampai harus kehilangan 1 Ginjalnya.
"Kak Gita, maafin orang tua saya kak.." lirihnya parau.
Dia malu, Gita yang beberapa hari belakang selalu menemaninya, malah harus terbaring juga di rumah sakit karena ulah orang tua anak yang dia jaga.
Gita terkekeh pelan, dia mengelus rambut Adi lembut. "Udah takdir ini mah, semua udah direncanain juga sama Allah. Jadi kakak gak mau misuh-misuh karena kena tembak dan ginjal kakak rusak, jangan merasa bersalah gitu ah." Gita menghibur Adi pelan.
Bibir Adi melengkung kebawah pelan.
"Hiks..seandainya Kak Gita belum kawin sama si bajingan Doni..hiks..Adi mau nikahin kakak..hiks..kak..angkat Adi jadi suami kedua kakak..hiks.."
Doni melotot lebar sementara yang lain terbahak mendengar isakan Adi.
"MAMI GABOLEH NIKAH LAGII!!! GABOLEH-GABOLEH!! HUAAAAAAAAAAA GABOLEEEEEHHH!!!."
Kan, anak monyet tuh ngamuk lagi
"Waduh, semoga nanti istri kamu mirip kakak ya, kayaknya itu deh doa yang bener daripada kamu jadi suami kedua kakak. Ngurus satu aja kakak hidup-hidupan ngehadapinya, gimana dua, mati muda kali."
Mereka terpingkal mendengar ocehan Gita, lucu saat mendengar orang yang biasanya dewasa mengoceh seperti anak kecil itu.
Jeje mengulas senyum lembut diwajahnya, ahh dia tak pernah merasa setenang ini.
Tak ada penglihatan buruk, tak ada Doni yang gantung diri, tak ada Gita yang meninggal, tak ada Adi yang tewas dibunuh, tak ada Vino yang tewas kecelakaan.
Penglihatan buruknya secara tanpa Jeje sadari, dia tak ikut campur dan ternyata Tuhan lah yang mengatur semuanya.
Apapun yang saatnya belum untuk mati, maka sebanyak apapun kejadian yang menimpanya, tak akan merenggut nyawanya.
Dan Jeje, tinggal menunggu Gadisnya datang di bulan depan nanti.
Dan Jeje harus berurusan dengan roh jahat boneka itu, yang tak lain adalah abang dari Xeno.
Bersambung😾
Tadi mau di end kan paksa karena momen udah pas.
Bisa aja aku end kan kalau chapter ini votenya masih jimplang terus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Preman Manja [End]
Teen FictionPreman kok masih minum susu di dot, preman apaan. Tapi emang itu rahasianya, Doni adalah preman yang dikenal selalu bermasalah di Sekolah, selalu mencari masalah bersama ke 5 temannya. Dan Doni, harus menikah muda karena kenakalannya yang sudah kele...
![Preman Manja [End]](https://img.wattpad.com/cover/283019287-64-k794589.jpg)