‹•.•›DIO dikibuli setan‹•.•›

9.8K 665 2
                                        

Met baca, jan lupa vote dan komen 💪😾
.
.

AWALI hari sabtu dengan senyuman, begitulah yang Dio lakukan hari ini.

Dia melangkah cepat turun ke lantai 1 guna mencari Mami tersayangnya ada dimana saat ini. "Eung? Mami dimana dah?" gumamnya sendiri.

Hari sabtu dia dan saudaranya libur sekolah jadi aktivitas yang duluan mereka kerjakan adalah mencari mami mereka.

Ruang tengah kosong, ruang keluarga juga kosong, dapur juga kosong.

"Dih, Mami dimanasiiih." rengeknya kesal, dia berlari menunu taman belakang rumah.

Raut wajahnya langsung berubah kesal. "MAMI!" jeritnya begitu melihat sang Mami duduk di gazebo bersama Papi dan kedua saudaranya.

Dia langsung lari mendekati mereka berempat.

"Mami kok tinggalin Dio!" protesnya sembari duduk disebelah maminya dan mendusel dileher sang mami.

Gita hanya terkekeh pelan. "Dih, manja bener lo." cibir Gadi malas.

"Tau nih, udah tua juga." sahut Doni ikut-ikutan mencibir.

Dio mendelik. "Iri mah bilang Bang, Pi. Gausah nyinyir." sewot Dio kesal.

Gadi dan Doni mendelik seketika.

Sementara Gibran meletakan dot yang sudah habis isinya ke sebelah Gita, lalu bersiap untuk menjambak Dio.

"Mamii aku! Jangan dipeluk-peluk!" pekiknya seraya menjambak rambut hitam lebat Dio.

"Aduh-aduh! SAKIT TAI GIBRAN!"

"Mami! Gibran dikatain taik sama Dio."

"Dioo, gaboleh gitu."

"Ish, yang salah kan Gibran!"

Gita menggeleng, dia mengelus rambut Dio pelan. "Loh? Tangan Mami kok dingin? Mami sakit?" Dio langsung panik ditempat.

Dia langsung menyentuh dahi Gita, dan ya memang benar dingin juga dahinya.

"Muka Mami puceeeet, iih ayo kita ke dokter-"

"DIO NGAPAIN LO NGOCEH SENDIRIAN DISANA!?"

DEG!

Dio terdiam seketika, dia melihat wajah mami Gita yang tadi dia peluk kini mulai berubah mengerikan.

Dengan sigap Dio berdiri dan berlari kearah Gadi, Dio langsung melompat kepelukan abangnya.

Hap!

Untung saja, Gadi ini termasuk berbadan yang ideal dan berotot, dia langsung menangkap tubuh Dio dan menahannya.

"Lo kenapa Dio!?"

Tubuh Dio gemetar hebat. "GUE TADI DIKIBULIN SETAN BANG! HUAAAAAAA MAMIIIIIIIIIIII" Gadi langsung kualahan.

Dia berlari masuk ke dalam rumah dengan Dio digendongannya, gazebo taman belakang memang serem, banyak hantunya.

Masa Dio gabisa bedain mana hantu mana bukan sih.

"Loh bang? Kakak kenapa?" tanya Gita yang saat itu tengah bermesra ria dengan Doni di ruang santai.

Gibran sendiri ada dikaki maminya, memeluk kaki maminya erat dan mendusel disana.

Mendengar panggilan biasa dari maminya, Dio langsung turun dari gendongan Gadi dan berlari kearah Maminya.

Bahkan Dio mendorong tubuh papinya agar menyingkir dari sana.

Dengan cekatan dia duduk dipangkuan sang mami dan memeluknya amat erat.

"Huhuuu..hiks..Amiw..hiks..Dio takut amiw..hiks..huhuuuu.." biasanya kalau Dio manggil Gita dengan sebutan Amiw, berarti ini gejala awal dia akan sakit.

Gita mengelus punggung Dio pelan dan menenangkan putranya. "Sst, gausah takut lagi Kak..tenang yaa, cup-cup sayang." bisik Gita lembut.

Dio masih gemetaran, bahkan sampai 1 jam lamanya dia masih menangis walau akhirnya jatuh tidur juga.

Mereka semua heran dengan Dio, saat cowok 18 tahun itu turun dari lantai 2, dia teriak-teriak manggil semuanya.

Tapi saat disahut balik, Dio tak dengar dan malah nyelonong ke taman belakang.

Dijahilin penunggu disana pula tuh, kasihan sekali.

Mana baru bangun tidur juga.




























Bersambung💪😾

Preman Manja [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang