‹•.•›PM-40‹•.•›

37.1K 4.6K 294
                                        

Kalau ini sampai chapter 50, gak papa kan? Ini kali kedua aku buat cerita sampai 50 chap, wuuh terniat sekali.

Btw, diakhir cerita bakalan ada 1 full chapter dari Adi.

Met baca, jan lupa vote dan komen😾
.
.

SUASANA pemakaman Adi sangat kental aura duka yang mendalam, ditambah awan mendung yang membuat kesan kalbu terasa.

Ramai yang datang ke pemakaman Adi, saking ramainya parkiran di depan kuburan penuh dengan mobil dan motor.

Adi dikenal sebagai Dosen yang baik, tak pernah mau menyusahkan Mahasiswanya terlebih yang sudah semester akhir.

Adi juga disayang para warga desa terpencil karena memang Adi ini selalu berkunjung untuk sekedar membagikan Rezeki, sekaligus membangun fasilitas untuk mereka.

Bagi Adi, harta yang dia kumpulkan tak ada gunanya bagi dirinya, dia hanya tingga sendiri, tak punya sanak saudara.

Maka dari itu Adi selalu membagi-bagikan hartanya untuk orang yang memang membutuhkannya.

Gita, menjadi orang terdepan yang berada di makam Adi.

Dia berjongkok di batu nisan bernamakan Adi Zavaro.

Padahal, Gita ada kabar baik yang mau dia sampaikan pada Doni dan teman-temannya.

Tapi ternyata kabar kematian Adi mengundurkan niatnya untuk memberitahu mereka.

"Di, sekarang udah tenang kan? Jangan sedih lagi ya." bisik Gita lirih.

Adi sudah dia anggap sebagai adiknya, bisa dibilang Adi ini adik kesayangannya diantara teman Doni yang sudah dia anggap sebagai adik.

Kabar kematian Adi membuat Gita benar-benar shock, dia hampir pingsan mendengarnya.

Dan kalian tau, siapa yang mengabari Gita?

Xeno, dia yang mengabari Gita tentang kematian Adi.

Gita mengelus batu nisan Adi pelan.

"Dulu, saat Adi sakit gak ada yang jenguk kan? Cuma temen-temen Adi aja kan? Adi tau, sekarang yang sayang sama Adi banyak. Mereka pada dateng kesini, Adi harus senang dan tenang disana, Adi orang yang sangat baik, mau berubah untuk diri Adi sendiri.."

Mereka yang mendengar bisikan Gita sontak menangis kembali, mereka sadar betapa kerasnya hidup Adi dulu.

Sekarang dia sudah tenang, dia orang baik yang dipanggil duluan sama Tuhan.

Adi gak dibiarin berlama-lama di dunia ini, agar orang baik sepertinya tak kehilangan jalur.

"Kakak sayang sama Adi, jadi Adi gaboleh sedih. Setelah ini Adi gak ngerasain pedihnya silet itu lagi, gaboleh ya dek, kemarin-kemarin kakak kan sering bilang sama kamu."

Mereka yang mendengar itu sontak terkejut, tak pernah tau kalau Adi ini juga pernah melakukan self harm, mereka fikir Adi tak akan segila itu.

Gita tau, dihari dimana Doni memanggil Adi untuk menikahi Gita.

Disana Gita melihat banyak bekas silet dipergelangan tangan Adi.

Jeje hanya mampu menangis dalam diam, dia melihat dengan jelas kalau roh Adi saat ini sedang memeluk Gita erat.

Dia membalas semua ucapan Gita dan itu menambah rasa sedih dihati Jeje.

"Kak Gita, selamat untuk kehamilannya kak. Semoga anak kakak mukanya mirip Adi hahah, soalnya kan kakak kepikiran Adi teruuus, ya gak papa kan anggap aja itu Adi nantinya. Tapi lahir jadi anak kakak gak masalah deh, enggak kak bercanda kok."

Jeje tertawa pelan disela tangisannya, itu benar Adi.

Dan yah, ini masih spekulasi Jeje kalau Gita itu sedang hamil. Tapi masih belum jelas kehamilannya berhasil atau tidak.

Jeje terdiam saat Adi mengecup pucuk kepala Gita dan mengelusnya pelan, lalu Adi berdiri tegak dan memandang Jeje lamat.

Seulas senyum tipis terlihat.

"Je, jangan jauhin Xeno. Dia dipaksa Erdo supaya mau ngelakuin ini semua, memang dia yang bunuh gue tapi dia terpaksa, bahkan dia ngelakuinnya sambil nangis, haha kocak emang anak itu. Dia bahkan liatin makam gue dari pojok sana."

Jeje berbalik, menatap kearah yang ditunjuk Adi.

Benar, disana ada Xeno yang bersembunyi saat Jeje memandangnya.

"Gue gak janji Di, gue terlalu emosi kalau ingat Xeno itu keponakan Erdo sialan." gumam Jeje.

"Kalem mak Jeje, udah ya Je gue harus pergi. Jaga diri baik-baik, dan ini bukan Adi, ini Jin Qorin nya Adi. Adi mana bisa lagi balik ke Dunia, orang yang sudah meninggal langsung dibawa ke Alam Barzah, dan jika memang ada roh orang tersebut, berarti 2 kemungkinan, dia roh jahat atau dia Jin Qorin."

Ah, Jeje jadi teringat dengan sosok Zero yang selalu mengikuti Gadis nya.

Sosok itu adalah roh jahat.

Dan setelahnya, sosok Adi itu menghilang dari sana.

Jeje masih terdiam, setidaknya walau itu Jin Qorin, tapi dia memang terlihat sama dengan Adi.

Jin Qorinnya baik, Adi berhasil membuat Jin Qorinnya menjadi baik.

"Adi, lo bahkan jadi lebih baik dari gue, padahal dulu lo baca Iqro itu gue yang ajarin." gerutu Jeje.

Nampaknya, setelah hari ini mereka harus menyelesaikan urusan mereka dengan Xeno dan jug Erdo gila itu.































Bersambung😾

Jadi, kalau kita mati itu ya emang langsung ke Alam Barzah, biasanya yang kata orang 40 hari itu, Jin Qorinnya.

Aku tau soal itu bukan karena aku pernah mati, aku lihat ceramah Ustadz di Youtube, lupa Ustadz apa tapi intinya orang meninggal saat sudah meninggal tak akan ada di Dunia lagi.

Baik roh maupun hantu, itu ulah Jin dan Jin Qorinnya.

Preman Manja [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang