‹•.•›Kena marah Mami‹•.•›

8.6K 616 1
                                        

Sebenarnya mau rajin up disini, tapi komenannya sepi jadinya gak semangat mau rajin disini.
.
.

DIO berdecak kesal saat melihat setan-setan di sekolahnya ramai sekali mengerubungi salah satu temannya.

"Hiih, Marvel jauh-jauh dari gue lo. Banyak setan yang nempel dibadan lo, merinding gue." ceplosnya langsung saat melihat Marvel berjalan mendekatinya.

Mereka saat ini ada di TongPem, Marvel yang dikata ketempelan sontak mendelik tak suka.

"Gila lo, jangan buat gue parno!" protesnya.

"Lah? Orang emang iya kok. Lo habis darimana dah semalam? Asli sih rame banget."

"Gue gak dari mana-mana."

"Lo kira gue percaya?"

Marvel terdiam, memang tak bisa sih menipu indigo seperti Dio ini. "Hahh, iyaaaa gue semalam pulang lewat kubura-"

"Berani bener lo." ceplos Revan takjub, temannya yang satu ini berani amat ya.

Bukannya bangga, Marvel justru merotasi malas matanya. "Gue sih gak berani, cuma abang gue maksa pulang dari sana. Katanya jalan motong."

Ke 4 temannya menggeleng pelan, tak heran juga sih. Soalnya abangnya Marvel itu terlalu gila soal hantu-hantuan.

Dia akan sangat bersemangat jika berhubungan dengan dedemitan.

"Gak heran sih, abang lo aja yang sukain dari kalangan setan banyak."

"Eh? Emang bener ya?"

"Heem, bener lah."

Marvel mengangguk, nanti dia akan mengatakan hal itu pada abangnya.

Pasti nanti abangnya senang tak terkira karena ada setan yang suka sama dia.

Mereka kemudian pergi dari TongPem karena hari ini ada jadwal tawuran di SMA lain.

"Bentar cuy, gue izin sama Mami dulu." dan mereka juga tau kalau Dio ini anak mami.

Dio langsung menghubungi ibunda Ratu dulu. "Mamiiii." serunya semangat begitu Maminya mengangkat panggilan darinya.

"Kenapa Kak?"

"Kakak mau tawuran Mami, boleh gak?" nada suaranya seperti anak kecil yang minta izin main ke sawah nih.

"Kalau Mami gak boleh, kakak tetep tawuran?"

Bibir Dio sontak mengerucut sebal.

"Tetep tawuran Mi."

"Kalau gitu gaperlu izin sama Mami, kakak tawuran aja."

"Iih, Mami-"

Tut.

Dio terdiam shock, maminya baru saja mematikan sambungan sepihak, sakit hati Dio saat ini, dia mau nangis tapi ini masih diluar.

"Sst, Dio dilarang maminya tuh." bisik Aldo.

"Hayoo gak dikasih, hayoo gak dikasih. Dio gabisa ikut tawuran hayooo, gak dikasih sama mamiii." ejek Rido seolah-olah Dio ini anak kecil.

Dio mendelik tajam. "Berisik sialan!" umpatnya kesal dengan mata merah berkaca-kaca miliknya.

"Hayooo Rido! Dio nangis, hayo Ridooo Dio nangis."

"Berisik njer!"

"Ada yang ngamok! Lari-lari!"

Dio tak perduli pada teman-temannya yang lari berlarian itu. Dia sedih karena nampaknya sang Mami marah padanya.
























Bersambung💪😾

Preman Manja [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang