‹•.•›PM-28‹•.•›

42.4K 4.9K 464
                                        

Guys...kayaknya aku nasibnya mirip sama Doni:)

Chapter baru, sumpah aku nangis kejer pas ketikan tadi hilang, nyesek kali rasanya njirlah😭.

Met baca, jan lupa vote dan komen😾
.
.

2 HARI mereka libur karena Gita sakit dan tak tau juga kenapa mereka harus ikut libur. Tapi gak apalah karena itu anggap aja libur sekolah.

Dan hari ini mereka lupa kalau harus nge print buku paket untuk dijadiin latihan soal.

"Gue mulu sih yang kalah." keluh Adi saat dia kalah hompipah, mereka menentukan kacung yang harus ke fotocopi pakai hompipah.

Vino merangkul bahu Adi dan menangkannya. "Tenang, gue ikut kok." ujarnya santai.

Adi menggerutu tanpa suara, dia menerima uang 500 ribut dari Doni dan 1 buku paket untuk di fotocopi.

"Jangan lupa beli batagor ya kalau ada." celetuk Xeno seraya memberikan uang 50 ribu pada Adi.

Adi mengangguk saja. "Je, nanti ajari gue ngaji lagi ya." celetuknya saat mengambil kunci motor Doni.

Jeje mengulas senyum manis, dia mengacungkan jempolnya pada Adi, jadi Adi dan Vino ikut ngaji sama Jeje.

Jeje seneng aja sih, temennya mau berubah.

"Jangan lupa baca doa ya." pesan Jeje sebelum mereka keluar kelas.

Adi dan Vino mengangguk, Jeje sedikit tenang akhir-akhir ini, tak ada penglihatan buruk dan dia gak lihat setan lagi.

Karena setengah dari mata batinnya udah ketutup, jadi hanya roh jahat saja yang bisa dia lihat, kalau lagi sial sih.

"Gue rasa, Adi emang serius mau berubah ya." celetuk Doni tiba-tiba.

"Ya bagus dong." sahut Arsa yang lagi mainin pulpennya dengan tatapan yang terus tertuju pada Diara di lapangan sekolah.

Doni diam. "Dia bukan mau mati kan?." senyap, tak ada yang menyahut.

Terlebih Jeje, dia rasa beberapa hari ini terlalu tenang baginya.

Di koridor, Adi dan Vino lagi berdebat soal mengajari Vino cara menyebutkan huruf Tsa.

"Lidah lo digigit Vinooooo, tsaaaaa bukan saaaa, ah sebel gue!." keluh Adi lelah.

Vino mengerucutkan bibirnya sedikit.

"Gue gabisa.." cicitnya.

"Ayo coba lagi."

"Sraaaa..saaaa..iihhh Adi gabisaaaa gue tau gaaaak!!."

Adi tergelak, komuk Vino lucu dimatanya. "Udah, nanti belajar lagi sama Jeje." hiburnya sembari menepuk bahu Vino.

Vino mengangguk, seulas senyum tipis terlihat diwajahnya, dia suka saat teman-temannya tertawa karena ulahnya.

Mereka sampai di parkiran sekolah, Adi berjalan mendekati motor Nmax Doni, dia terhenti sejenak.

"Vin, ada yang mau gue ceritain." ujarnya sembari bersender dimotor Doni.

Preman Manja [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang