‹•.•›Dicuekin Mami‹•.•›

7.6K 570 4
                                    

Kalian mau ini rajin up kan? Yaudah syaratnya gampang banget, tinggal vote terus komen:)

Met baca😾
.
.

DIO tetep tawuran kok, dia pulangnya malam dalam keadaan muka bonyok dan sudut bibir pecah.

Dan lagi Dio bolos les piano nya.

Perlahan Dio masuk ke dalam rumah, jantungnya jedag-jedug saking takutnya dia akan kemarahan sang Mami nantinya.

"Assalamualaikum.." salamnya dengan suara amat pelan.

Tak ada jawaban, Dio berjalan menuju ruang santai dan disana semua lagi ngumpul. "Oh? Dah pulang lo Dio." ceplos Gadi saat melihat Dio berdiri tak jauh dari mereka.

Dio mengangguk, dia meremat tali tasnya karena merasa takut, Maminya bahkan tak menoleh kearahnya dan malah sibuk mengelus rambut Gibran yang tidur dipaha maminya.

"Mami...maaf Dio pulang malam.." cicitnya gemetar, matanya sudah mulai berkaca-kaca karena Mami Gita hanya diam saja.

Doni yang tengah mengerjakan pekerjaan kantornya nampak dejavu.

Yah, soalnya dulu dia juga pernah pulang terlambat sampai malam dan alhasil Gita marah padanya.

Bibir Dio mulai gemetar. "M-mami..maaf juga Dio bolos Mami.." lirihnya takut.

Gita masih diam, sementara Gadi tertawa nista sembari merekam wajah Dio yang hampir nangis itu.

"Hihi, mampus lo." ejeknya.

Dio mendelik tak suka. "Jangan rekam gue!..hiks.." kan, udah nangis dianya.

Gadi tak perduli dan masih melanjutkan rekamannya.

"Mamiii..hiks..DIO MINTA MAAF MAMIIII HUAAAAAAAAAAAA...hiks..MAMI MAAFIN DIOOOOOO..hiks..HUAAAAAA"

Melihat kembarannya nangis, tawa Gadi makin kuat dan kencang sementara Gibran hanya menatap polos Dio.

Dia menepuk dada maminya pelan.

Gita sontak menunduk memandang Gibran. "Kenapa adek? Mau mumu?" tanya Gita lembut sekali.

Dan itu malah buat Dio makin nangis kejer. Gibran menggeleng pelan, dia menunjuk kearah Dio yang masih menangis sesenggukan.

Gita mengikuti arah yang Gibran tunjuk, raut wajahnya nampak cuek saja.

"Dia siapa? Perasaan anak kita cuma Gibran sama Gadi kan Don? Kamu ngangkat anak ya?" seru Gita bertanya pada Doni.

Doni tersedak ludahnya sendiri, kenapa dia dilibatkan juga sih.

Doni langsung menggekeng kuat. "Gatau sayang, aku gatau jangan libatkan aku." ujarnya cepat.

Dio makin kejer. "MAAAAMIIIIIII..hiks..HUAAAAAA MAAMIIIIIIII..hiks..MAMI JAAT!..hiks..MAMI JAAT!"

"Yeuh, jahatan siapa sama anak yang durhaka sama orang tua?"

"HUAAAAAAA MAAF MAMI MAAF..hiks..MAAFIN DIO MAMIIIIII."

"Saya gak merasa punya anak yang bernama Dio." sahut Gita santai namun itu berhasil menghancurkan hati Dio sampai berkeping-keping.

Wajahnya pucat, dia shock batin mendengar ucapan Gita.

"HAHAHAHAHHAHAHAH MAMPUS LO HAHAHAHHAHAHAHHAHA." nah itu ketawanya Gadi.

Gibran kasihan sama kakak beda 1 menitnya itu. "Mami jangan gitu ih, kasihan Kak Dio." cicit Gibran.

Gita mengedik tak perduli.

"Mami kan udah gak izinin dia tawuran tadi siang, eh dia malah ngeyel. Bolos les, tawuran, ngelawan orang tua. Dahlah jual aja tuh anak ke asongan, paling dapat 200 ribu bisa beli boba." omel Gita panjang lebar.

Semua terdiam, eh gak semua sih.

Gadi masih ngakak sampai napasnya ngik-ngik gitu.

"Sayang, ngomongnya kok gitu?" tegur Doni lembut.

Gita memicing tajam, dan itu membuat Doni takut seketika.

"Urus anak angkat kamu tuh, aku lagi gak mood marah-marah. Capek! Kamu pikir ngurus mereka yang udah segede gaban ini gak makan hati!? Sakit hati aku Doni! Terlebih kalau anak-anak aku ngelawan larangan aku!"

Gita menggeser kepala Gibran dari pahanya, lalu berjalan menuju kamar.

"Mami..hiks..maafin Dio Mami..hiks.." isak Dio lirih.

Gita tak menjawab dan malah naik ke lantai 2. "Sayang, kamar kita-"

"AKU MAU TIDUR SENDIRI! URUS AJA DIRI KALIAN MASING-MASING!" teriakan itu menggema sampai ke penjuru rumah.

Gadi yang tadinya terbahak sontak terdiam, lah dia juga kena?

"MAM!? KENAPA GADI JUGA KENA MAM!?" jeritnya tak terima.

"Iih..Mami marah sama Ran juga ya.." lirih Gibran sedih.

Dan yah, kali ini mereka semua kena imbas atas kemarahan Gita, kayaknya mau PMS itu makannya sensitive.















Bersambung😾

Preman Manja [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang