‹•.•›PM-22‹•.•›

52K 5.5K 134
                                    

Met pagi, jan lup vote dan komen ya😾
.
.

BENAR kata Jeje, 1 minggu setelahnya bahkan tak ada hal aneh. Gita yang setiap hari harus bekerja dan bertemu Erdo pun tak merasakan adanya tindakan dari rencana Erdo.

Apa pria itu hanya membual? Tapi yang kematian istrinya tidak main-main.

"Gita, temani saya keluar." Gita mendesah kasar, lagi dan lagi tuh orang selalu memintanya keluar bersama.

Capek Gita tuh, dia kan mau bekerja dengan damai di ruangannya tanpa harus ikut keluar.

"Gita, kamu dengar saya?." Gita berdecak kesal.

Dia mematikan interkom itu. "Berisik, lo setan." gerutunya sebal.

Gita tak takut dipecat, ayolah dia ini bekerja hanya karena gabut doang, dia sudah punya 3 Restoran sendiri dan uangnya lancar sekali.

Jadi kalau dia dipecat ya bodo amat.

Tak lama kemudian, Erdo datang ke ruangan Gita dengan raut wajah merajuknya. "Gita!." panggilnya kesal.

"Apaan sih Erdo!? Lo gak bisa ya, gak gangguin gue kerja!?." sentak Gita emosi.

Sekarang mah, sama Erdo gaboleh dilembutin, harus keras ke dada bidang Doni.

Erdo cengengesan mendengar amarah Gita, gila ni orang. "Temenin aku keluar dulu lah, nanti aku traktir." ajaknya lagi.

"Mau kemana sih!?."

"Mau terjun ke lapangan tempat pembangunan Sekolah baru Gita."

"Dimana?."

"Depan SMA Bhayangkara."

Gita berdecak, itu jauh dari sini anjir ah.

"Ck, cepetlah!." sentak Gita kesal sembari berdiri dari duduknya.

Nih orang. Gabisa kayaknya kalau gak ngerepotin Gita.

Ntah apa aja. Ada sekretaris yant diajak pergi selalu Gita, ck.

...

Doni saat ini tengah ya you know lah, bolos lagi di Tongpe sama temen-temennya. Untuk Arsa dan Jeje mereka bener-bener udah baikan kok.

"Eh-eh, UTS kan udah kelar nih. Kita nanjak kuy." ajak Adi semangat, dia kepengen ngajak temennya ni naik Gunung.

Udah lama juga kan.

Vino, Xeno, Doni, Arsa dan Jeje kini memusatkan perhatian mereka pada Adi, lumayan juga sih rencana untuk naik Gunung itu.

"Kita-kita doang kan?." tanya Jeje.

Tak ada hal buruk dipenglihatannya, hanya beberapa gangguan penghuni Gunung saja, sudah biasa kok.

"Iya-"

"Ajak Diara dong!." sela Arsa antusias.

Adi menggeplak kepala belakang Arsa seketika, maaf ye reflek.

Preman Manja [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang