Happy reading, dear 💘
*****
Bulan berjalan gontai memasuki gerbang rumahnya setelah diantar oleh Damar menggunakan taksi, matanya menyipit saat melihat motor yang sangat ia kenali itu milik siapa. Gadis itu mempercepat langkah kakinya memasuki rumah, dan benar saja, di sofa ruang tamunya sudah terdapat Bintang yang tengah asik menonton tv.
Bintang yang mendengar suara pintu terbuka pun segera menoleh, saat ia mendapati Bulan yang tengah menatapnya dengan tatapan kesal, laki-laki itu segera berjalan menghampiri.
"Kemana aja lo?"
"Sekolah," balas Bulan cuek, gadis itu berjalan lalu duduk di sofa depan tv.
"Ya gue tau, maksud gue habis dari sekolah lo ke mana dulu? Udah jam empat sore dan lo baru pulang," Bintang ikut duduk di samping sofa lainnya.
"Aku nunggu kamu selama setengah jam di sekolah,"
"Setengah jam? Lo gak liat pesan yang—"
"Handphone aku lowbat,"
"Terus, kalau lo nunggu gue setengah jam di sekolah, setelah itu lo ke mana lagi? Setelah nganterin pacar gue, gue langsung ke sini, tapi karna lo belum pulang, gue ke sekolah lagi tapi udah gak ada siapa-siapa,"
"Aku ketiduran di bus, ke bawa keliling kota kayanya, untung ada kak Damar yang satu bus sama aku," bohongnya, ia tidak mau bicara sejujurnya, yang ada nanti hal yang selama ini ia tutup-tutupi akan terbongkar.
"Damar? Lo satu bus sama dia? Apa jangan-jangan lo duduk sama dia juga?" jelas tercetak raut wajah terkejut di wajah laki-laki itu.
"Iya, memangnya kenapa?"
Hening beberapa saat. "Gak."
"Seharusnya lo hati-hati, daripada naik bus, mending lo pesen taksi online, kek, kalau lo tiba-tiba ada yang nyulik atau ada yang maling barang-barang lo gimana?"
"Mmm, kamu khawatir?"
"Iya, kenapa? Kalau lo beneran diculik, yang susah itu gue," hati Bulan sedikit mencelos, sakit.
"Kalau kamu nggak mau susah, ya nggak usah dicarilah, baik juga kalau aku nggak pernah ditemuin," balasnya kesal.
"Apa lo bilang? Jangan harap, ya. Mau lo hilang atau pergi sampe ke ujung dunia pun, gue pasti bakal selalu nemuin lo." tekan Bintang, kuat.
"Dih, katanya nyusahin,"
"Berisik lo. Ganti baju sana,"
"Ya emang mau, wleee!" Bulan segera beranjak dari sana, meninggalkan Bintang yang menatapnya sambil geleng-geleng kepala. Bulan masih sama saja seperti dulu, masih kekanak-kanakan, pikir Bintang.
***
Bulan menatap pantulan style pakaiannya hari ini. Ia akan pergi ke toko buku, awalnya ia akan mengajak Bintang, tapi katanya laki-laki itu harus pergi ke markas. Tidak apalah, toh ia juga bisa sendiri, pikirnya.
Setelah beberapa lama menunggu ojek online yang ia pesan, akhirnya ojek itu datang. Namun, di tengah perjalanan motor itu berhenti, ada apa? Pikir Bulan, padahal ini bukan tujuan ia berhenti.
"Aduh, neng, motor saya ban nya kempes, pantesan dari tadi agak oleng mulu jalannya," Bulan menengokan kepalanya mengikuti arah pandang bapak ojek itu.
"Yaudah, Pak, sampai sini aja," Bulan turun lalu menyerahkan helmnya.
"Beneran ini teh nggak papa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Bulan dan Bintang
Teen FictionSUDAH TAMAT DAN PART MASIH LENGKAP. Mencintaimu adalah patah hati yang di rencanakan. Seperti yang dikatakan banyak khalayak orang. Tidak mungkin jika di dalam persahabatan berbeda gender salah satunya tidak memiliki perasaan suka. Ini tentang seora...