7. HARI BULAN DAN BINTANG

4.4K 489 1
                                    

Bintang menatap Bulan dengan tatapan yang tak bisa diartikan, laki-laki itu hanya diam membatu, memilih menjadi pendengar dari kemarahan Bulan di UKS saat ini.

"Kamu ngomongin Kak Damar kaya gitu sama aja dengan menyakiti hati dia!"

"Aku nggak papa juga kamu malah langsung angkat aku dengan seenaknya! Kamu pikir aku itu karung beras? Yang bisa seenaknya kamu angkat-angkat!"

"Jawab dong! Dari tadi aku ngomong kamu kok diam aja, sih?!" Bintang tersenyum simpul, matanya sedari tadi terus saja menelisik wajah Bulan karena gemas.

"Tadi lo yang minta gue buat diam, tapi sekarang lo juga yang minta gue ngomong,"

"Ya itu kan, tadi! Sekarang beda lagi!"

"Pokoknya, kamu harus minta maaf sama Kak Damar sekarang juga!" perintahnya.

"Ogah,"

"Bintang?"

"Apa?"

"Jangan nyebelin, deh! Bisa naik darah aku lama-lama!"

"Bagus, dong, biar darah rendah lo itu jadi sehat kalau darah lo naik,"

"Bintang jangan becanda, deh! Aku lagi serius, tau!"

"Siapa yang becanda?" Bintang menaikturunkan alisnya.

Bulan yang tengah duduk di atas brankar pun turun. "Minta maaf sama Kak Damar sekarang, aku antar,"

"Nggak."

"Minta maaf."

"Nggak."

"Minta maaf!"

"Nggak."

"Bintang! Min-"

"Diam atau gue cium, lo!" seketika mulut Bulan kembali terkatup, desiran hebat memenuhi seluruh tubuhnya termasuk detak jantungnya yang tengah berpacu dengan cepat.

"Idih, memangnya aku takut?" ujar Bulan, berusaha tidak salah tingkah.

Bintang menatap kedua mata Bulan, wajah laki-laki itu maju semakin menghampiri wajah Bulan yang tengah merona karena malu. Hingga saat hidung keduanya hampir bersentuhan, Bintang menatap kedua mata Bulan lebih dalam, sedangkan Bulan, kini gadis itu tengah menahan nafasnya dengan pipi yang sudah merona.

"OMG!!! SORRY, GUE NGGAK LIHAT, KOK!" Bintang kembali menjauhkan wajahnya setelah mendengar pekikan keras itu, di ambang pintu sudah terdapat Tanisa yang tengah menutup wajahnya.

"Tan, kamu ngapain di sana?" tanya Bulan, malu.

"Gu-gue nggak lihat, kok, La! Suer!" Tanisa membentuk jarinya menjadi huruf V dengan sebelah tangan yang masih menutupi wajahnya.

"Buka mata lo," titah Bintang.

Perlahan, Tanisa kembali membuka mata dan tangan yang menutupi wajahnya. "Gue kesini cuma mau liat kondisi Bulan, nggak lebih, suer,"

"Ya, terserah lo. Lo bisa pergi," Tanisa mengangguk dan segera berlari secepat kilat dari sana. Wush!

"Bi, kamu kenapa ngusir dia?" Bulan menatap Bintang dengan kesal.

"Dia ganggu,"

"Lagian, kenapa kamu main nyosor-nyosor aja, sih? Ini, kan, di sekolah! Malu-maluin banget, deh!" ujar Bulan, pipinya kembali merona.

"Kenapa memangnya kalau di sekolah?"

"Ya jangan sama aku, lah! Sama pacar kamu, kek!"

"Gue jomblo kali ini,"

Antara Bulan dan BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang