Buat yang belum baca part sebelum-sebelumnya alias kalian bacanya mencal-mencal, balik baca lagi ya, takutnya nanti kalian salah paham sama alur ceritanya🙄☝️
*****
Kamu adalah sebuah makna dari sebuah karya, karena takkan pernah ada ingatan yang mampu seabadi kenangan.
***
Bel istirahat berbunyi beberapa menit lalu. Siswa-siswi SMA Cakrawala pun segera bergegas pergi ke kantin untuk mengisi perutnya yang kosong. Kecuali dengan Tanisa dan Bulan, kedua gadis itu kini masih berada di dalam kelas.
"Lo beneran mau sendiri ke ruang seni?" tanya Tanisa.
"Iya Tan, nanti aku nyusul ke kantin. Kamu duluan aja," ucap Bulan sambil berjalan ke luar kelas, diikuti oleh Tanisa.
"Ya udah deh kalau gitu, gue duluan ya? Jangan sampai lo gak nyusul,"
Bulan mengangguk cepat. "Iya, santai kali. Aku gak bakal kabur, Tan,"
Tanisa mengacungkan jempolnya. "Okey, see you," lalu setelah itu, Tanisa dan Bulan pergi ke arah yang berlawanan.
"Ruang seni," Bulan menatap ruangan di depannya dengan ragu.
"Ini bukan, ya?" Bulan menatap pintu ruangan itu ragu.
"Kok kaya gak ada orang?" Bulan menggelengkan kepalanya, ia tak mempedulikan hal itu. Cewek itu akhirnya dengan perlahan membuka knop pintu ruangan yang bertuliskan "Ruang seni" itu.
Seperti apa yang ada di pikiran Bulan sebelumnya, di dalam tidak ada siapa-siapa. Hanya ada beberapa alat musik yang disimpan rapi di dalam sana. Ia melangkah ke dalam dengan perlahan.
"Permisi? Apa ada orang?"
Brak!
Bulan berbalik badan pada pintu yang tiba-tiba tertutup dengan kencang, cewek itu berlari dan mencoba membuka pintu itu dengan tubuh yang mulai bergetar. Sial, pintunya terkunci.
Sedangkan di luar sana, seseorang mulai mengetikkan sebuah pesan pada room chat-nya dengan seseorang.
Chat
Done.
Good girl.
***
Suara notifikasi dari handphone milik Anya mengalihkan perhatian gadis itu. Bibirnya tiba-tiba tertarik ke atas setelah melihat sebuah pesan yang baru saja masuk pada handphone-nya.
"Sayang," Anya menatap wajah Bintang yang tengah melamun saat itu.
"Sayang, kamu kok melamun sih???" panggil Anya lagi.
Bintang membalas tatapan kekasihnya itu. "Gak kok. Kenapa?" saat ini seperti biasa, keduanya tengah berada di kantin bersama anak-anak yang lain.
"Aku ke toilet dulu ya? Bentar kok," Bintang mengangguk. "Kamu kalau mau makan, makan duluan aja, ya?" sambung Anya, lalu beranjak dari sana.
Setelah merasa jauh dari kantin, cewek itu mempercepat langkah kakinya. Tepat di belokan tangga, seseorang sudah menunggunya dengan tatapan sedikit kesal.
"Lama lo,"
"Sorry,"
Cewek itu memberikan sebuah kunci kepada Anya. "Dia masih di dalam. Buruan sebelum ada orang yang denger teriakan dia," ucap gadis itu. Lalu keduanya berjalan sambil mengawasi sekitar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Bulan dan Bintang
Teen FictionSUDAH TAMAT DAN PART MASIH LENGKAP. Mencintaimu adalah patah hati yang di rencanakan. Seperti yang dikatakan banyak khalayak orang. Tidak mungkin jika di dalam persahabatan berbeda gender salah satunya tidak memiliki perasaan suka. Ini tentang seora...