19. HUKUMAN

2.8K 322 6
                                    

Bulan berjalan bersama Tanisa menyusuri koridor kelas 11. Kedua matanya tertuju pada orang-orang yang sedang fokus bermain handphone di sepanjang koridor.

"Lo udah tau berita baru yang menggemparkan hampir seluruh ibu kota, belum?" tanya Tanisa sambil terus berjalan.

Bulan menggeleng. "Nggak, emangnya berita apa?"

"Lo kudet banget, sih. Gunanya hp buat apa?"

"Gak buat apa-apa, sih. Palingan buat chat sama telpon Bintang," Bulan menyengir lebar, membuat Tanisa seketika berdecak kesal.

"Lo liat orang-orang di sepanjang koridor ini?" Tanisa menghentikan langkahnya lalu menatap orang-orang yang fokus dengan benda gepeng di tangannya masing-masing.

"Ya liat, lah. Kan punya mata,"

"Mereka itu lagi baca artikel,"

"Artikel?"

Tanisa mengambil handphonenya di saku baju, lalu menunjukkan sebuah artikel dari benda pipih itu. "Baca," Bulan menerima handphone milik sahabatnya itu lalu membacanya lamat-lamat.

Terbongkar! Selebgram Anya Allisya Lesham, atau dikenal dengan Anya itu ternyata anak tunggal dari keluarga Lesham yang identitasnya dulu disembunyikan! Dan kabar yang lebih menggemparkannya lagi, Anya akan pindah dari Amerika ke Indonesia dan bersekolah di salah satu SMA bergengsi di ibu kota, yaitu SMA Cakrawala.

Bulan mengamati artikel itu dengan begitu teliti. Kening gadis itu berkerut penasaran. "Keluarga Lesham? Siapa mereka?"

"Keluarga Lesham itu keluarga yang terpandang, mereka itu sukses dengan cabang-cabang perusahaannya di berbagai negara. Namun, identitas anaknya selalu mereka tutupi, tapi sekarang udah terbongkar, yaitu Anya, selebgram yang beberapa bulan belakangan ini lagi naik daun," jelas Tanisa.

"Selebgram?"

"Iya, makanya orang-orang sekolah pada heboh waktu denger Anya mau pindah ke sini. Wajahnya yang cantik karna blasteran Amerika-Indonesia dengan tubuh yang bodygoals, siapa yang gak tertarik coba sama dia?" Bulan mengangguk-angguk paham.

"Kapan dia akan mulai sekolah di sini?"

"Besok."

***

"Kalian sudah tau tentang Anya yang akan pindah ke SMA kita?" tanya Bu Susi, guru biologi yang sedang mengajar di kelas XI IPA-1.

"SUDAH BUUU," jawab kelas itu serempak, termasuk Bulan dan Tanisa.

"Ibu harap mulai besok, kalian nggak bersikap semena-mena sama dia. Jangan macam-macam, kalau kalian sampai macam-macam, urusannya bisa dibawa ke pihak hukum. Berhubung, kalian pasti sudah tau identitas dia," ucapan Bu Susi seketika membuat Bulan mengernyit heran.

"Maaf, Bu, tapi apa seharusnya dia dihormati segitunya?" entah mendapat keberanian dari mana, Bulan berdiri dan langsung memberi pertanyaan yang membuat teman sekelasnya melongo tak percaya. Membuat keadaan kelas menjadi hening seketika.

"Bulan, kenapa kamu bertanya seperti itu?" Bu Susi menatap Bulan tak percaya.

"Saya hanya bertanya. Merasa aneh karena kenapa yang harus disegani dan dihormati itu harus orang kaya aja? Orang yang terpandang, orang yang punya nama. Kenapa orang-orang bawah yang nggak punya apa-apa rata-rata banyak yang ditindas? Padahal, orang atas maupun bawah itu sama, sama-sama manusia, nggak ada bedanya. Sesama manusia ya, pasti harus bisa menghargai satu sama lain, kan?" Tanisa seketika menepuk dahinya keras.

Antara Bulan dan BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang