35. MENYESAL?

9.4K 743 104
                                    

Biar gak lupa alur, baca ulang scene terakhir part sebelumnya.

Ini part Bintang menyesal. Jadi, waktunya sungkem sama saya🛐

Ada perantara: Antara Bintang nyesel, atau kalian yang nyesel☺️🙏🏿

*****

Bintang merampas ponselnya saat itu juga lalu mendial nomor Bulan.

Bodoh. Bintang baru menyadari jika Bulan ternyata telah memblokirnya.

"ANJING!" teriak Bintang saat itu juga.

Detik selanjutnya Bintang segera merampas kunci mobil yang ada di atas nakas lalu berlari menuruni tangga.

Saat itu Elina, Dandi, dan Alami yang sudah siap sedikit terkejut dengan larian Bintang dari arah tangga. Wajah cowok itu terlihat merah padam.

"Kamu kenapa, Ta?" tanya Elina, khawatir.

Bukannya menjawab, Bintang malah semakin mempercepat langkahnya menuju pintu.

"Bintang! Kamu mau ke mana?!" teriak Dandi sambil menyusul langkah Bintang.

"Bintang! Sebentar lagi kita berangkat!" Elina ikut menyusul ke depan.

"Bintang!" Dandi berhasil mencekal pergelangan tangan Bintang, membuat cowok itu menghentikan langkahnya.

"Kamu mau ke mana?"

Bintang menghempaskan tangan Dandi yang mencekal tangannya. Ia menatap dalam mata Papa-nya itu. Seperkian detik berikutnya, Bintang kembali berlari menuju garasi dan melajukan mobilnya pergi dari sana.

"Ikutin Bintang, Mas!" suruh Elina.

Dandi segera mengambil kunci mobilnya di dalam rumah lalu menyusul Bintang. Sedangkan Elina, wanita itu tiba-tiba memegangi kepalanya yang terasa pusing. Alami dengan sigap langsung menahan tubuh Mama-nya itu, lalu membawanya perlahan ke dalam rumah.

Sedangkan di sisi lain, meskipun tau Bulan telah memblokir nomornya, Bintang terus saja memberikan spam chat dan telpon.

Bintang mengendarai mobilnya seperti orang kesetanan di jalanan yang lumayan kosong waktu itu. Cowok itu memukul stir mobilnya kuat sambil terus memberikan sumpah serapah pada dirinya sendiri.

"BANGSAT!"

Bintang memukul kepalanya berkali-kali dengan gertakan gigi yang kuat membuat urat-urat di lehernya menonjol.

Setelah sampai di depan gerbang rumah Bulan, Bintang langsung berlari turun.

Cowok itu memperlambat langkahnya saat melihat jelas gerbang rumah itu sudah digembok. Bintang menatap ke halaman rumah Bulan yang sepi.

"BULAN!" teriaknya.

"BULAN, KELUAR!"

"KELUAR, LA!"

Bintang berteriak sambil menggoyang-goyangkan gerbang itu. Berharap gerbang itu terbuka.

"BULAN!" teriak Bintang sekali lagi.

"BULAN KELUAR!"

"BULAN!!!!"

"KALAU LO WAKTU ITU JANJI BUAT DATANG KE ACARA PERTUNANGAN GUE, SEKARANG GUE PASTIIN PERTUNANGAN ITU GAK AKAN PERNAH ADA, LA!"

"BULAN!" terakhir Bintang berteriak.

Bintang sadar, rumah itu ternyata sudah benar-benar kosong.

Bulan-nya sudah benar-benar pergi meninggalkannya.

Antara Bulan dan BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang