26. MAAF UNTUKMU

3.8K 420 25
                                    

Bantu 10K kali dibaca dan 1K vote Fyen, jangan siders ya🤗😘

*****

Setelah menempuh perjalanan sekitar 20 menit, akhirnya Bintang pun memberhentikan motornya tepat di halaman rumah Bulan, cowok itu memasukkan motornya karena kebetulan gerbang rumah milik Bulan sudah terbuka.

"Ma–makasih ya udah mau nganterin aku," cicit Bulan takut. "Kamu mau ke dalam dulu?"

Bintang menggeleng. "Soal tadi—"

"Surpriiiiiiise," di teras rumah Bulan, terdapat Risa dan Arta yang tak lain adalah Bunda dan Ayah Bulan. Kedua orang paruh baya itu tampak menatap putri mereka dengan binar terang.

Bulan dan Bintang menatap ke arah keduanya terkejut.

"Bunda, Ayah, kalian kapan pulang? Kok gak ngabarin, sih?" Bulan berlari menghampiri kedua orangtuanya itu.

Risa memeluk putri semata wayangnya begitu erat, sorot kerinduan tak lagi bisa ia sembunyikan untuk Bulan, putri tunggalnya.

Bulan melepaskan pelukannya, ia menatap bergantian Ayah dan Bunda-nya. "Ayah gak mau dipeluk, nih? Gak kangen?"

Bulan tersenyum, sudah beberapa bulan ini ia sangat menanti-nanti kehadiran kedua orangtuanya, dan kini, mereka dapat ia peluk dengan nyata.

"Ula kangen banget tau sama kalian," Bulan menepis air matanya yang berhasil lolos.

Bintang yang tadinya akan pulang pun mengurungkan niatnya, cowok itu berjalan mendekat ke arah mereka. "Halo Bunda, Yah,"

"Eh, halo Bintang, kamu apa kabar nak?" tanya Risa.

"Baik Bun," jawab Bintang setelah selesai menyalami kedua paruh baya itu.

"Kamu pulang sama Bintang, La?" tanya Arta, Bulan diam sejenak menatap Bintang ragu, lalu gadis itu mengangguk pelan

"Bagus, ternyata kamu jaga amanah dari Ayah buat jagain Bulan," Arta menepuk pelan pundak Bintang, membuat cowok itu tersenyum ragu.

"Ya sudah, ayo masuk, Bunda bawa sesuatu untuk kalian," Risa dan Arta berjalan lebih dulu ke dalam rumah, menyisakan Bulan dan Bintang di sana.

Bulan menatap Bintang yang terlihat tengah ragu, cewek itu tersenyum tipis. "Ayo Bi, pasti Bunda masak makanan kesukaan kita,"

Bintang sedikit terpaku dengan ucapan Bulan, bisa-bisanya gadis itu masih bisa baik setelah kejadian tadi. Bintang mengangguk lalu berjalan mengikuti Bulan dari belakang.

"Sini-sini," ajak Risa yang tengah membuka sesuatu di ruang tamu.

"Tuh, Bunda beliin ini khusus untuk kalian. Coba dibuka," Risa memberikan masing-masing satu paper bag besar kepada Bulan dan Bintang. Lalu keduanya membuka isi paper bag itu.

"Bun, ini kan ...." Bulan mengangkat tinggi pakaian yang ada di dalam paper bag itu.

"Itu dress, Bunda pesen itu nunggunya lamaaaa banget. Dipakai, ya?" lalu atensi Risa teralih pada Bintang. "Sama, jas yang itu juga pasti cocok banget sama kamu, Ta. Coba pakai," Bintang mengangguk sambil tersenyum tipis, lalu kembali memasukkan jas setelannya ke dalam paper bag.

"Makasih, Bun," ucap Bintang sedikit tidak enak hati.

"Sama-sama. Oh iya, Bunda juga bawa oleh-oleh lain buat dibawa ke rumah kamu, Ta. Tapi nanti aja deh ya kalau pas kamu mau pulang?" Bintang kembali mengangguki ucapan Risa.

"Mama ngapain sih beliin aku gaun? Kan Bulan masih punya banyak gaun dikamar," ketus Bulan.

"Ya cocok dong, kamu Bunda beliin dress dan Bintang Bunda beliin setelan jas, jadi kaya couple goals-couple goals gitu tau," Risa terkekeh pelan.

Antara Bulan dan BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang