Malam ini, ditemani dengan angin malam yang menembus lewat jendela kamar yang terbuka, Risa menatap foto keluarga yang terpajang di dinding kamarnya dengan sendu. Besok pagi, ia akan kembali pergi ke Singapura, Arta sudah kembali ke sana tepat 3 minggu lalu. Seperti apa yang ia janjikan kepada Bulan kalau ia tidak bisa berlama-lama di Indonesia.
Suara dering telpon membuat wanita itu menoleh, Arta menelponnya.
"Halo, Mas?"
"Masih belum tidur juga?" Risa menatap pada jam dinding yang menunjukkan pukul 10 malam.
"Belum, aku masih belum bisa tidur,"
"Oke, aku mengerti. Kamu selalu seperti ini jika akan meninggalkan Bulan kembali,"
"Iya, kamu tau itu. Tapi, sekarang rasanya sangat berat, lebih berat dari sebelum-sebelumnya,"
"Kenapa? Bulan baik-baik aja, kan?"
"Aku menemukan sesuatu dari diri Bulan yang selama ini dia sembunyikan Mas,"
"Sesuatu? Apa?"
"Lima hari lalu, aku bertemu dengan seseorang. Dia ...."
Sore ini Risa memutuskan untuk pergi ke mal yang tak berada jauh dari rumahnya. Bulan tak ikut karna gadis itu bilang kalau badannya sedang pegal-pegal.
Setelah puas berbelanja pakaian untuknya dan juga Bulan, Risa akhirnya memutuskan untuk pulang. Namun, saat berada di parkiran mal, seorang gadis yang tengah berjalan terburu-buru menabraknya. Hal itu membuat barang-barang yang ia bawa jatuh berserakan.
"Aduh, maaf Tante," gadis itu membantu memunguti beberapa paper bag yang terjatuh dan mengembalikannya pada Risa.
"Sekali lagi maaf ya," belum sempat Risa menjawab, gadis itu sudah kembali berlalu dari sana. Melihat itu, Risa hanya bisa menggeleng pelan, saat kakinya kembali terlangkah menuju mobil, ekor matanya menangkap sebuah dompet yang tergeletak begitu saja.
Risa mengambil dompet berwarna biru itu lalu mengecek KTP di dalamnya. Di sana terdapat sebuah KTP dengan foto yang sama seperti gadis tadi.
"Ini pasti dompet anak tadi," Risa segera bergegas kembali masuk ke area mal, matanya menyipit untuk mencari gadis itu. Di sana ia melihat gadis itu berjalan di belokan lantai 1.
Setelah berlari, akhirnya Risa sampai di depan toilet yang ia yakini kalau gadis itu masuk ke dalam sana.
Benar, saat masuk, gadis itu sepertinya tengah bertelepon dengan seseorang di balik bilik toilet.
"Permi—"
"Apa yang lo dapat hari ini?" terdengar samar seseorang menjawab dari sebrang sana.
"Apa?! Gila! Jadi benar kalau Bulan itu suka sama Bintang?!"
"Menurut lo, hal apa lagi yang harus gue lakuin buat ngasih pelajaran ke Bulan?" perlahan, senyum smirk tersemat di wajah gadis itu saat mendengar jawaban dari sebrang sana.
"Ide bagus. Jadi, waktu bagus buat ngelakuin hal itu kapan?"
Setelah mendapat jawabannya, gadis itu menutup telponnya secara sepihak, lalu kembali ke luar dari dalam bilik toilet. Tubuhnya terperanjat saat mendapati seorang wanita paruh baya yang tengah menatapnya.
"Maaf, mau apa, ya?"
"Oh, ini, saya mau mengembalikan dompet kamu. Ini dompet kamu kan?" Risa menunjukkan dompet itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Bulan dan Bintang
Teen FictionSUDAH TAMAT DAN PART MASIH LENGKAP. Mencintaimu adalah patah hati yang di rencanakan. Seperti yang dikatakan banyak khalayak orang. Tidak mungkin jika di dalam persahabatan berbeda gender salah satunya tidak memiliki perasaan suka. Ini tentang seora...