Bulan menatap ponselnya penuh harap. Sampai sekarang pesannya sama sekali belum dibalas oleh Bintang. Hal itu tentu membuatnya semakin gelisah. Iya, gelisah sendiri.
Bulan: Bintang
Bulan: Udah bangun?
Bulan: Jangan lupa makan
Hanya 3 pesan itu yang ia kirim pukul 5 pagi tadi. Namun, mungkin pesan yang akan diterima Bintang akan lebih dari 50 pesan, karna laki-laki itu belum membaca pesannya dari empat hari yang lalu.
Bulan menghembuskan napas saat ojek yang ia pesan sudah sampai. Cewek itupun segera naik dan motor itupun melaju menuju sekolahnya.
Setelah membayar sesuai tarif, Bulan kembali melangkahkan kaki memasuki area SMA Cakrawala. Kebetulan sekolah masih sepi, ia sengaja berangkat lebih awal, yaitu pukul 6. Cewek itu mempererat pegangannya pada tali ransel yang ia gunakan. Cuaca hari ini begitu dingin, maka dari itu ia memutuskan untuk memakai jaket dengan warna pink, lengkap dengan bando berwarna biru yang ia gunakan. Hal itu semakin menambah kesan tersendiri baginya.
Sebuah notifikasi yang berbunyi dari handphonenya membuat ia seketika refleks mengambil handphone di saku bajunya.
Bintang: Di mana?
Ya, sebuah notifikasi pesan itu dari Bintang. Orang yang sangat ia nanti-nantikan kehadirannya akhir-akhir ini.
Bulan: Udah di sekolah
Bintang: Tunggu di sana
Melihat pesan terakhir yang dikirimkan Bintang seketika membuat Bulan mengernyit. Gadis itu membalikkan badannya saat mendengar suara langkah larian seseorang di belakang.
"Bintang?" gumamnya saat melihat sosok itu yang tengah berlari ke arahnya.
"Bintang? Ada apa?" tanya Bulan, sedikit panik.
Bintang berhenti dengan napas tersengal. Lalu matanya menghujam lebih dalam manik mata milik Bulan. Di tengah-tengah koridor sekolah yang sepi, keduanya menciptakan sebuah keheningan, sepasang sahabat itu saling bertatapan dengan dalam, seolah menyampaikan rindunya masing-masing.
"Bintang? Are you ok?" tanya Bulan, menyadarkan lamunan Bintang.
"Hm,"
"Ada apa? Kenapa lari-lari?" tanya Bulan lagi.
Bintang menggeleng, lalu tangannya menarik tangan Bulan menuju rooftop. Hal itu membuat Bulan sedikit kebingungan. Gadis itu berusaha menyeimbangkan langkah kakinya dengan langkah lebar milik Bintang.
"Kenapa kamu bawa aku ke rooftop?" tanya Bulan masih kebingungan.
"Anya, Anya mana? Kamu gak sama Anya?" tanya Bulan kembali setelah menyadari sesuatu.
Bintang menggeleng. "Kenapa nanyain dia?"
"Aku cuma nanya aja. Biasanya kan kamu gak bisa jauh dari Anya," balas Bulan sambil tersenyum tipis di akhir kalimatnya.
"Bukannya gak bisa, tapi Anya yang selalu ngintilin gue." jawaban dari Bintang tentu membuat Bulan sedikit terkejut.
"Kenapa kamu ngomong gitu?" tanya Bulan, langsung diberi gelengan oleh Bintang.
"Lo tau hubungan kita?"
"Kita? Kamu sama Anya?" Bintang mengangguk. "Pacaran, kan?"
"Terus?"
Hening sesaat. "Kata Mama, kamu sama Anya juga mau tunangan, kan?"
"Tunangan?" Bintang tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Bulan dan Bintang
Teen FictionSUDAH TAMAT DAN PART MASIH LENGKAP. Mencintaimu adalah patah hati yang di rencanakan. Seperti yang dikatakan banyak khalayak orang. Tidak mungkin jika di dalam persahabatan berbeda gender salah satunya tidak memiliki perasaan suka. Ini tentang seora...