Kaget banget dapet notif banyak🥺
Makasih buat kalian yang udah mau baca cerita Bulan dan Bintang ini, i'm so happy!Tapi kenapa bacanya pada mencal-mencal dari prolog langsung ke part 24😭
Itu pasti kalian lagi nyari part nyesel Bintang, kan?😭Ku mau kasih bocoran di author note di akhir paragraf bab 25 ini. Sekarang, baca dulu aja ya🤤
******
Tidak ada alasan untuk menyerah mencintainya.
-Bulan Tara Agistira
*****
Pagi ini Bulan berangkat sekolah seperti biasa. Ia juga membawa nasi goreng buatannya sendiri untuk diberikan kepada Bintang. Setelah selesai memakai sepatu di teras rumah, ia pun segera berlari ke gerbang rumah saat melihat taksi yang ia pesan sudah sampai.
Di dalam mobil, Bulan menatap bekalnya yang ia simpan di dalam paper bag plus dengan air minumnya juga. Ia harap, Bintang menyukainya. Tadi juga ia sengaja bangun lebih awal untuk menyiapkan semuanya, oh ya, tak lupa juga ia membawa bekal berisi roti selai untuk Tanisa.
Setelah sampai dan selesai membayar taksi sesuai tarif, Bulan pun berjalan menuju kelasnya. Di sana ternyata sudah ada Tanisa.
"Tumben kamu Tan, jam segini udah di sekolah," tanya Bulan sambil duduk dan menyimpan paper bag yang ia bawa di meja.
"Lagi pengen aja. Oh ya, lo bawa apa tuh? Buat gue ya?" Tanisa menatap paper bag yang Bulan bawa sambil berbinar.
"Nggak, itu buat Bintang. Kalau buat kamu, beda lagi," Bulan merogoh isi ranselnya dan mengambil kotak bekal berisi roti selai stroberi kesukaan Tanisa. "Nih, ini buat kamu,"
"Serius nih?" Tanisa mengambil cepat kotak bekal itu.
"Dimakan, ya,"
"Ya pastilah. Lagian ini serius buat gue semua?"
"Serius. Kalau gitu, aku ke kelas Bintang dulu ya," ucap Bulan sambil beranjak. Tanisa mengacungkan kedua jempol tangannya sambil memakan roti dengan lahap.
Bulan yang melihat itu menggelengkan kepalanya heran, "Awas keselek," ucapnya sambil kembali berjalan menuju kelas Bintang.
Di depan kelas Bintang, terdapat anak-anak RANGER yang sedang berkumpul. Bulan lantas menghampiri mereka. "Permisi Kak, ada Bintang nggak?"
"Bintang? Lo cari Bintang?" tanya Gema membuat Bulan mengangguk.
"Lo mau jadi nyamuknya dia setelah kita semua ini?" lanjut Gema yang langsung diberi gelak tawa oleh teman-temannya, kecuali Arsenta, Dewa dan Langit. "Dia ada tuh di dalem, lagi pacaran sama Anya." sambung Gema.
"Oke, makasih Kak,"
Benar saja, di dalam, Bintang tengah duduk berdampingan dengan Anya yang tengah menyandarkan kepala di bahu laki-laki itu. Jangan tanya bagaimana perasaan Bulan sekarang, yang pasti, ia mulai tidak nyaman dengan suasana di sini.
"Bintang," panggilnya tak terlalu keras, namun Bintang, cowok itu tampak masih fokus memainkan handphone-nya.
"Bintang," panggil Bulan lagi, sedikit lebih keras. Sialnya, Bintang seolah tuli, begitupun dengan Anya, padahal sangat pasti jika kedua orang itu mendengar panggilannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Bulan dan Bintang
Teen FictionSUDAH TAMAT DAN PART MASIH LENGKAP. Mencintaimu adalah patah hati yang di rencanakan. Seperti yang dikatakan banyak khalayak orang. Tidak mungkin jika di dalam persahabatan berbeda gender salah satunya tidak memiliki perasaan suka. Ini tentang seora...