34. WAKTUNYA MENYERAH, LA.

7.8K 769 134
                                    

Istirahat siang ini seluruh siswa-siswi SMA Cakrawala digemparkan dengan tersebarnya undangan pertunangan Bintang dan Anya. Tak sedikit dari mereka yang mengucapkan selamat pada keduanya. Hal itupun sudah terdengar di telinga Bulan.

Tak sedikit juga saat Bulan melintasi koridor dan beberapa area sekolah lainnya beberapa orang banyak yang menyindirnya. Dengan mengata-ngatai jika Bintang memang lebih cocok dengan Anya daripada dengannya.

Dari atas koridor kelas 11 yang saat itu tengah sepi, Bulan bisa melihat interaksi Anya dan Bintang di lapangan sekolah. Keduanya terlihat begitu bahagia. Sederhana, tapi berhasil membuat rongga dada miliknya bergejolak.

"Kamu mau?" tanya Anya sambil memberikan sebatang coklat yang sudah ia bagi menjadi dua.

Bintang mengangguk. Ia lalu mengambil sepotong coklat itu, lalu memakannya.

"Bibir kamu belepotan, Ta," Anya tertawa pelan, lalu tangannya terulur untuk membersihkan sisa coklat yang menempel di bibir Bintang.

"Thanks,"

Anya mengangguk. "Air minum tadi mana? Aku haus, nih,"

Bintang memberikan sebotol air mineral yang dipegangnya.

"Kamu mau minum juga?" tawar Anya. Bintang menggeleng.

"Kamu kenapa, sih? Diem mulu," Anya mengerucutkan bibirnya sebal.

Bintang tersenyum tipis. "Nggak kok,"

Anya menyandarkan kepalanya pada pundak Bintang.

"Aku gak pernah nyangka kalau kita bakal tunangan," Anya tersenyum tipis di akhir kalimatnya.

"Itu yang kamu mau, kan?" Bintang mengangkat sebelah alisnya.

Anya mengangguk.

"Pulang sekolah aku ada pemotretan. Aku dijemput supir, jadi kamu gak perlu anter aku pulang," ucap Anya. "Tapi inget, jangan sampe kamu cari kesempatan karena aku pulang sama supir dan kamu malah pulang sama Bulan,"

Bintang menghembuskan napas beratnya, lalu mengangguk pelan. "Iya, nggak akan,"

"Promise?"

Bintang mengangguk.

"ANYA!" teriak Kayla dari ujung lapangan. Gadis itu berlari menghampiri Anya.

"Nya, lo sama gue kebagian cari referensi di perpus buat tugas kelompok minggu kemarin. Deadline-nya kan dua hari lagi, jadi harus buru-buru dikerjain," jelas Kayla dengan napas tersenggal.

Anya mendengus pelan. Lalu gadis itu berdiri dari duduknya. "Ya udah, ayo ke perpus,"

"Ta, aku pergi dulu, ya. Bye," lalu Anya dan Kayla bergegas dari sana, meninggalkan Bintang yang menatap keduanya hingga menghilang ditelan jarak.

Bintang menghembuskan napasnya pelan, lalu berdiri. Ia mengedarkan pandangannya ke sekitar. Saat itu juga, ekor matanya dapat menangkap kehadiran Bulan yang tengah berdiri menatapnya dari pembatas koridor lantai 3. Tatapan datar itu seolah menyiratkan banyak akan makna.

Detik selanjutnya, Bintang bergegas pergi dari sana, menghiraukan tatapan Bulan yang ditujukan padanya.

Iya, kini semuanya telah berubah.

***

Satu hari sebelum acara pertunangan Bintang dengan Anya telah tiba. Keluarga Lesham dan Bagaskara tengah sibuk-sibuknya menyiapkan acara. Selama 5 hari kemarin, Bintang benar-benar menjaga jarak dengan Bulan. Lebih tepatnya menghindar.

Acara pertunangan pun akan dilaksanakan di sebuah hotel ternama di Jakarta. Keluarga Lesham dan Bagaskara benar-benar akan membuat acara ini meriah.

Antara Bulan dan BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang