28. PERTIKAIAN DAN SEBUAH DIARY

4K 441 14
                                    

Bel sekolah sudah berdering beberapa menit yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bel sekolah sudah berdering beberapa menit yang lalu. Bulan yang baru saja terbangun oleh deringan bel itupun mulai beranjak dari tidurnya dengan pelan-pelan.

Di saat yang bersamaan, Tanisa yang baru saja tiba di pintu UKS pun langsung berlari menghampiri Bulan. "Duh, La, hati-hati dong,"

"Mau ke mana? Duduk dulu aja di sini, biar nanti pulang bareng gue aja," sambungnya.

"Gak usah Tan, aku bisa pulang sendiri," Bulan menyandarkan tubuhnya pada brankar.

"Nggak. Bisa-bisa lo pingsan lagi, sekarang lo pasti masih pusing kan?" tanya Tanisa.

"Cuma dikit, nanti juga sembuh,"

"Udah gapapa. Lo pulang sama gue aja, bentar lagi supir bokap gue sampai, katanya baru otw," kekeh Tanisa.

"Tan, rumah kita kan gak searah, nanti supir kamu kasian," Bulan menatap Tanisa dengan tatapan memohon. Setelahnya sebuah notifikasi terdengar dari handphone milik Tanisa.

"Bentar, supir gue nelpon nih," Tanisa lalu mengangkat telpon dari ponselnya itu.

"Halo, Pak?"

"Kenapa? Bapak gak bisa jemput?" Tanisa mendesah kecewa.

"Ya udah Pak, gak papa," Tanisa menatap merasa bersalah kepada Bulan setelah mematikan sambungannya.

"Aduh, sorry La, kata supir gue ban mobil tiba-tiba bocor dan harus dibawa ke bengkel dulu. Katanya sih gak bisa nunggu waktu sebentar, jadi gue gak bisa nganter lo pulang,"

"Tuh kan, nggak papa, lagian aku juga udah baikan," Bulan tersenyum di akhir kalimatnya.

Suara ketukan pintu mengalihkan perhatian keduanya, di sana terdapat Damar dengan kepala yang menyembul ke dalam. Cowok itu masuk lalu kembali menutup pintu UKS dengan pelan.

"Kak Damar?"

"Tadi aku denger kata orang-orang kalau kamu di bawa ke UKS. Jadi sekarang ke sini," jawab Damar seolah mengerti dengan tatapan Bulan.

"Gimana? Udah baikan?" Bulan mengangguk pelan. "Udah kok,"

"Oh iya Kak, lo bawa mobil gak? Kalau iya, lo bisa nganterin Bulan ke rumahnya, gak? Soalnya kasian kan dia kalau pulang sendiri," cerocos Tanisa tanpa tau malu. Bulan yang melihat itu menatap geram ke arah sahabatnya.

"Eh nggak usah Kak, aku bisa naik taksi," tambah Bulan.

"Nggak papa kan Kak kalau Bulan pulang sama Kakak?" timpal Tanisa.

Damar mengangguk cepat. "Gak papa, santai aja, biar aku yang anterin kamu La,"

"Ya udah, mau pulang sekarang? Sekolah udah mulai sepi," sambung Damar. Bulan pun dibantu berdiri oleh Tanisa, lalu memapahnya dengan hati-hati, takut jika Bulan kembali terhuyung.

Antara Bulan dan BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang