Singapura, 2018.
Dua tahun setelah ia pergi meninggalkan semua kenangannya.
730 hari ia lewati untuk melupakan sosok itu. Melupakan semua kenangan yang pernah ia buat bersama sosok yang dulu sangat ia cintai.
Ralat, bahkan sampai sekarang, saat di mana ia berjanji untuk melupakan sosok itu, ia sama sekali belum pernah berhasil.
Malam itu, Bulan memutuskan untuk berjalan-jalan di Jembatan Helix, Singapura. Banyak orang yang berlalu-lalang juga di sana.
Sambil menenangkan diri dan mencari referensi tugas selanjutnya yang belum sempat ia selesaikan tadi, Bulan memilih jembatan ini karena pemandangannya yang indah. Lampu-lampu yang bertebaran itu saling menyala saat malam tiba.
Pemandangan dari jembatan yang memperlihatkan sungai di sekelilingnya itu membuat beban di dalam pikirannya seakan menghilang.
Bulan dapat merasakan hembusan angin yang menerbangkan rambut hitamnya. Gadis itu tersenyum, lalu memotret pemandangan di hadapannya menggunakan ponsel.
Saking fokusnya memotret, Bulan sampai tidak sengaja menabrak tubuh seseorang. Hal itu membuat handphone dalam genggamannya terjatuh ke lantai.
"I'm sorry, i didn't mean to," Bulan membungkukkan badannya sopan.
(Aku minta maaf, aku tidak sengaja.)
Sebelum Bulan menegakkan kembali tubuhnya, orang itu dengan cekatan mengambil ponsel milik Bulan yang belum sempat Bulan ambil.
"It doesn't matter, i was also at fault for not watching my steps properly," ucap orang itu sambil mengulurkan ponsel milik Bulan.
(Tidak masalah, aku juga bersalah karena tidak memperhatikan langkahku dengan benar.)
"Your phone?" sambung orang itu.
Bulan mengangguk lalu mengambil handphone-nya tanpa berani menatap orang itu.
"Thank you,"
Tanpa menunggu balasan dari orang itu lagi, Bulan segera pergi dari sana. Sial, ia teledor sekali.
Namun, baru saja kakinya melangkah, seseorang itu mencekal tangannya membuat Bulan seketika menghentikan langkahnya sekaligus terkejut.
"Bulan?"
Perlahan, Bulan membalikkan tubuhnya.
Sekarang ia dapat melihat, siapa orang itu.
Bulan dapat merasakan kini detak jantungnya berpacu dua kali lebih cepat, atmosfer di sekelilingnya seolah berhenti begitu saja. Ia sempat lupa bagaimana caranya bernapas.
"Bi-Bintang?"
Bulan terbata. Detik selanjutnya, Bulan menarik kasar tangannya yang dicekal oleh sosok di hadapannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Bulan dan Bintang
Teen FictionSUDAH TAMAT DAN PART MASIH LENGKAP. Mencintaimu adalah patah hati yang di rencanakan. Seperti yang dikatakan banyak khalayak orang. Tidak mungkin jika di dalam persahabatan berbeda gender salah satunya tidak memiliki perasaan suka. Ini tentang seora...