18. GEJOLAK

2.5K 333 5
                                    

Bulan: Bintang, hari ini, mau jemput aku lagi, gak?

Bulan mengirim pesan singkat itu dengan harapan begitu besar. Gadis itu menggigit jarinya saat pesan yang ia berikan sudah terbaca oleh Bintang.

Bintang: Nggak

Bulan: Kenapa?

Bulan kembali mengirimkan pesannya dengan raut wajah berkerut bingung. Bintang tak lagi membalasnya, laki-laki itu hanya membaca pesannya saja.

Bulan menghembuskan napasnya lalu beranjak setelah memesan ojek online.

"Kira-kira, Bintang kenapa, ya?" gumamnya sambil berjalan melintasi pekarangan rumah.

***

"Bulan, Bulan. Harus berapa kali sih kita ngelakuin ini ke lo biar lo kapok?" ucap Kayla, gadis itu ikut berjongkok menyetarakan tingginya dengan Bulan yang sudah terduduk karena dorongannya.

"Gue kan pernah bilang, lo jangan lagi deketin Bintang, kalau ...." Kayla mengangkat dagu Bulan agar menatapnya, gadis itu tersenyum menyungging. "Kalau lo masih sayang nyawa,"

"Tapi, salah aku di mana?" tanya Bulan dengan mata memerah.

"Lo masih nanya?" Kayla menatap teman-temannya yang ada di belakang, yang sedang berjaga-jaga bila ada orang yang masuk ke dalam toilet itu. "Lo pura-pura bego atau bego beneran, sih?"

"Aku nggak ada niatan buat rebut Bintang dari kamu. Tapi, Bintang nya aja yang gak mau sama kamu," entah mendapat keberanian darimana, Bulan menepis tangan Kayla yang ada di dagunya. "Jangan ganggu aku, kalau kamu cemburu, kamu salahin Bintang yang nggak pernah mau ngelirik usaha kamu buat dapetin dia."

"Berani lo?!" Kayla menahan pundak Bulan kuat agar gadis itu kembali duduk.

"Lo kira lo siapa yang berani nyuruh-nyuruh gue?!"

Plak!

"Nggak ada!" sarkas Kayla.

Bulan memegangi pipinya yang terasa panas. "Dengan cara kamu nyiksa aku kaya gini, itu semakin membuat Bintang benci sama kamu,"

"Iya! Karna lo yang ngadu sama dia!"

"Nggak! Aku gak pernah ngadu!"

"Terus?"

Bulan terdiam, ia juga tidak tau jawabannya. "Satu hal yang perlu kamu tau, aku sama Bintang itu gak lebih dari sahabat. Kita deket karna alasan—"

"Tapi lo suka, kan, sama dia?" pertanyaan itu membuat Bulan seketika membatu.

"Ng—nggak, kata siapa? Kamu gak usah sok tau," ujarnya ambigu.

"Bohong." balas Kayla tak percaya, gadis itu melipat kedua tangannya di dada dengan posisi masih berjongkok.

"Kamu gak percaya?" Kayla menggeleng.

"Gue gak akan pernah percaya sama orang kaya lo!"

"Tapi, kamu—"

"Kay, ada suara orang yang mau masuk," salah seorang dari 3 orang yang berjaga menyahut. Membuat Kayla seketika berdecak kesal, gadis itu menatap Bulan tajam. "Urusan kita belum selesai kalau lo belum bisa jauh-jauh dari Bintang." tekannya.

Setelah melihat Kayla dan ketiga temannya lenyap dari pandangan, Bulan mulai bangkit dari duduknya, tubuhnya terasa remuk. Gadis itu menatap siku tangan kirinya yang tadi terbentur lumayan keras, di sana ada tanda memar.

Bulan membasuh wajahnya, lalu berjalan ke luar toilet dengan langkah sedikit pincang. Ia akan pergi ke UKS untuk mengobati lukanya.

"Heh, Bulan!" teriak Tanisa dari arah belakang. Bulan yang mendengar suara gadis itu sesegera mungkin kembali berjalan dengan normal dan menyembunyikan luka di tangannya.

Antara Bulan dan BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang