15. GEMERLAP MALAM

2.8K 334 3
                                    

Tidak ada yang baru, kamu akan selalu menjadi peran utama di setiap jalan ceritaku.

–Bulan Tara Agistira.

*****

Bulan memasuki kamarnya yang berada di rumah Bintang. Setelah menemani Alami memakan mie ayam, ia pun kembali ke kamar untuk beristirahat sejenak.

Seperti sekarang, ia tengah membalas berbagai chat random yang dikirimkan oleh Tanisa kepadanya. Meskipun tidak penting, jujur saja, ia merasa terhibur oleh gadis itu, terkadang ia senyum-senyum sendiri membaca pesan candaan yang dikirimkan Tanisa.

Tanisa
Lo mau nginep di rumah Kak Bintang lagi, La?

Bulan
Iya

Tanisa
Gue mau ngajak lo ke luar nih

Bulan
Aduh, ke luar?

Tanisa
Iya. Tapi gak jadi, gue paham betul kalau lo gak bakal nyia-nyiain kesempatan itu

Bulan
Tan ....
Makasih, ya
Kamu kok selalu ngerti, sih
Jadi terharu :(

Tanisa
Alay lu

Bulan
Ck, gak jadi sedih, deh.

Tanisa
Btw, kenapa lo malah main hp? Kak Bintang emangnya lagi di mana?

Bulan
Lagi nganterin Alami buat kerja kelompok ke rumah temennya

Tanisa
Oh
Eh, La, gue tiba-tiba mau pup, nih
Bye duluuu

Bulan
Idih, dasar jorok

Bulan tersenyum sambil kembali menyimpan handphonenya di nakas. Ngomong-ngomong soal Bintang, sekarang laki-laki itu memang tengah mengantar Alami untuk kerja kelompok. Sedangkan Elina dan Dandi, mereka tengah ke luar untuk belanja. Mumpung Papa ada di sini, Mama mau minta di temenin belanja, itu kalimat terakhir Elina yang diucapkan kepadanya sebelum wanita paruh baya itu pergi.

Bulan menatap jendela kamarnya sebelum setelahnya terdengar seseorang membuka pintu kamar. Di sana terdapat kepala Bintang yang tengah menatap ke arahnya. Laki-laki itu tersenyum lalu masuk ke dalam.

"Gue kira lo pulang," ujarnya.

"Gimana bisa pulang kalau Alami udah bertindak?" jawabnya sambil melihat Bintang duduk di sofa yang ada di kamar itu.

"Yah, anak itu gak usah didengerin,"

"Aku gak mau kejadian beberapa bulan lalu kembali terulang, waktu bangun-bangun aku udah nggak ada karna pulang ngendap-ngendap semalam. Dan akhirnya, Alami marah sama aku dan ke semua orang rumah,"

"Iya, sih. Itu anak emang aneh banget kalau sama lo. Kadang gue bingung, yang sebenarnya kakak dia itu gue, atau lo?" Bulan tertawa pelan mendengar penuturan laki-laki itu. "Menurut kamu?"

"Ya jelas gue,"

"Itu kamu tau. Ngapain bingung pake nanya-nanya segala?" Bintang terkekeh pelan lalu menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa.

Antara Bulan dan BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang