6. SOK PEDULI?

4.6K 526 7
                                    

Bulan memekik kaget saat tubuhnya diseret begitu saja ke dalam toilet sekolah. Ia mendapat dua orang gadis yang tengah menatapnya penuh amarah.

"Bulan," salah satu gadis itu berjalan mengelilingi tubuh Bulan yang berdiri di tengah-tengah bilik toilet.

"Bulan Tara Agistira. Gadis benalu dalam hubungan Bintang, alias pacar gue," gadis bernama Kayla itu mengangkat dagu Bulan dengan paksa agar ia bisa melihat dengan jelas wajah ketakutan miliknya.

"Pa-pacar? Bukannya pacar Bintang yang di SMA Arjuna, ya?" cicit Bulan, takut.

Kayla, gadis itu menghela nafas. "Mereka udah putus. Jelaslah Bintang milih gue, gue kan, cantik,"

"Dan lo," Kayla mengambil anak rambut milik Bulan dan menyelipkannya di belakang telinga, lalu matanya menelisik masuk ke dalam mata milik Bulan. "Lo jangan sok-sokan pengaruhi Bintang buat nggak jemput gue tadi pagi. Lo pikir lo siapa?"

"Lihat!" Kayla memutar tubuh Bulan agar menghadap cermin toilet yang terpajang besar di sana. "Lo itu nggak cocok sama Bintang! Jangan mentang-mentang lo udah lama kenal sama dia, lo bisa seenaknya!" Kayla mendorong kasar tubuh Bulan hingga terbentur dinding toilet. Gadis itu meringis, terkejut dengan tindakan Kayla yang tidak bisa ia baca. Sedangkan teman Kayla, gadis itu sibuk menonton dengan senyum remehnya.

"Lo harus sadar diri!" tekan Kayla, kuat.

"Ini baru permulaan, kalau hal ini terulang lagi, gue akan lebih dari ini!" Bulan memejamkan matanya kuat, susah payah menahan air matanya yang selalu ingin berjatuhan tanpa persetujuan darinya.

"Emang salah kalau aku berangkat bareng Bintang?" ucapnya, entah mendapat keberanian dari mana.

Kayla yang sudah akan membuka knop pintu toilet pun mengurungkan niatnya. Gadis itu berbalik, kembali menatap Bulan.

"Lo masih berani ngebantah?"

"Kamu nggak usah seenaknya, aku berangkat sama Bintang juga bukan keinginan aku. Dia yang mau, seharusnya kamu marahin dia, bukan malah marahin aku,"

"YA KALAU LO NOLAK, BINTANG JUGA NGGAK AKAN JADI PERGI BARENG LO!" balas Kayla cepat.

"Kamu suka sama dia?"

"Kalau iya emangnya kenapa?!"

"Kamu-" ucapan Bulan terpotong begitu saja setelah bel istirahat berbunyi, sedangkan Kayla, gadis itu menghembuskan nafasnya kesal. "Urusan kita belum selesai. Dan satu lagi, jangan ganggu waktu gue dan Bintang hari ini," pintu toilet tertutup, menyisakan Bulan dengan perasaan kalang kabut. Ia tidak mengerti, entah kejadian yang keberapa puluh kali saat pacar-pacarnya Bintang menyiksanya di sekolah ini. Sebenarnya laki-laki itu sudah mempunyai berapa ratus perempuan, sih?

Bohong kalau Bulan tidak pernah sakit hati ataupun kecewa kepada Bintang. Ia selalu merasakan rasa sakit itu setiap detik yang ia jalani, ia memang mencintai dan menyayangi Bintang, tapi jika terus seperti ini, apakah rasa itu akan perlahan memudar dengan sendirinya?

Jika menyatakan yang sebenarnya, itu adalah hal paling mustahil dalam hidup Bulan. Pergi atau duduk berdua dengan Bintang saja ia sudah diserang habis-habisan, apalagi jika menyatakan perasaan yang sebenarnya. Perasaan yang selalu ia tutup dengan rapat selama ini.

***

Bulan berjalan gontai dengan tatapan sendu di koridor sekolah. Ia akan pergi ke UKS untuk mengistirahatkan kepalanya yang tiba-tiba pusing.

Dari arah berlawanan, ada Arsenta yang berjalan seraya menatapnya sekilas. Laki-laki itu tampak sangat kusut sekali, entah kenapa. Omong-omong, menurut kabar yang beredar, Arsenta sedang dekat-dekatnya dengan gadis bernama Violet. Namun, Bulan tak mau mempermasalahkan hal itu, ia setuju-setuju saja, mereka terlihat tampak cocok ketika di waktu yang bersamaan. Violet yang cerewet akan terlihat jutek ketika di dekat Arsenta yang selalu berusaha mendekati gadis itu.

Antara Bulan dan BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang