Satu

72K 5.7K 306
                                    


Ide cerita ini tuh udh lama bgt lho sebenernya. Terinspirasi waktu Super Junior ngadain Super Show di Arab Saudi. Terus Elf Arab bikin banner digital di tempat konser yg isinya The Dream Has Come True.

Wkwkwk secara Sushow beneran baru pertama kali itu di adain di sana. Inget sih dulu aku, sebelum coroncek menyerang.

Dan dri kata2 itu, aku malah melebarkannya jdi alur hahaha.
Gk jelas bgt kan akuuu
Yodah yuk, happy reading..

***

"Lo udah buka website?"

"Belum, emang kenapa?"

"The Dream Has Come True, udah buka pendaftaran!"

"Oh, my gosh! Lo serius?"

"Iyalah, makanya gue nanya, lo udah buka website belum? Buru kalau mau daftar. Kuotanya tetep sepuluh kandidat per fakultas."

"Ah, gilak! Gilak! Website eror! Ini pasti lagi berebut daftar nih!"

Diam-diam Lana terus mencuri dengar. Sengaja berjalan di belakang anak-anak fakultas hukum, Lana menyimak obrolan mereka dengan saksama. Bak tengah menyaring materi dari dosen di depan kelas, Lana menyerap tiap informasi dengan khidmat. Tak boleh ada yang terlewat.

"God! Akhirnya, gue bisa akses!" Cewek berambut pendek itu berseru girang. "Aduh, please deh semoga anak hukum belum ada yang denger."

"Dududu ... lo pilih siapa buat jadi dream partner?" rekan si cewek berambut pendek itu bertanya. "Kalau dari fakultas kita mustahil sih belum denger."

Benar.

Cewek-cewek fakultas hukum di kampus ini terkenal cukup up to date untuk berita besar berbau kesenangan. Berbeda dengan anak-anak di fakultas Lana. Mungkin tidak semua kampus seperti itu. Hanya saja di sini, fakultas Lana terkenal dengan cewek-cewek yang tak tertarik pada hal-hal iseng tanpa manfaat.

Makanya, Lana tetap memutuskan mengikuti cewek-cewek sebayanya ini semenjak berada di gerbang kampus. Ia sedang mengumpulkan informasi terkait acara tahunan yang kerap dibicarakan para kating alias kakak tingkat tiap minggu terakhir menjelang ujian semester.

"Tahun ini pasti banyak yang baru 'kan?" cewek dengan rambut cokelat mulai fokus pada ponsel dan abai ke jalanannya menuju fakultas. "Anak-anak teknik semester empat banyak nih!" pekiknya histeris seraya menyodorkan ponsel pada temannya untuk melihat laman the most popular campus alias para dream partner.

"Ah, ada Reno!"

Deg.

Lana berhenti melangkah.

Matanya yang tadi menatap paving blok tempatnya mengayun langkah, kini mulai terangkat. Lalu menatap punggung dua perempuan yang baru saja menyebutkan nama yang selama ini diam-diam bertahta di hatinya.

Reno ...

Lalu kepalanya tertoleh pada parkiran sepeda motor yang ramai. Irisnya yang sehitam jelaga mulai mencari-cari. Hingga pada satu titik yang sudah ia hafal mati, netranya menemukan apa yang ingin ia lihat. Walau jauh, entah kenapa ia selalu bisa mengenali. Kemudian mulai mengingat kebiasaan orang itu.

Seperti setiap hari Selasa dan Jumat, Reno akan membawa motor. Sementara hari Senin, Rabu dan Kamis, Reno selalu mengendarai mobil.

Pemuda yang usianya tak jauh beda darinya itu, tampak tengah duduk pada pagar besi pembatas parkiran. Bercengkrama dengan teman-temannya dan tampak asyik. Ada siluet tawa yang mampu ia tangkap di sana. Hal yang kemudian turut membuat Lana melebarkan senyumnya juga.

Dream PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang