Perasaan akuu tuh, tadi udah update juga di lapak ini lhoo hahahaha
Ternyata aku lagi berhalusinasi yesssYaudah yuk, kita ketemu Reno yg ulalaa nggak manzaaaa wkwkwkk
Happy reading...
Sekarang, pagi adalah neraka untuk Lana.
Ia harus berjibaku dengan rasa mual di antara kelas pagi yang harus diburu. Pusing yang tak kunjung mereda, juga rasa lapar yang menyiksa, membuat Lana suka sekali menangis karena perpaduan rasa itu.
Semuanya teramat melelahkan.
Ia menjadi sangat menyedihkan.
Berulang kali, ia harus mengangkat tangan di tengah-tengah asyiknya dosen menerangkan. Mualnya sungguh tak tertahankan. Ia perlu memuntahkan sesuatu, agar tenggorokannya berhenti bergejolak.
Dan ia tahu, kasak-kusuk mengenai dirinya sudah mulai berdengung. Kebiasannya ke toilet untuk muntah, tentu saja patut dipertanyakan. Belum lagi gaya berpakaiannya akhir-akhir ini. Lana tahu betul, dirinya sudah diperhatikan.
"Lan?"
Ia sedang membasuh wajahnya dengan air, ketika Hera dan Nailah-teman sekelasnya-berdiri di sebelah. Lana mencoba tersenyum lewat pantulan cermin. Walau tubuhnya terasa sangat lemas, ia tidak mau semudah itu memberi makan keingintahuan mereka. "Kelasnya Pak Budi udah kelar, ya?" lagi-lagi ia izin ke toilet di tengah kelas yang sedang berlangsung. "Gue tadi mules. Sakit banget perutnya."
"Oh, gue pikir lagi ada isi tuh perut."
Tengkuk Lana meremang.
"Eh, sori-sori, Lan. Gue cuma bercanda kok."
Celetukan tadi berasal dari Kiara, teman sekelasnya yang baru saja memasuki toilet. Lana yakin betul bahwa mereka semua sedang gencar-gencarnya bergosip tentang dirinya.
"Outfit lo sekarang memang mengusung tema kedodoran atau gimana sih, Lan?" Nailah melirik Lana sebentar sebelum kemudian menyapukan liptint ke area bibirnya. "Ternyata, lo pecinta over size, ya?"
"Kayakanya setelah liburan, selera fashion lo berubah, ya, Lan?" Kiara kembali menumpahkan celetukannya. Kali ini, sambil tertawa. "Oh, mungkin karena akhir-akhir ini lo sering sakit, ya, Lan? Sakit apa sih, Lan? Masuk angin?"
"Hati-hati lho, masuk angin zaman sekarang," Hera ikut-ikutan. "Katanya, masuk angin zaman sekarang tuh suka bikin perut rada buncit gitu."
Tubuh Lana kontan menegang.
Mencoba melihat penampilannya saat ini, Lana benar-benar tampak menyedihkan.
Rambutnya mencuat dari kunciran. Wajahnya polos, karena ia memang tak punya tenaga tuk menghias diri. Bibirnya pucat, sementara kantung matanya terlihat. Kemeja over size, membungkus tubuhnya yang kurus. Mengenakan rok plisket panjang, Lana memang tampak berantakan.
"Gu-gue, duluan, ya?" Lana tidak ingin mendengar ocehan mereka lebih lama. Ia segera meraih tasnya. Kelas selanjutnya di mulai satu jam lagi. Ia bisa saja pulang ke kost. Namun pagi tadi, Reno mengiriminya pesan. Laki-laki itu ingin bertemu dengannya. "Duluan, ya, semua," ia coba menampilkan senyum.
"Gue yakin hamil sih."
Jantung Lana tertikam.
"Kelihatan kok. Anak FK juga pernah bilang, katanya ada anak FKIP yang hamil. Gue yakin dia orangnya."
Deg.
Suara-suara itu masih mampu terdengar. Karena posisi saat ini, Lana berada di depan toilet. Mereka bergosip tentang dirinya. Benarkah kehamilannya ini sudah benar-benar terlihat?
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Partner
ChickLitMenjadi pengagum yang tersembunyi, Kalanaya Zavira akhirnya mendapatkan kesempatan untuk menghabiskan waktu satu malam bersama Moreno. Dari sebuah website rahasia yang dikelola oleh senior kampus, Lana memperoleh undangan yang ia idam-idamkan. Dan M...